33 years old ...
Kadang badanku masih sering meriang karena memikirkan Sani. Saat pergi dari kota ke kota, terbang dari satu bandara ke bandara lain, aku memikirkan tentang banyak hal yang bisa kulakukan dengan lebih baik. Pada alkohol yang kuteguk bersama kawan-kawanku, aku sering berharap aku dan Sani masih memiliki satu sama lain, namun kini kami hanya memiliki Zoya dan Wylla, dan cintanya padaku telah beku di suatu tempat paling asing di stratosfer, sedangkan cintaku padanya tersesat karena tak lagi diinginkan.
"And, we're here," kata Sani, memarkirkan mobilnya di lapangan parkir di depan apartemenku.
"Ya, great," sahutku tak tulus. Waktuku dan Sani telah selesai, begini saja. Di mobil, tak banyak bicara, aku ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengannya, sedangkan ia ingin cepat-cepat pergi.
"Kamu ada rencana nggak akhir minggu nanti?" aku bertanya.
Sani mengangguk. "Aku mau nyusul anak-anak," jawabnya.
"Oh, wow, can I come?"
"Ada gila-gilanya kamu. Nggak, lagian aku stay di tempat Ibu." Ujar Sani tegas.
Aku mengangguk mafhum. Ibunya masih tidak menyukaiku karena perceraian kami. "Kalau nanti malem? Kamu ada plan?"
"Besok hari kerja, aku harus tidur early."
Aku terdiam melihat sisi wajahnya yang berusaha keras untuk tak menengok ke arahku. Aku mengangguk. "Oke," ujarku, lalu kulihat Sani melirik ke arahku.
"Kenapa?" Ia bertanya.
Aku menggeleng, menarik napas panjang untuk menekan segumpal perasaan yang rasanya ingin meledak di kerongkonganku. Kepalaku berusaha menamai perasaan itu, perasaan itu seperti rindu, hanya lebih pekat dan kental hingga membuat napasku tercekat.
"I'll see you around?"
Sani mengedikkan bahunya. "I guess," jawabnya.
Saat melihat mobilnya keluar dari tempat parkir komplek apartemen, segala hal tentangnya menabrakku satu per satu sampai aku tidak bisa memungkirinya lagi.
Aku tidak bisa mencintai orang lain seperti aku mencintai Sani.
¤•¤•¤•¤
Hari sudah gelap saat aku sampai di teras rumah Sani bersama tas ransel dan koperku.
Aku tahu Semesta tidak selalu membuat kebetulan, jadi aku harus membuatnya sendiri.
Jadi aku menelpon Sani karena ada masalah dengan kunci elektronik apartemenku yang tidak mau terbuka. Ia tahu, sejak Papa meninggal, Mama tinggal bersama kakakku di Los Angeles, jadi ia terpaksa menerimaku karena aku tidak punya banyak teman atau kerabat di Jakarta yang bisa jadi tempatku menginap.
Karena Sani terlalu mengenalku untuk tahu trik-trikku, aku sampai perlu menyuap pihak lobby untuk berbohong pada Sani agar aku bisa sampai di depan rumah ini, dan ... misi berhasil!
Aku membunyikan bel rumah, suara yang akrab kudengar bertahun-tahun yang lalu, suara bel rumah kami yang dibeli atas namanya. Lalu Sani membukakan pintu, ia mengenakan sweater abu-abu universitas yang sudah lusuh dan celana pendek warna putih. Ia tidak melihat wajahku, namun aku tahu ia kesal saat menarik koperku masuk dan menjelaskan dengan sangat cepat bagaimana aku tidak boleh naik ke lantai dua dan hanya boleh menggunakan kamar Zoya dan Wylla sebagai tempat untuk menyimpan tas dan koper, selebihnya sofa ruang TV adalah tempat tidurku.
"Ada lagi?" tanyaku.
"Masih ada spaghetti di kulkas kalau kamu laper. Panasin aja kalau mau makan."
Sani segera berpaling dariku dan naik ke kamarnya, kamar kami, dulunya. Aku tersenyum, lalu berjalan ke kamar gadis-gadis kecilku, melihat foto-foto keluarga yang tertempel pada dinding dekorasi, lalu aku juga menemukan fotoku, dan bagaimana aku hanya hadir lewat pesan video pada hari-hari terpenting mereka selama lima tahun terakhir. Aku terduduk di kursi belajar Wylla, mejanya rapi, buku-bukunya tertata sesuai warna, aku langsung tersenyum geli menyadari betapa sifat Wylla begitu mirip dengan Sani, lalu saat aku melihat ke arah meja Zoya, aku langsung yakin bahwa darah Waloni mengalir terlalu banyak pada dirinya, ia sama berantakannya sepertiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
[🔛] Being a Dad
RomanceKeenan Judha Waloni (Jungwoo) realize he had made a grave mistake when he was younger: cheat on the love of his life. Seven years has passed since his divorce and now he's back in town after five years of spiritual journey around the globe, hoping f...