Tahu gak kenapa harimau di masukin kandang? Iya, soalnya yang harus disayang itu——
gak penting, lanjut baca binabul aja!
***
Oke, sebagai babu serta manusia yang baik dan budiman, Bulan menuruti ucapan Bintang kemarin di dalam telepon untuk tak membeli donat.
Tapi apa balasan cowok itu?
Bulan mendengus lagi saat mengingat kejadian yang ia alami hari ini. Nasib buruk menimpanya.
Pertama, saat ingin berangkat ke sekolah hujan turun membuat Bulan harus menepikan motornya untuk memakai jas hujan. Namun belum sempurna jas hujan terpasang, mobil dengan kecepatan tinggi melintas di depannya membuat genangan air yang dilintasinya jadi menyiram bagian bawahnya.
Lalu, saat sudah sampai sekolah, Bulan bergegas pergi ke toilet untuk membersihkan rok nya yang kotor karena terkena cipratan air. Tapi setelah Bulan kembali ke kelas, ternyata jam pelajaran sudah dimulai, dan hal itu membuat Bulan dihukum membersihkan perpustakaan saat jam istirahat kedua karena telat masuk ke dalam kelas walaupun tasnya sudah ada di dalam.
Dan yang paling menyebalkan lagi, ia tak bisa menikmati jam istirahat.
Nasib sialnya hari ini bertambah dikala ia tak mendapatkan donat kesukaannya.
Donat itu sudah seperti makanan pokok kedua bagi Bulan. Makannya, ia paling jengkel disaat ia tak dapat memakan makanan olahan dari tepung itu. Cukup saat weekend saja untuk baginya puasa donat!
"Masih aja annoying!" cibir Bulan seraya menghentak-hentakkan kakinya sebal di sepanjang lorong supermarket. Selepas pulang sekolah Bulan memang langsung mandi dan pergi ke supermarket untuk membeli beberapa kebutuhan.
Yang ia maksud annoying adalah cowok yang melarangnya untuk memakan donat kemarin. Lagian kenapa, sih, Bulan menurut begitu saja? Jika saja ia tak menuruti Bintang untuk tak beli donat hari ini, kemarin malam pasti Bulan akan menghubungi Mbak Ika dan ia akan mendapatkan donat-donatnya.
"Ck. Lah... AW!" Bulan meringis disaat sesuatu menjatuhi kepalanya. Ia menunduk dan mendapati satu kotak sereal yang baru saja menimpa kepalanya.
Kepala Bulan terangkat untuk melihat siapa pelaku yang menyebabkan kepalanya terasa sedikit nyeri sekarang.
"Ana?" gumam Bulan saat melihat yang menjatuhkan kotak sereal barusan adalah Ana.
"Eh, Bulan," balas Ana dengan meringis kecil. Buru-buru ia meminta maaf karena kejadian barusan, dan memungut sereal tadi lalu memasukkannya ke dalam keranjangnya.
"Gak apa-apa," ucap Bulan karena tak tega melihat tatapan bersalah yang Ana tunjukkan. Padahal niatnya, ia sudah akan memarahi orang yang sudah menjatuhkan sereal itu ke kepalanya, tapi ia urungkan saat mengetahui jika orang itu adalah Ana. Apalagi mengingat Ana yang baru saja mengalami buli beberapa hari lalu, membuat hati Bulan tak tega.
"Gimana kabar lo?" tanya Bulan. Kini ia dan Ana tengah bersisian untuk mengantri membayar total belanjaan mereka.
"Baik," balas Ana seraya tersenyum kecil. Nyatanya, Bulan yang selalu di cibir "Tidak peduli terhadap sekitar" memiliki jiwa peduli dan solidaritas tinggi.
"Makasih, ya, Lan, buat yang waktu itu," ucap Ana sungguh-sungguh.
Bulan mengangguk dan bergumam. "Orang kayak Tania harus dikasih pelajaran, Na."
Ana mengangguk menyetujui perkataan Bulan, orang seperti Tania memang harus diberi pelajaran agar kapok.
Setelah selesai membayar, Ana menyuruh Bulan untuk menjagakan belanjaannya sebentar di basemant supermarket, katanya ada something.
Kurang lebih 10 menit Bulan menunggu, Ana kembali dengan sekantong plastik berwarna putih, lalu memberikannya kepada Bulan.
Alis Bulan terangkat satu melihat tulisan J.C.O di plastik itu.
"Buat gue?"
"Iya, buat kamu. Anggap aja ini sebagai permintaan terima kasih aku karena kamu udah nolongin aku waktu itu."
Karena tergiur membayangkan betapa enak serta manisnya donat-donat di dalam plastik itu, tanpa sungkan Bulan menerimanya.
"Thanks."
"Iya, sama-sama."
Lalu kedua gadis itu berjalan menuju parkiran dengan membawa belanjaan masing-masing.
"Lo naik motor sendiri?" tanya Bulan setelah menyimpan belanjaan serta pemberian Ana di motornya.
Ana yang baru saja mengirimkan pesan kepada seseorang mendongak lalu menggeleng. "Enggak, aku dijemput teman," jawabnya.
Bulan hanya manggut-manggut. "Gue tinggal gak apa-apa?"
"Gak apa-apa, Lan. Temanku katanya udah dekat," ucap Ana.
Bulan kembali manggut-manggut. Ia menaiki motornya, dan memakai helmnya. Baru saja mengeluarkan motornya dari tempatnya parkir tadi, suara klakson membuat dirinya menoleh. Terlihat Ana menghampiri motor itu.
Bulan mendengus disaat tahu siapa orang yang mengklakson tadi, ia mengendarai pelan motornya hingga sampai di dekat moto tadi. Ana juga sudah nangkring di atas motornya.
"Teman apa pacar?" tanya Bulan menyindir ucapan Ana yang katanya dijemput teman.
"Teman, kok," jawab Ana seraya malu-malu.
"Dih, di komentar IG gue aja katanya mau ada yang di seriusin," ucap Bulan.
"Gak usah julid lo," balas orang yang menjemput Ana, Devan.
"Temen gue kasih kepastian dulu, ege," lanjut Devan.
"Lo juga kasih kepastian Ana, lah, bego!"
"Kepastian? Gue sama dia udah jadian tuh kemarin."
***
Hm... Lan, kita di langkahin Devan sama Ana☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
Patrick and Sabit
Teen Fiction[Follow dulu sebelum membaca] "Fiks, no debat. Lo pacar gue, Bulan Anastasia." "Heh, ngaco ya lo!!!" Bulan Anastasia, gadis cantik yang selama 10 tahun terakhir ini menyibukkan diri untuk mencari sahabat kecilnya. Hingga tak sadar jika sifatnya b...