"Enyahlah omega!"
"Cih! Makhluk hina. Pergi!"
"Omega? Kamu laki-laki? Gila"
Mata Ten tetap lurus ke depan, tampak tidak peduli. Sesekali lirikan tajam itu ia berikan meski tidak banyak yang merasa takut.
Ten sudah kebal, sudah biasa.
Namun sayang, hatinya tidak bisa berbohong.
"Mereka pikir aku peduli?" Jawaban angkuh diiringi langkah kaki lebar dengan hentakan keras. Wujud pertahanan diri paling kuat yang ia bisa.
Moon Goddess pasti benci benar dengan kehadirannya di muka bumi. Sampai-sampai menakdirkan dirinya yang notabene lelaki dengan gelar omega.
Winwin sudah tidak kaget dengan hentakan keras meja yang menggetarkan komputer seperti sekarang ini. Sudah terlalu biasa. Tunggu saja, sebentar lagi pasti—
"Gila! Aku yang laki-laki aja bisa jaga mulut. Mereka yang omega dan jelas-jelas wanita, mulutnya seperti gak pernah sekolah."
Winwin menghela nafas, benar bukan? Lalu setelah ini—
"Diem, Win. Aku lagi kesal."
Iya benar lagi.
"Ten, Pintu toilet kosong sekarang. Kalau mau marah, cepat sana— iya aku gak akan bilang juga sama boss. Udah cepat." Winwin beri gesture tangan mengusir. Ten menjitak ujung kepala winwin sambil berlalu begitu saja.
"Sabar, Win. Sabar."
Bahkan saking seringnya begini, Winwin sudah tidak lagi merasa begitu kaget.
Ten taruh kasar tasnya di atas wastafel. Melihat pantulan dirinya di kaca. Raut wajahnya masih keras, tapi matanya juga mulai memerah meski tidak berair.
Ten itu tangguh, tapi tidak keras hati. Kuat tapi tidak cengeng. Maka jika melihat wajahnya yang seperti ini, sudah pasti sakit yang hatinya rasa begitu hebat.
Punggung tangan Ten mengusap kasar matanya. Tidak suka dengan airmata yang kurang ajar datang.
"Bajingan. Keparat. Mereka pikir aku mau hidup begini?" Geraman kesal itu pelan terdengar. Sengaja, khawatir ada yang mendengar.
Tangan Ten buru-buru rogoh botol kapsul di dalam tas. Ini hampir tanggal heat miliknya datang. Ia tidak mau jadi pusat perhatian dan hinaan jika feromonnya kuat tercium ke segala penjuru.
Ia telan pil itu dua sekaligus. Tidak peduli jika sebenarnya surpressan berlebih akan beri pengaruh buruk pada omega.
Setelah merapikan sejenak pakaian dan rambut, Ten melangkah keluar, kembali ke meja kerjanya dan ya, mungkin minta maaf lagi pada Winwin—meski ia tau pasti akan terulang lagi hal seperti ini di lain waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate
WerewolfAlpha dan Omega adalah takdir, tapi Johnny dan Ten adalah hati yang tertaut karena pilihan satu sama lain.