Rendra Pratama lahir di keluarga yang bisa dibilang cukup berada. Ayah dan ibu Rendra merupakan seorang Dokter bedah.
Awalnya Rendra dituntut untuk menjadi seorang dokter juga, namun Rendra menolaknya dengan tegas. Rendra tidak ingin menjadi dokter, itu bukan passionnya.
Ayah dan ibu Rendra akhirnya menyerah, membiarkan Rendra menentukan pilihannya sendiri.
Maka sekarang disinilah Rendra berada, di depan gedung Fakultas Seni di salah satu Kampus Swasta di Jakarta.
Ya, Rendra lebih memilih kuliah seni dari pada kedokteran. Rendra sangat suka melukis, semua curahan hatinya ia tuangkan ke dalam lukisan abstrak namun terlihat begitu indah.
Masa Orientasi Kehidupan Kampus hari pertamanya ia lewati dengan sangat baik. Ia banyak berkenalan dengan teman sekelompoknya, salah satunya Haekal yang ternyata mengambil jurusan yang sama dengannya.
Hari kedua OKK, semua mata tertuju kepada salah satu mahasiswa baru yang dibentak habis-habisan oleh salah satu kating di depan sana. Rendra bisa melihat gurat kemarahan dari kating itu.
"Lo tau gak kesalahan lo itu apa?" Bentak kating tersebut menggunakan microphonenya.
Rendra bergidik ngeri mendengar bentakan kating itu, tidak bisa dibayangkan apabila ia yang berada di posisi mahasiswa baru itu, sudah dipastikan air matanya akan keluar tanpa permisi.
Namun jawaban dari mahasiswa baru yang dibentak itu sontak menjadi bahan perbincangan maba lainnya, jawaban yang bisa membuat emosi siapa pun yang mendengarnya
"Engga tau, emangnya apa?"
Begitu jawaban mahasiwa baru itu. Rendra akui mahasiswa itu sangat berani.
"Lo kayaknya baru keliatan hari ini, hari pertama lo kemana?"
Kating itu bertanya dengan nada yang penuh dengan kemarahan.
"Tidurlah di rumah, ngapain lagi."
Seluruh mahasiswa baru yang duduk lesehan di lapangan itu semakin terkejut mendengar jawaban mahasiswa tengil itu. Berani sekali dia.
Diam-diam Rendra menaruh rasa penasaran dengan Mahasiswa baru itu. Siapa dia? Dari tempat duduknya ia bisa melihat bagaimana tampang mahasiswa itu. Wajahnya yang mirip kelinci, tatapan matanya yang sangat tajam, dan bibir tipis serta hidung mancungnya. Tanpa sadar Rendra terus memandang wajah sempurna mahasiswa yang tengah dibentak itu.
Oh tidak, apa ini? Mengapa muncul perasaan aneh di lubuk hati seorang Rendra Pratama? Tidak mungkin, ia normal,straight.
Namun hatinya tidak sejalan dengan otaknya. Hatinya tetap merasakan perasaan aneh saat memandang wajah mahasiswa tengil itu. Apakah seorang Rendra Pratama mulai meragukan orientasi seksualnya?
"Siapa nama lo?" Tanya kating itu masih dengan ekspresi datar.
"Jaendra Aditama."
Dan di sinilah mulainya kisah cinta seorang Rendra Pratama dengan Jaendra Aditama.
Gatel banget pengen buat cerita Jaemren hehe.
Enjoy guys❣
Jangan lupa voment❣
Baiii🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Can I Love U ? || JaemRen
RomanceCerita tentang dua orang remaja yang memperjuangkan cinta terlarangnya. ⚠️bxb ⚠️gay ⚠️sad romance ⚠️mengandung homophobic