• кємвαℓι кє ѕєкσℓαн

288 231 51
                                    

Rabu, 27 Februari 2019

Claudia memasuki kelasnya dengan raut wajah yang ceria-ia merasa senang karena bisa kembali ke sekolahnya. Setelah gadis itu duduk dan meletakkan tasnya di atas meja, Lena dan Rini-kedua sahabatnya-datang menghampirinya.

"Akhirnya lo masuk juga, Clau!" pekik Lena senang.

"Selama lo nggak masuk, kelas kita jadi sepi banget!" adu Rini dengan raut wajah kesalnya. "Kita kangen sama lo tau!"

"Setuju, tapi gue paling kangen sama suara lo sih. Asli deh, selama lo nggak di sini, kelas jadi sepi banget, Clau. Soalnya kan udah nggak ada lagi yang teriak-teriak buat suruh anak cowok piket."

"Biasa lah, sekretaris kita kan galak," sahut Lena yang langsung disambut hangat oleh tatapan tajam dari Claudia.

"Selama gue nggak masuk, kelas aman kan?"

"Aman sih, tapi tetep aja gue kangen sama teriakan merdu lo itu."

Claudia memutar bola matanya malas kala mendengar kalimat yang keluar dari mulut Rini. "Lo mau denger teriakan gue lagi nggak? Sini deketan, gue mau teriak langsung di kuping lo."

"Nggak gitu juga, Clau," bantah Rini dengan cepat. "Setelah gue liat-liat, lo makin ngeselin ya!"

Claudia tertawa kencang, sesekali ia juga memukuli tasnya sendiri. Melihat itu, Lena dan Rini hanya bisa tersenyum-keduanya senang karena akhirnya mereka bisa mendengar suara tawa itu lagi.

"Eh, hari ini kita ada jamkos nggak sih?" tanya Claudia setelah menghentikan tawanya.

"Ini masih pagi loh, Clau! Lagian lo juga baru datang, masa udah nanyain jamkos aja sih? Makin ngaco aja tuh otak."

Claudia hanya terkekeh kecil, ia tampak tak berniat membalas ucapan Lena.

"Clau, lo boleh jajan ke kantin nggak sih?"

Claudia menoleh ke arah Rini dengan tatapan bingungnya. "Emang sejak kapan gue dilarang jajan di kantin?"

"Lo serius nggak dilarang sama Tante, Om atau mungkin sama dokter lo gitu?" tanya Lena memastikan. "Setau gue, orang yang baru keluar dari rumah sakit itu nggak boleh makan sembarangan."

Claudia terdiam. Tak lama, dirinya menggeleng tegas. "Nggak ada larangan sih. Lagian siapa juga yang mau makan sembarangan?"

"Saran gue, biar kita nggak dimarahin sama Tante, gimana kalo nanti lo beli roti sama susu aja?" tanya Rini yang langsung disetujui oleh Lena.

Claudia mengangguk singkat. Menurutnya, saran Rini kali ini tidak begitu buruk. "Ide lo boleh juga."

~♥~

Pada jam istirahatnya kali ini, Claudia tampak asik dengan roti serta susu kemasan miliknya. Gadis itu kini tengah duduk santai bersama kedua sahabatnya. Ketiganya duduk tepat di tepi lapangan basket.

Sejak tadi, mata bulat gadis itu terus mengawasi gerak-gerik kekasihnya yang kini tengah asik bermain basket bersama teman-temannya di sana. Bahkan sesekali Claudia tampak tersenyum kala pandangan keduanya tak sengaja bertemu.

"Clau, lo dengerin gue nggak sih?" sungut Rini kesal. Pasalnya, sejak tadi ia asik bercerita tentang segala hal yang telah terjadi selama Claudia tidak hadir di sekolah, namun gadis itu malah tak memperhatikannya sama sekali. Benar-benar menyebalkan!

"Hah? Apaan?" sahut Claudia bingung.

"Ck, ternyata lo beneran nggak dengerin gue," balas Rini yang semakin geram.

Too Fast ᵐᵃʳᵏˡᵉᵉTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang