40. Crumble Apart

5.7K 644 37
                                    

Chaeyoung menatap pantulan diri di depan cermin kamar mandi. Penampilannya berantakan; rambut panjangnya tak beraturan, tubuhnya hanya dibalut handuk putih dan banyak bercak merah di sepanjang tulang selangka hingga dadanya.

Bulu kuduk Chaeyoung seketika meremang kala ia mengingat apa yang terjadi semalam. Dengan terburu-buru, Chaeyoung menyalakan keran wastafel dan membasuh wajahnya berkali-kali.

Ia harus segera sadar.

Saat Chaeyoung mematikan keran, sepasang tangan kokoh melingkar di pinggangnya. Hangat tubuh Jaehyun terasa lekat.

"Good morning," bisik Jaehyun di telinga Chaeyoung sebelum mencium pelipis perempuan itu. "Kenapa kamu bangun pagi banget? Aku masih ngantuk."

"Kalau masih ngantuk, tidur lagi." Chaeyoung mencoba melepas pelukan Jaehyun namun laki-laki itu tidak mengijinkannya. Bukannya terlepas, pelukan itu malah semakin erat.

"Tapi sama kamu." ciuman Jaehyun turun ke leher Chaeyoung dan saat tangannya mulai menjelajah ke sana-sini, Chaeyoung buru-buru menahannya.

"Jaehyun,"

"Hm?" jawabnya malas-malasan masih sambil menciumi bahu polos Chaeyoung.

"Sepertinya kita harus bicara."

"Oke, aku dengerin." Mata Jaehyun menatap netra Chaeyoung dari cermin.

"Bisa kamu lepasin aku dulu?"

"Begini saja boleh?"

"Sebentar, please." Chaeyoung mengurai lilitan tangan Jaehyun di pinggangnya. Laki-laki itu mengalah dan membiarkan Chaeyoung berbalik menghadapnya. Melihat Chaeyoung berdiri di hadapannya, dengan wajah khas bangun tidur membuat Jaehyun tersenyum kecil. Tangannya kemudian bergerak mengelus pelan pipi kiri Chaeyoung.

"Jaehyun, kita harus berhenti melakukan ini."

Satu alis tebal Jaehyun terangkat. "Melakukan apa?"

"Yang kita lakuin sekarang?"

"Memang kita sedang melakukan apa?"

"..."

"Aku nggak lagi ngapa-ngapain."

Chaeyoung menggeram pelan. "Kamu tahu maksud aku."

"Seks, maksud kamu? Kenapa? Apa aku ngelakuin kesalahan semalam? Apa aku terlalu kasar?"

"Bukan," sergah Chaeyoung cepat.

Malah sebaliknya.

Jaehyun terlalu lembut. Ia memperlakukan Chaeyoung seakan-akan dia adalah perempuan paling rapuh malam tadi. Jaehyun membuat Chaeyoung merasakan berbagai macam perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya selama mereka bercinta. Sorot matanya, ucapannya, sentuhannya, semua itu membuat hati Chaeyoung bergetar tak karuan.

Red. Red. Red.

Peringatan itu terngiang-ngiang di kepalanya, dan garis batas yang semula terlihat kabur kali ini muncul kembali.

Chaeyoung takut.

"Lalu apa?"

"Aku..." kalimat Chaeyoung menggantung. Melihat sorot mata kecewa Jaehyun membuatnya merasa bersalah. Tapi, ia tetap harus mengatakannya. "Aku nggak masalah dengan seks, but when it's over then it's over. Kamu nggak perlu ngelakuin after care atau lip service setelah itu."

"Lip service? Kamu ngomong apa, sih? Aku begini karena aku mau. Aku mau peluk kamu dan cium kamu, apa itu salah?"

"Tapi aku nggak mau."

My Valentines ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang