"Kekalahan adalah awal kesuksesan yang tertunda dan jangan menyerah kalau kalau tidak bisa mencapai sesuatu. Yakinlah setiap usaha tidak akan menghianati hasil."-Agaraya-
Sesampainya di kelas Raya langsung menaruh seragamnya di tasnya. Disisi lain Aga menatap lekat setiap inci wajah Raya yang membuat Raya risih dengannya.
"Ngapain sih elo natap gue?" Raya membalikkan tubuhnya dan menatap sinis wajah Aga.
'Baru tadi gue ingetin Raya kenapa balik lagi' batin Rain.
Aga justru malah berdiri dan mendekati Raya. Kini mereka saling bertatapan bukan tatapan kasih sayang tapi yang ada malah kebencian dimata Raya.
"Aku cuman mau minta maaf aja kok." Aga menata kacamata yang hampir saja menutupi hidungnya.
"Terserah elo gue nggak peduli." Raya langsung mengedarkan pandangannya menuju ke depan.
Betapa terkejutnya Raya melihat Bintang ada disana sambil tersenyum tipis. Tersenyum bukan karena suka dengan hal itu. Tapi maksudnya lain tersenyum untuk menertawai Raya yang bicara dengan cowok cupu seperti Aga.
Disisi lain Rain justru menekukkan kedua wajahnya karena takut dengan Bintang. Bukan takut karena di palak i uangnya. Justru takut nanti akan ada masalah baru dengan Raya. Yang nantinya pasti ada sangkut pautnya dengan dia.
"Raya elo cakep banget tatapan dengan Aga serasa pasangan aja." Bintang tertawa-tawa terbahak-bahak melihat kejadian itu.
Siswa-siswi di kelas hanya diam karena mereka sudah tahu betapa bahayanya mereka jika berurusan dengan Bintang, cowok badboy suka main basket, dinginnya seperti kutub es dan Raya seorang badgirl, tomboy, judes, dan juga main basket.
Lebih parahnya lagi mereka berdua terlahir dari keluarga berada membuat masalahpun tak berani membuat masalah dengan Bintang ataupun Raya. Sementara Aga malah semakin bingung dengan kehidupan Raya yang membuat semakin dalam untuk mendalami kehidupan Raya. Pastinya untuk menemukan cinta sejatinya.
Yang mau menerimanya apa adanya bukan karena materi dan penampilan.
Raya langsung mengepalkan kedua tangannya seraya menahan amarah karena perbuatan Bintang.
'Mungkin kalau ini bukan sekolah gue pasti akan baku hantam sama Bintang' batin Raya.
"Ray sabar jangan kebawa emosi," ceramah Rain sambil tersenyum tipis pada Raya.
Raya mengangguk pelan dan perlahan mengambil napasnya pelan-pelan lalu membuangnya. Akhirnya ia bisa sedikit tenang.
"Thanks Rain." Raya tersenyum tipis.
"Buat elo Aga lagi-lagi karena elo gue jadi malu. Kenapa sih elo selalu gangguin gue?" Raya menatap Aga dengan muka datar. Sementara Aga hanya dia membisu.
'Sabar Aga itu semua konsekuensinya kamu harus bisa' batin Aga menenangkan dirinya agar tidak terbawa emosi.
"Ray udah lah jangan salahin Aga lagi. Dia nggak salah itu cuman salah paham," tutur Rain membela Aga.
Kenapa tiap Raya berperilaku buruk dengan Aga, Rain selalu mengelak?
Apakah Rain mempunyai perasaan terhadap Aga?Raya membatin tentang Rain. Entah kenapa perlakuan Rain terhadap Aga itu berbeda. Bukannya ia tidak menyukai tapi Raya hanya merasa risih dan tidak rela sahabatnya mendapatkan orang seperti Aga.
"Iya deh." Raya dan Rain berjalan beriringan menuju lapangan basket. Sementara Bintang malah masih ada di dalam kelasnya.
"Elo namanya Aga kan? Murid baru, selamat datang di sekolah. Nantikan kejutan dari gue." Bintang menuturkan itu pada Aga lalu pergi menuju lapangan basket untuk melakukan pertandingan basket bersama Raya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agaraya [END]
Teen Fiction"𝙺𝚒𝚝𝚊 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚙𝚊𝚜𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚗𝚜𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚞𝚔𝚒𝚛 𝚕𝚞𝚔𝚊 𝚍𝚒 𝚊𝚝𝚊𝚜 𝚍𝚞𝚔𝚊." ㅡ𝙰𝚐𝚊𝚜𝚊 𝙷𝚊𝚛𝚢𝚖𝚞𝚛𝚝𝚒ㅡ Aga dan Raya tidak salah hanya ingin saling menjaga justru berujung kesalahfahaman karena yang salah adala...