Sabtu, 23 Maret 2019
"Pagi, Tante."
"Pagi! Temennya Claudia ya?" tanya Rahel ramah.
"Iya, Tante. Nama aku Rini."
"Kalo aku Lena, Tante."
Rahel mengangguk seraya tersenyum manis. Setelahnya, ia segera mengantarkan kedua gadis itu untuk menuju kamar anaknya.
"Tante tinggal ya," ujar Rahel dengan lembut.
"Makasih, Tante," balas Lena dan Rini dengan kompak.
Setelah Rahel hilang dari pandangan keduanya, tatapan mereka langsung beralih ke arah Claudia. Mereka memperhatikan Claudia dengan intens, gadis itu tengah menutup matanya dan berbaring dengan tenang.
Dengan gerakan yang super pelan dan terkesan hati-hati, keduanya mulai berjalan mendekati Claudia. Mereka tak mau mengganggu waktu gadis itu.
Merasa ada yang tak beres, Claudia segera membuka matanya. Tak lama, dirinya sudah mendapati dua orang gadis berada di kamarnya.
Sambil cengengesan, Lena terus berjalan ke arah Claudia. "Hai, Clau! Gimana keadaan lo?"
"Hai! I'm fine."
Rini tersenyum senang. Ia sangat puas dengan jawaban yang Claudia berikan. "Sorry, Clau, kita baru bisa datang sekarang."
Claudia mengangguk kecil. "Hm, sorry, kalian siapa ya? Kenapa kalian bisa datang ke sini?"
Rini dan Lena menatap Claudia dengan tatapan tak percaya. Sebenarnya apa maksud dari pertanyaan Claudia yang satu ini?
Tak mendapatkan jawaban yang ia inginkan, Claudia kembali bersuara. "Sorry, a-aku salah ngomong ya?"
Rini dan Lena masih diam. Mereka bingung harus menjawab apa.
Tak lama, Rahel muncul di tengah-tengah mereka. Menatap Lena dan Rini dengan tatapan bersalah. "Maaf, tadi Tante lupa bilang ini ke kalian. Kalo kalian mau ngomong sama Claudia, tolong sebutin nama kalian juga ya?"
"Tapi kenapa, Tan?" tanya Lena dengan bingung.
Berbeda dengan Lena, Rini langsung mengangguk patuh. Tak lupa, ia juga menampilkan senyumannya yang manis. "Iya, Tan. Makasih buat informasinya," balas gadis itu.
"Tante tinggal lagi ya," ucap Rahel lalu meninggalkan ketiganya.
Rini masih menampilkan senyumnya, namun kali ini senyumnya ia tunjukkan untuk Claudia. "Hai, Clau! Gue Rini, sahabat lo."
Kerut di kening Claudia langsung menghilang kala mendengar kalimat yang terlontar dari mulut Rini. Tak lupa, ia pun membalas senyum gadis itu. "Hai, Rini. So-sorry ya."
"Santai aja," sahut Rini dengan cepat.
"Kalo yang itu siapa namanya?" cicit Claudia.
Rini tampak menyenggol lengan Lena. Menyuruh gadis itu untuk segera menjawab pertanyaan dari Claudia.
Lena menghela nafasnya sejenak. Setelahnya, ia langsung tersenyum lebar. "Gue Lena, Clau, sahabat lo juga."
Claudia tampak menganggukkan kepalanya, walau sebenarnya itu sedikit susah untuk ia lakukan.
"Lo serius gapapa kan, Clau?" tanya Lena, mengulangi pertanyaannya yang sebelumnya.
"I'm fine, Lena."
"O-oh, oke," balas Lena dengan ragu-ragu. Nyatanya, ia tak begitu mempercayai jawaban dari gadis itu.
"Clau, lo bosen nggak? Kita jalan-jalan yuk!" ajak Rini dengan antusias.
Claudia kembali terdiam. Ia sebenarnya ingin, namun dirinya takut merepotkan mereka.
"Gue izin ke Tante dulu deh," sambung Rini karena tak kunjung mendapatkan balasan dari Claudia.
Rini pergi meninggalkan keduanya. Setelah mendapatkan izin dari Rahel, gadis itu segera kembali, lengkap dengan senyum bahagianya.
"Dibolehin," jelas Rini. "Yuk, Clau!"
"Eh, Clau, lo masih kuat jalan kan?" tanya Lena.
Claudia mengangguk kecil. Senyum terukir jelas di wajahnya. "Masih kuat kok!"
Lena dan Rini tersenyum senang. Dengan gerakan yang super gesit, kedua gadis itu segera membantu Claudia untuk bangkit lalu menuntunnya dengan hati-hati. Tak lupa, keduanya juga memakaikan jaket dan juga syal kepada Claudia-mengingat cuaca pagi ini sangat sejuk.
Setelah sampai di bawah, kedua gadis itu segera mendudukkan Claudia di kursi rodanya dan mulai mendorong kursi roda itu untuk keluar rumah. Saat sudah menginjak halaman depan rumah Claudia, angin segar langsung menyapa kulit mereka dengan lembut dan tentu saja itu disambut dengan sangat baik oleh ketiganya, terutama oleh Claudia.
"Kita ke taman belakang rumah lo aja ya, Clau? Gue nggak berani kalo harus bawa lo ke taman komplek," bujuk Rini dengan hati-hati.
Claudia mengangguk cepat. Ia tidak peduli saat ini mau dibawa ke mana, karena sebenarnya, ia sendiri mulai lupa akan tempat-tempat yang dulu pernah dikunjunginya.
Kini mereka bertiga telah sampai di taman belakang rumah Claudia. Lena dan Rini membiarkan Claudia untuk tetap duduk di kursi roda, sedangkan keduanya memilih tetap setia berdiri di samping gadis itu.
Senyum Claudia mengembang sempurna. Ia tampak menikmati segarnya udara pagi yang terus menerpa kulitnya, membuat rambutnya turut bergerak mengikuti arah angin.
"Lo suka, Clau?" tanya Lena sambil terus memperhatikan gadis itu.
"Suka. Makasih ya!" balas Claudia tulus.
Mendengar jawaban yang begitu tulus dari gadis itu, entah kenapa, hati Lena dan Rini malah terasa perih. Tanpa sadar, air mata mulai turun membasahi pipi keduanya. Padahal sejak tadi, mereka sudah bersusah payah untuk menahan air mata itu. Namun nyatanya, air mata mereka tetap saja mengalir dengan deras. Karena tak ingin Claudia melihatnya, mereka langsung menghapus jejak air mata itu dengan kasar.
~♥~
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Fast ᵐᵃʳᵏˡᵉᵉ
Fanfic❝ 𝓲𝓷𝓲 𝓪𝓭𝓪𝓵𝓪𝓱 𝓬𝓮𝓻𝓲𝓽𝓪 𝓪𝓴𝓾 𝓭𝓪𝓷 𝓴𝓪𝓶𝓾 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓱𝓪𝓻𝓾𝓼 𝓫𝓮𝓻𝓪𝓴𝓱𝓲𝓻 𝓼𝓮𝓬𝓮𝓹𝓪𝓽 𝓲𝓷𝓲. ❞ ₛ: ₂/₈/₂₀₂₁ ₑ: ₂/₉/₂₀₂₁