16

502 77 2
                                    

» [미쳐 - 포미닛] «
0:01 ─〇───── 3:14
⇄ ◃◃ ⅠⅠ ▹▹ ↻

˚✩

Saat hendak keluar dari kelas Irene tidak sengaja bertabrakan dengan Seokjin dan membuatnya sedikit meringis karena lukanya semakin berdenyut nyeri. Seokjin merasa khawatir melihat Irene yang tampak sakit terlebih tersirat dari wajahnya yang pucat; ia melepas jaketnya dan memakaikannya kepada Irene.

Irene menolak dan berniat melepas jaket milik Seokjin tapi Seokjin mencegahnya, Dia berkata Irene pasti membutuhkannya. Tapi Irene lagi-lagi malah membuang jaket milik Seokjin dan menginjaknya.

Ia mendorong tubuh Seokjin agar tidak menghalangi jalannya dan bergegas pergi . Saat menuruni tangga entah kenapa Irene tiba-tiba tersandung kakinya sendiri dengan tidak elitnya tapi Taehyung untungnya berhasil menahan pinggangnya; jika tidak pasti tubuh mulus Irene akan mendapatkan goresan.

"Bisakah kau sedikit lebih berhati-hati? Coba bayangkan jika aku tidak dengan cepat meraih pinggangmu, kau pasti sudah terluka." Ujarnya.

Irene langsung menjauhkan dirinya dari Taehyung. Ia merapihkan kembali pakaiannya dan berkata bahwa dirinya harus pergi. Taehyung akan kembali meraih tangannya tapi Irene Langsung menjauhkan pergelangan tangannya.

"Aku tidak memiliki waktu untuk bicara denganmu." Ketusnya dan berjalan pergi meninggalkan Taehyung.

Jennie tidak hentinya memeriksa ponselnya pasalnya Taehyung tidak kunjung menghubunginya atau mengirim pesan kepadanya, terlebih saat ini Taehyung tidak masuk kelas begitu juga dengan Irene. Entah ini kebetulan atau yang sedang dipikirkannya benar, Taehyung dan Irene membolos bersama dan pergi berkencan sungguhan; dirinya tidak tahu.

"Itu tidak benar." Batinnya.

Ingin sekali rasanya dia bertanya kepada Seokjin tapi saat memandang wajahnya ia selalu teringat kesalahan yang diperbuatnya dengan Seokjin. Jennie meraih pulpennya lalu menggambar sketsa wajah tapi sesaat kemudian ia mencoretnya karena teringat saat Taehyung meninggalkannya begitu saja saat kelas Profesor Hu tadi.

Irene tiba di depan gedung Forensik digital; yang tidak lain merupakan badan seperti mata-mata yang menangani kasus serta pengumpulan bukti kejahatan. Dua pria yang terlihat seperti seorang pengawal mendekat kearah mobilnya dan membukakan pintu untuk dirinya.

Irene pun melangkahkan kakinya keluar dari mobil, ia memakai kacamata hitam yang dibawanya dan bergegas naik keruangan agen mata-mata itu dengan didampingi oleh dua pengawal yang mengikutinya dibelakang.

Irene dan kedua pengawalnya menerobos masuk keruangan. Park Min selaku pemilik dan atasan gerombolan anggotanya duduk berhadapan dengan Irene yang memberikan tatapan mautnya kepada dirinya.

Park Min menyodorkan berkas kepada Irene dan berkata dia serta rekan timnya sudah menggali sangat dalam tentang orang yang ia minta. Irene menerima berkas itu dan membukanya, ia tertawa bukan main saat membaca berkas itu.

"Dia jalang menjijikkan." Umpatnya.

Park Min menyuruh asistennya untuk membawa barang yang ditemukannya dalam bangkai mobil yang hancur dan kembali menyodorkannya kepada Irene.

"Ini chip yang berisi rekaman kamera dashboard mobil pada saat itu, namun beberapa rekaman video terakhir hampir tidak memiliki kualitas yang sempurna; bahkan sedikit rusak karena komponen kameranya terkelupas." Ujarnya.

"Berapa lama lagi akan selesai?" Tanya Irene.

Pak Min menjelaskan hanya tinggal beberapa komponen yang harus ia tambahkan lagi, maka barang yang diminta Irene akan selesai diperbaikinya. Irene melipatkan kedua tangannya didada lalu menaikkan kakinya keatas meja.

"Jangan coba-coba untuk menipuku, kau harus ingat siapa diriku." Tegasnya. "Dan apa kau sudah terkena demensia? Kau mengatakan hal yang sama kepadaku satu minggu yang lalu." Lanjutnya.

"Beraninya kau berbicara begitu kasar." Kesabaran Pak Min menguap.

Irene menurunkan kedua kakinya lalu menggebrakkan meja membuat Pak Min sedikit tersontak kaget. "Itu karena aku masih muda dan kasar sehingga aku ada disini." Ketusnya.

Irene bangkit dari duduknya dan Pak Min pun melakukan hal yang sama. Dia mengeluarkan segepok uang dari tasnya dan berjalan mendekat kearah Pak Min lalu menampar pipi Pak Min dengan uangnya.

"Camkan ucapanku ini, jika kau banyak berbicara tanpa berusaha maka dirimu akan cepat menghadapi kematianmu." Tegasnya.

Pak Min membungkuk meminta maaf dan mengatakan bahwa Irene boleh mengambil chipnya. Irene menepuk punggung Pak Min dengan kencang lalu bergegas pergi tapi sebelum itu ia mengisyaratkan kepada kedua pengawalnya untuk memukuli Pak Min terlebih dahulu.

Irene berjalan dengan angkuhnya sembari mengangkat bibirnya sebelah, ia tersenyum sinis karena sebentar lagi kebenaran akan segera terungkap melalui chip rekaman dasboard mobil yang dipegangnya.

🌼🌼🌼🌼
𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐚𝐧𝐝 𝐡𝐚𝐯𝐞 𝐚 𝐧𝐢𝐜𝐞 𝐝𝐚𝐲(◠‿・)

The Secret Of Savage Girl FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang