Thank You

644 75 3
                                    

Jongho sedari tadi menatap jam dinding dengan rasa gundah. Sampai saat ini orang yang ditunggu-tunggu tidak kunjung pulang. Dia kangen. Katanya pria itu berjanji akan pulang jam segini.
Dia celingukan dan bolak-balik menatap keluar jendela.

Seharusnya sekarang jam tidur Jongho yang biaaa si temani dengan bantuan pil tidurnya itu. Tapi Jongho ingin orang itu untuk menemaninya tidur agar mimpi buruknya tidak kumat lagi tanpa harus meneguk pil putih yang pahit itu. Dia merindukan mendapatkan pelukan hangat dari orang yang bermarga Kang itu.

Yeosang namanya, orang yang sedari Jongho tunggu. Pria berbahaya yang adalah seorang agen berdarah dingin—sekarang tidak lagi setelah bertemu dengan kekasihnya itu— yang setiap hari bergelut dengan dunia bawah yang kejam. Kang Yeosang tidak biasanya tidak memberi kabar pada kekasihnya itu.

"Mungkin dia sibuk," gumam Jongho sambil membuka lemari es sekejap kemudian menutupnya kembali. Dia bosan, rasanya Jongho ingin menarik Yeosang dari pekerjaannya yang berbahayanya. Tapi Jongho bisa apa, kalau ketahuan Jongho tau identitas Yeosang maka pria itu otomatis akan kehilangan pekerjaannya dan hidupnya.

Agen sialan!

Kenapa juga pekerjaan itu sangat meresahkan. Nama saja tidak terkenang tapi di kekang sampai mati. Sialan! Apa Jongho melamar jadi agen saja mengingat kemampuan bertarungnya tidak kalah hebat dengan pacarnya itu? Dia bisa saja sering bertemu dengan pria itu. Manis sekali.

"Kalau tidak menepati buat apa berjanji?!"

Jongho kesal. Ini sudah lebih sejam dia menunggu. Tidak ada tanda kekasihnya itu akan pulang. Jongho tetap kekeh menunggu Yeosang, dia mana mau berusaha setengah-setengah.

Ck. Jongho berdecak. Sejak tadi Jongho menarik dan mengeluarkan nafasnya. hah ditarik huh dihembus. Gitu saja sampai detik terus menerus bertambah. Kesal campur kangen. Jongho mana sudi di PHP-in seperti ini. Dia kan pengen cepet-cepet buat ketemu Yeosang, pengen cuddle, pengen kiss, pengen dengerin semua pengalaman Yeosang.

Sudahlah menunggu Yeosang sama saja dengan menunggu harapan palsu.

Jongho mau tidur saja.

Dia langsung meminum pil tidurnya dan segera naik ke atas dan merangkak yang kemudian menarik selimutnya agar menutupi setengah tubuhnya. Malam ini dingin sampai hembusan nafasnya terlihat seperti asap yang mengepul. Bahkan di musim dingin seperti ini Jongho masih belum mendapatkan kehangatan dari pria itu. Dia beneran kangen sampai mau tidur harus memikirkannya dulu.

Matanya tidak bisa tertutup walaupun ia sudah menelan pil tidurnya dengan bantuan air putih itu. Sudah tercerna tapi tidak berefek sama sekali karena Jongho sudah keburu rindu.

"Tidurlah Choi Jongho!" Geram Jongho pada dirinya sendiri.

Eh tapi gak bisa. Beneran gak bisa jadi Jongho menggigit pipi bagian dalamnya karena terlalu kesal dengan dirinya sendiri. Yeosang itu tahu gak sih kalau Jongho beneran serindu itu padanya?!

Jongho meraba-raba sekitarnya mencari ponselnya yang tergeletak asal. Dia menemukannya. Dengan malas menekan beberapa digit angka dan menekan alternatif nomor agar langsung terhubung.

"Eh di angkat gak? Dia kan sibuk. Bagaimana kalau dia ditengah misi?" Jongho overthinking karena takut mengganggu. Tidak sadar kalau nomornya sudah terhubung.

"Jongho-ssi...?"

Jongho gelagapan. Kaget karena telponnya di jawab. Dia dengan segera menjawab dengan suara beratnya seakan dia terlalu mengantuk untuk menjawab suara lembut dari seberang sana.

"S-sedang apa?"

"Kamu belum tidur?"

Jongho mengerucutkan bibirnya dengan kecewa. "Kamu bilang mau pulang. Jadi aku nungguin." Jongho menjawab dengan nada berkeluh kesah. Dia mau Yeosang peka kalau dirinya ini sedang kangen banget dengannya.

JongSang DailyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang