Hari yang di tunggu semua orang, selain diriku tentunya, pernikahan yang di perlangsungkan begitu mewah oleh keluargaku, pesta pernikahan dua anak kembar yang bersamaan.
Mungkin jika Shezi adik kembarku suasana hatinya di penuhi bunga-bunga, tetapi tidak denganku yang semenjak semalam acara pengajian dan siraman tangisku tak bisa berhenti.
Untuk bunda bisa mengerti dengan menenangkan ku, tapi tidak dengan eyang yang sudah memutuskan ini semua dan tak bisa terbantahkan, bahkan ucapan beliau masih terus mengiang di kepalaku, dan apakah itu mungkin terjadi.
"Percaya deh sama eyang, Danar yang terbaik buat kamu, suatu saat nanti kamu pasti akan terimakasih sama nenek tua ini"
"Mbak tahan, jangan nangis terus kasihan mbak MUA nya dandanin lu dari tadi nggak kelar-kelar"
Mungkin sudah geram denganku yang tak bisa menahan air mataku ini, sebenarnya aku pun ingin menghentikan kucuran air mata ini akan tetapi ini semua begitu spontan keluar tanpa bisa kukendalikan.
Hingga kak Ais masuk kedalam kamar diikuti bang Saka, yang mungkin juga sama dengan Shezi tak tahan dengan diriku yang tak bisa mengehentikan tangisan.
"Ci, abang tahu kamu belum cinta sama Danar, tapi percayalah dengan apa yang dikata Eyang, dia anak yang baik"
Rasanya aku ingi berteriak, baik di depan keluarga tetapi tidak dengan di luaran sana dia sudah tidur bersama wanita bahkan lebih dari satu, dan diriku pernah melihat dengan mata kepalaku sendiri bagaimana mereka bermesraan, dia itu munafik.
"Rio juga sudah legowo kan kalian memang tak berjodoh"
Tangisanku semakin deras kala mendengar nama Rio disebut, rasa bersalahku padanya begitu besar, kuberikan janji manis kalau itu dan kumintanya tak menghianatiku ternyata kini diriku yang ingkar.
"Kakaknya di jodohin ya kak?"
Dalam dekapan bang Saka aku samar-samar mendengar tim makeup pengantinku berbicara dengan Shezi dan kak Ais, begitu ketaranya jika diriku di jodohkan tak seperti Shezi yang terlihat benar-benar terpancar aura kebahagiaan pengantin.
Mungkin jika keadaan diriku tahu akan di jodohkan sejak dulu aku pasti akan mempersiapkan hatiku, tak akan menyukai orang lain, dan pastinya pernikahanku ini juga tak akan menyakiti wanita lain, seperti mbak Rima, tapi entah saat ini mbak Rima sudah tahu akan pernikahanku dengan sang kekasih atau belum, pasalnya keluarga besar tak ada yang tahu jika mas Danar juga memiliki kekasih yaitu mbak Rima, berbeda dengan Rio yang sosoknya membuat gempar saat dia hadir setelah acara pertunanganku minggu lalu.
"Istigfar yuk, ikutin kakak"
Masih dalam dekapan bang Saka, Kak Ais dengan mengusap punggungku dan membisikan kalimat istigfar, dan pastinya ku ikuti untuk menenangkan hatiku.
Cukup ampuh apa saja amalan yang di bisikan kak Ais dan ku ikuti, hatiku cukup tenang, dan air mataku sudah tak lagi mengalir.
"Kak mohon maaf, bisa minta tolong untuk riasannya di perbaiki dari awal gimana? Nanti kita bicarakan untuk biayanya"
Begitu lembut dan penuh sopan santun tutur katanya meminta tolong kepada tip perias pengantin, demi penampilan diriku sang adik iparnya.
"Bisa kak"
Setelah itu diminta diriku untuk berwudhu, yang menurut kak Ais agar lebih menenangkan hatiku, dan setelahnya kembali dari awal untuk meriah wajahku, padahal acara akad nikah sudah lewat dua jam, sehingga adikku Shezi lah yang kini lebih dulu memperlangsungkan akad nikah bukan diriku seperti yang di jadwalkan oleh Wedding Organizer.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Dentist (Tersedia Lengkap Di Ebook)
RomanceMenikah dengan seseorang yang sejak kecil sudah mengenal diri kita, keluarga besar bahkan mengetahui hal-hal buruk yang kita simpan, bukan lah hal mudah jika pernikahan itu hasil perjodohan yang dipaksakan. Berawal pernikahan yang diharapakan untuk...