🤍 SK 4 • Penyesalan & Pelampiasan 🤍

117 9 2
                                    

Pada akhirnya, aku hanya menjadi orang asing  yang mengetahui semua rahasiamu
♡♡♡





Dareel POV

Benar kata Dion waktu itu, aku sudah akan mencari Alana, namun aku masih ragu saat itu.
Aku takut dia membenciku dan tidak menerimaku, bahkan yang lebih ku takutkan adalah Papanya akan menyakiti Alana dan Bundanya karna diriku.

Ah iya, sekarang bagaimana keadaan orang tua itu, Surya Abraham. Papa Alana.
Dia menepati janjinya mengirim ku dan Paman ke luar negeri, Kami berdua hidup aman disana. Tapi apakah dia juga menepati janji untuk menjaga keluarganya, Alana dan Bundanya. Apakah seorang Surya Abraham telah berubah menjadi seorang Papa panutan untuk putrinya, apakah dia waktu itu telah meninggalkan selingkuhannya demi keluarganya, dan sekali lagi petanyaan yang ada pikiran ku. Apakah hidup Alana baik - baik saja selama 8 tahun ini, apa dia bahagia?.

Di depanku kini dia tertawa dan terlihat ceria, namun tidak ada yang mengenal Alana sebaik diriku. Alana yang ku kenal dia selalu menyembunyikan lukanya, didepan orang - orang dia akan terlihat ceria seoalah tidak terbebani oleh apapun tapi saat Alana sendirian, dia akan menangis diam - diam, dia tidak ingin seorang pun mengetahui kelemahannya, dia selalu ingin menjadi kuat didepan semua orang, dan satu lagi.. Alana sangat benci di kasihani. Namun itu tidak berlaku untuk ku, Aku adalah tempat dimana Alana meluapkan segala rasa yang dia pendam, hanya di depanku lah Alana bisa menangis dan menceritakan semua yang dia rasakan.

Tapi untuk sekarang apa aku masih sama menjadi tempatnya meluapkan segala rasa, apa aku masih menjadi orang yang selalu melihatnya tertawa dan menangis, sepertinya tidak. Aku sendirilah yang merusak posisi itu dan merusak kepercayaannya. Lihatlah, dia mengabaikanku bahkan dia enggan untuk menatapku. Aku bisa melihat di matanya, kecewa.. itu yang dia katakan melalui matanya.

*

Setelah selesai acara makan malamnya, Aku mengantar Dion dan Nattali sampai di halaman parkiran restaurant, Alana juga ikut mengantar mereka. Sepeninggal Dion dan Nattali, aku tidak bisa berhenti menatap wajah cantik ini. Wajahnya yang kecil namun berdagu lancip, mata yang bulat, hidung yang kecil dan menggemaskan, lalu bibir indah yang menjadi candu ku. Benar - benar sangat cantik.

Alana berjalan dan mendahului ku, seperti sebelumnya dia sama sekali tidak menatap ku.
Aku berjalan di belakangnya mengikuti langkah kaki nya, seperti 8 tahun yang lalu, Alana sangat suka mengikuti langkah kaki ku.
Tunggu... Apa dia akan segera pulang, aku harus mengatakan sesuatu padanya. Tidak, tidak, aku tidak boleh membuatnya semakin membenciku. Lalu apa yang harus ku lakukan.

Tanpa sadar aku mencekal lengan Alana saat dia akan memasuki mobilnya. Alana langsung menoleh padaku dengan tatapan kaget lalu menjadi tatapan kebencian. "Bisa bicara sebentar, Alana,". Ucapku pada akhirnya.
Dia memalingkan wajahnya dan melepaskan cekalan ku, namun dia kembali berdiri didepan ku, "Katakan," Sungguh aku ingin memeluknya detik ini.

"Ka__ kamu, maksudku bagaimana kabarmu? Kita belum sempat__," belum selesai aku bertanta, Alana tertawa sumbang.
"Kabar ku?," Tanya nya menunjuk dirinya sendiri. "Maaf itu bukan lagi urusanmu, jangan pernah tanya apapun soal hidup atau kabar gue,". Gue? Alana berbicara dengan lo - gue dengan ku, dia berbicara aku - kamu ke semua orang. Aku tertawa miris, sekarang aku benar - benar orang asing baginya.

"Al, aku__ sungguh 8 tahun ini sangat berat untuk ku. Demi tuhan, sekarang aku sangat bahagia dan bersyukur bisa bertemu kamu lagi," Ucapku pada Alana. Dia tidak menjawab, hanya menatapku tajam. "Aku tidak memintamu untuk memaafkan ku, tapi setidaknya aku berharap akan ada pertemuan di antara kita lagi setelah __,".

Sekian Kalinya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang