Ketika Hanah baru bangun tidur, ia melihat notifikasi pesan di layar gawainya. Pesan itu berasal dari Sam. Ia membuka dan membaca pesan itu.
[Hari ini kita akan pergi melihat butik bridal. Satu jam lagi aku akan menjemputmu.]
Kedua mata Hanah langsung melebar seketika. Rasa kantuknya langsung memudar. Pesan itu didapatkannya empat puluh lima menit lalu. Berarti dia hanya punya waktu lima belas menit untuk bersiap! Cepat-cepat gadis itu bangun dari kasur lalu mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi. Beruntung kamar kosnya sudah termasuk kamar mandi dalam sehingga ia tidak pernah mengalami mengantre kamar mandi dengan penghuni lain di kos-kosan.
Hanah adalah tipe gadis yang bisa bersiap cepat saat dibutuhkan. Dalam waktu kurang dari sepuluh menit, dia sudah rapi dan siap berangkat. Tentu saja tak lupa untuk memakai skin care dan sedikit make up. Rambutnya ia kepang ke samping dan diikat di sisi kanannya. Setelah melihat pantulan dirinya sekali lagi di depan cermin, dia tersenyum puas.
Perhatian Hanah kembali pada layar gawainya ketika terdengar bunyi pesan baru masuk. Ia mengambil tas selempang yang ada di kursi lalu berjalan keluar kamar. Di depan pintu, ia mengambil sepasang sandal heels pendek berwarna putih. Sesudah memakainya, dia berjalan ke arah pintu gerbang kos. Di seberang jalan, mobil Range Rover hitam milik Sam telah terparkir. Sementara itu, pemiliknya berdiri sambil bersandar di samping mobil.
Kepala laki-laki itu mendongak, menyadari seseorang berjalan ke arahnya. Tatapan mereka bertemu sesaat lalu senyum lebar menghiasi wajah tampannya. "Yuk, masuk," kata Sam sambil membukakan pintu di sisi seberang tempat duduk kemudi.
Hanah tersenyum sambil berterima kasih sebelum masuk ke dalam. Sesudah Sam menutup pintu di sampingnya, gadis itu menarik tali sabuk pengaman. Ia menaruh tas selempang di pangkuannya. Jujur saja, saat ini Hanah merasa sedikit berdebar dengan jadwal mereka hari ini. Dalam hidupnya selama dua puluh satu tahun, dia tidak pernah sekalipun menjejakkan kaki ke butik bridal. Hari ini akan menjadi pengalaman pertama kalinya.
Sementara itu, Sam memutari mobil lalu masuk melalui pintu di sisi seberang. Dia duduk di kursi kemudi, tak lupa memakai sabuk pengaman. Dia menoleh ke arah Hanah sekilas sebelum menyalakan mesin dan mulai melajukan mobil ke arah tujuan mereka.
Selama perjalanan, Hanah banyak mengamati Sam dari samping. Hal pertama yang ia sadari adalah laki-laki itu memakai parfum dengan aroma kayu bercampur citrus. Berada di ruang tertutup bersama Sam membuat Hanah menyadari hal ini. Anehnya, aroma yang menguar di udara ini membuat Hanah merasa tenang. Perlahan jantung yang sempat berdebar cepat kini sudah kembali berdetak normal.
"Apa kamu bosan?" tanya Sam tiba-tiba.
"Nggak sih," jawab Hanah terus terang. Dia terlalu sibuk memperhatikan pria itu. Jadi dia tidak merasa bosan.
"Aku biasa berkendara dalam situasi hening. Tapi, kalau kamu mau, nyalakan saja playernya. Aku sempat menaruh beberapa lagu," ujar Sam.
Aku juga suka berkendara dalam situasi hening. Hanah berkata dalam hati. "Nggak perlu. Aku juga suka situasi hening." Hanah mengemukakan isi hatinya.
Sebelah alis Sam terangkat. Dia tidak menyangka ada kesamaan dalam hal seperti ini. Kemudian, dia tidak mengatakan apapun lagi hingga mereka sampai di butik bridal tujuan.
"Haiiii, anda pasti bapak Sam Handoko!" Seorang pria bergaya flamboyant mendekati Sam dan Hanah ketika mereka masuk ke dalam ruangan. "Dan... ini dia calon pengantinnya, ibu Hanah Pricillia Mulyadi." Wajah pria itu terlihat gembira menyambut keduanya.
"Saya James, pemilik butik ini. Yuk, silakan masuk!" Pria itu membimbing mereka ke dalam. Setelah melewati sebuah pintu di ujung lorong, mereka memasuki sebuah ruangan yang cukup luas berisi deretan gaun berwarna putih dengan berbagai macam variasi model. Di sudut, terdapat ruang ganti dengan tirai dilengkapi kaca tinggi yang memperlihatkan bagian tubuh dari kepala hingga kaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Behind Marriage (Completed)
RomanceBagi Sam, Hanah adalah alat yang ia perlukan untuk membuat kakek memilihnya menjadi penerus bisnis keluarga. "Buktikan pada kakek bahwa kamu bisa membentuk sebuah keluarga. Dengan begitu, kakek akan membuat kamu menjadi penerus satu-satunya bisnis k...