Malam itu, Fari dikejutkan dengan kedatangan Annora. Mata besarnya melebar sempurna tatkala tubuh gadis itu memajang di ambang pintu. Tanpa rasa curiga, Annora langsung berhambur ke dalam pelukan Fari.
Fari terlihat tidak begitu bahagia dengan kehadiran Annora di rumah kos-kosannya. Jelas saja, dengan kehadiran Annora di tempatnya, maka akan membuat hubungan dia dan Bryan terganggu. Dan apa yang sudah ia rahasiakan selama ini akan terbongkar. Maka sudah dapat dipastikan, Annora akan sangat membencinya. Dan kebencian Annora jauh lebih menyakitkan dari pada pengkhianatan Bryan, di mata Fari.
“Ada apa denganmu, Ra?”
“Ayah, mengusirku, Fari. Dia memblokir semua fasilitas pribadiku. Biarkan aku menginap di tempatmu malam ini, besok aku akan pergi mencari tempat kos, dan pindah dari sini.”
“Baiklah, terserah kamu saja,” jawaban Fari sedikit membuat Annora merengut, ada nada tidak setuju dibalik kalimat sederhana Fari. Seakan Fari merasa keberatan untuk memberinya tumpangan walau hanya semalam. Ia pun teringat akan bunyi pesan yang ia terima dari Teman Ranjangnya.
Malam beranjak larut, Annora sudah beranjak menjemput mimpinya. Namun di ruang kamar sebelah, ada suara yang tidak biasa. Ternyata, pada jam larut, Bryan berkunjung ke tempat kos Fari. Seperti biasa ketika lelaki berumur itu sedang dalam masalah, maka ia akan mencari Fari untuk menemaninya dan menghibur hatinya.
Seperti sekarang ini, setelah pertengkarannya dengan Annora, dan mendapati putrinya sedang mengandung, hati Bryan sangat hancur dan khawatir. Ia khawatir jika berita miring itu akan tersebar luas dan mempengaruhi reputasi perusahaannya.
Drrrrttt Drrrrttttt Drrrrrttttt
Getaran ponsel Annora, membangunkan tidur lena gadis itu. Dengan nada malas ia menjawabi pemilik panggilan tengah malam itu, “Halo.” Sapanya.
“Istriku, bangunlah, aku merindukanmu.” Suara Helian yang mulai mengacau istirahat Annora.
“Tuan Teman Ranjangku, bukankah kau ingin anakmu tumbuh dengan baik di rahimku, jadi biarkan aku beristirahat, aku yakin anak ini juga akan setuju dengan perkataanku.”
“Hahaha, baiklah, sayang. Aku tidak akan mengganggumu. Tapi bisakah kau keluar sebentar?”
“Ada apa di luar sana?”
“Keluarlah, aku mohon, aku ingin melihat wajah cantikmu. Karena mendengar suaramu saja, aku ingin memakanmu lagi, sayang.”
“Apa kau sedang di sini?” ucap Annora bejingkrak bangun dari rebahannya. Namun sayang belumlah ia mendapatkan jawabannya, suara bip sudah terdengar dari seberang.
Mengingat permintaan lelaki itu, Annora segera berjalan cepat keluar dari kamarnya. Namun alangkah terkejutnya ia ketika pupil matanya sedang menyaksikan adegan mesra dan vulgar antara ayahnya dengan sahabatnya sendiri.
Fari dan Bryan belum menyadari kehadiran Annora di tempat mereka. Annora yang membelalak lebar, menutup mulut, seakan suaranya tertahan bersama dengan butiran air bening yang sudah mendesak keluar dari kelopak mata indahnya.
Di luar ada Helian yang sudah mengetahui pasti apa yang sedang terjadi. Ia memang sengaja menelpon Annora karena ia mengetahui jika Bryan sedang berada di tempat sahabatnya itu. Dan lelaki itu mengetahui pasti jika Annora sama sekali tidak mengetahui hubungan gelap sahabatnya itu.
“Tuan, apa kita perlu masuk dan menolong Nona?” tanya Zec yang untuk pertama kali melihat Tuannya berlinang air mata, seakan mengetahui rasa luka hati Annora saat ini.
“Tidak perlu, Zec. Belum waktunya, tunggulah sampai anakku lahir, dan ingat peringatkan Mega, agar tetap mengawasi dan menjaga Nona.” Ucapnya menyeka air mata.
“Baik, Tuan.”Zec melaju mobilnya dengan kecepatan rendah. Ia tidak ingin suara deruan mesin mobil mewah itu mengganggu suasana tegang di dalam ruangan berukuran empat kali empat meter itu.
“Ayah … Fari …” lirih Annora kini memberanikan diri mengangkat suara. Fari dan Bryan terkejut. Entah sejak kapan gadis itu berada di tempatnya. Dan entah berapa banyak adegan yang matanya saksikan selama menonton prilaku mereka.
“A- Annora … k-kamu, sejak, kapan ….” Fari berucap terbata-bata karena kaget. Keduanya segera mengenakan pakaian masing-masing, tidak terkecuali Bryan.
“Ayah, sejak kapan Ayah dan Fari berhubungan? Kenapa aku tidak tahu?” perempuan itu kembali menatap nanar ke arah ayahnya. Ia tidak menduga, jika pria yang menyebutnya hina beberapa jam lalu ternyata lebih hina dan memalukan dari pada kenyataan ia hamil tanpa pernikahan.
“Ayah ….”
“Annora, Ayah ….”
“Cukup!” Annora menghunuskan telapak tangannya, ia merasa jijik ketika lelaki itu mencoba mendekatinya.
“Asal Ayah ketahui, anak yang aku kandung ini memiliki seorang ayah, dan hubungan kami resmi di mata Tuhan dan hukum.” Ungkapnya dengan tatapan membunuh, tidak lama ia melanjutkan lagi ucapannya, seakan ingin membalas setiap penghinaan yang ia terima dari lelaki menjijikkan di hadapannya itu, “Anakku adalah anak sah, di mata hukum dan tuhan. Aku dan ayah anak ini sudah resmi menikah. Dan aku bersyukur jika dia tidak menampakkan dirinya di hadapanku, karena jika dia tahu kelakuan ayahku seperti ini, aku mungkin malu untuk tampil di hadapannya meski ia menginginkannya, Ayah.”
Sorot pupil Annora berpindah kepada Fari, yang sudah tertunduk malu menutupi setengah tubuh polosnya, “Dan untukmu, Fari. Dasar jalang tak tahu malu! Melihat kau dan si tua Bangka ini, aku merasa bangga pada anakku ini. Aku yakin kau membenarkan kalimatku ini. Karena kau sudah melihat foto akta nikahku siang tadi, bukan. Jadi mulai sekarang, kau, Bryan Exelino, kembalikan semua fasilitasku, dan biarkan aku mengurus Star Accessories gold and diamond.”
“Apa?! Tidak bisa! Muncul di hadapan publik, itu sama saja kau akan mencoreng nama perusahaan Star. Dan kau tahu apa yang akan terjadi, saham Star akan turun drastis, dan kita akan mengalami kebangkrutan. Kumohon. Baik aku akan memberimu fasilitas, tapi kau tetap tidak boleh muncul di depan publik, pergilah ke Keingstone. Di sana ada Villa keluarga Exelino, aku akan mengalih namakan kepemilikannya.”
“Hah? Apa kau sedang bernegosiasi denganku, Pi?”
“Setidaknya kita sama-sama saling menguntungkan, kau bisa membesarkan anakmu, aku tidak akan kehilangan harga diri dan perusahaanku.”
“Apakah selama ini kau menganggap aku rekan bisnismu atau anakkmu, Pi? Aku tidak menyangka setelah ibu meninggal, perlakuanmu kepadaku seperti orang asing. Aku benci denganmu Ayah, aku benci mengakui kau adalah ayahku.”
Setelah meluapkan semua kekesalannya, Annora kembali ke kediaman keluarga Exelino. Berita kehamilannya pun sampai di telinga Angeline, Wanita itu sangat menyayangkan apa yang menimpa keponakannya itu. Ingin rasanya ia membantu, namun ancaman Bryan sangat ampuh untuk menahan niatnya itu.
Satu minggu berlalu, selama itu, Annora mengurung diri di dalam kamarnya, ia pun melalui fase trimester pertamanya hanya berdiam di kamar, tanpa rasa ingin makan dan menghadapi mual-mualnya.
Di tempat lain, Helian dan Huan sedang melakukan pertemuan seperti biasanya, pertarungan bisnis mereka semakin menjadi-jadi. “Wah aku pikir selain licik, kamu juga playboy kakakku tersayang.” Sinis Huan.
“Jangan banyak bicara, apa keperluanmu?”
“Aku dengar, beberapa hari ini kau sedang tertarik pada seorang gadis, huh, tampaknya menyenangkan. Aku jadi penasaran, wanita seperti apa yang berhasil memenangkan hati seorang Tuan Muda berhati dingin sepertimu.”
“Oh, jadi ternyata aku baru menyadari jika aku memiliki saudara yang sangat peduli kepadaku, bahkan ia mengetahui betul kebiasaan baruku.” Helian masih mengatur perasaanya. Meskipun dalam hati ia sangat khawatir jika Huan mengetahui keberadaan Annora dan cabang bayinya. Jika dia mengetahui keberadaan mereka, maka dapat dipastikan, kesempatan bagi Huan untuk menggulingkan kekuasaan Helian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Ranjang Tuan Muda
FantasiSetelah diputusin sama sang pacar, Annora malah terjebak pada cinta semalam dengan Helian. Kisah percintaan yang aneh pun dimulai "Mendengar kau berada di apotik sekarang, aku kecewa. Lahirkan anak itu. Setelah ia lahir, baru aku akan muncul." ucap...