"..eh?" Angin berhembus menerpa wajahnya melewati jendela dapur setelah Osamu membulatkan matanya secara sempurna. Pria bersurai kelabu poni kiri itu tidak bergerak sama sekali, hanya menatap hidangan nya didepan namun pikirannya seolah kosong seketika.
Ketika ia mendapati indra penciuman nya hilang. "Kok .. ngga ada bau nya?" Pikirnya. Osamu mulai panik, semua bumbu ia ambil tak peduli beberapa tumpah mengenai celemek kelabu dengan logo onigiri kecil disebelah kanan.
Umpatan demi umpatan semua ia lontarkan mengisi tiap sudut dapur, "Parfum nya Atsumu!!" Osamu segera berlari ke kamar saudara kembarnya, mengingat parfum si pirang itu memiliki aroma yang khas dan cukup menyengat hidung bagi Osamu. "Kok—" terpaku, penciuman nya tidak mendeteksi aroma parfum itu. "Ngga ada bau nya .." berkali-kali Osamu menyemprotkan ke pergelangan tangannya, lengan baju nya, cukup banyak semprotan jika dihitung detail.
Seharusnya tercium kuat, pikir Osamu. Namun sekarang Osamu tidak menemukan aroma parfum itu, hanya merasakan udara kuat masuk ke hidung nya tanpa aroma yang terekam ke otak nya.
Perlahan ia kembali meletakkan parfum itu di tempatnya, membanting dirinya di pinggir kasur dan mengusap wajahnya hingga menyisir rambutnya ke belakang. "Ngga ngga .. ga mungkin gue kena .." Pandangan Osamu kosong, hanya menatap bayangannya yang terbentuk didepan karena cahaya sore dari arah jendela kamar.
"Oi!" Panggilan singkat itu membuat Osamu mengarahkan pandangan kosongnya pada Atsumu yang berdiri di ambang pintu. "Lo kenapa?" Tanya-nya sembari melangkah masuk dan meletakkan barang-barang nya termasuk masker yang ia kenakan juga ia buang ke tempat sampah.
"Gapapa .." Osamu mengalihkan pandangannya. "Muka lo pucet .." celetuk Osamu mendapati Atsumu sedikit berbeda, ditambah wajahnya sedikit memerah terutama bagian hidung. "Gue cuma capek .." balas Atsumu dengan nada lesu.
"Lo kenapa ngelamun?" Tanya balik Atsumu yang juga mendapati Osamu hanya diam tidak seperti biasa. "G-gapapa .. gue makan dulu .." sangkal Osamu sambil beranjak pergi dari kamar dan kembali k dapur.
"Ga enak .." gumam nya setelah meneguk teh dan sesendok kuah mie instan. "Hambar banget .." ujarnya lirih lalu meletakkan kembali garpu itu ke tempat semula. Osamu hanya menelan satu suapan, menyisakan banyak mie diatas piring yang awalnya ia buat sendiri. Kanan-kiri piring putih itu penuh dengan bumbu dapur mulai dari kecap hingga cabai bubuk, semua Osamu cicipi namun nihil.
Indra perasa nya hilang sama seperti penciuman nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Covid is so bad
RandomCovid jahat banget, semua direnggut nya termasuk saudara gue pun juga direnggut .. - story place in Indo -