twelve

1.5K 152 9
                                    

(this picture is spoiler for my next work) happy reading♡!sorry for typo(s)last

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(this picture is spoiler for my next work)
happy reading♡!
sorry for typo(s)
last.. happy friendship day!
yang ngga punya temen kalian masi punya saya hehe(。'▽'。)♡

-imperfect-



Fajar menampakkan cahaya nya, menembus jendela kamar rumah sakit yang teruar aroma obat obatan yang khas disetiap lorong. Sosok manis yang menyimpan sejuta misteri masih terlelap dengan nyaman mengabaikan fajar yang mengusik. Sedangkan seseorang yang sedari tadi sudah bangun untuk menyambut fajar kini duduk di kursi tunggu sambil memandang kearah pemuda manis didepannya.

Seorang perawat laki-laki yang bernama winwin memasuki ruang inap Jaemin, Jeno menolehkan kepalanya kearah pintu masuk, kemudian ia tersenyum simpul.

"bibi.. dia sudah pintar berbohong" winwin tersenyum manis.

"mungkin itu yang terbaik, jika kau mencoba memahaminya kau akan mengerti nak" setelah merapikan letak selimut Jaemin, winwin keluar dengan nampan besi ditangannya.

Jeno memikirkan kata-kata perawat tadi, ia menatap lurus kearah Jaemin yang masih terpejam, setelah beberapa saat melamun Jeno menggelengkan kepalanya agar kembali ke dunia nyata.

Sosok yang berbaring di ranjang rumah sakit itu mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu beranjak duduk dengan keadaan setengah sadar, rambutnya berantakan dan beberapa yang naik keatas melawan gravitasi.

sangat menggemaskan.

"j-jeno.." Jaemin menatap gugup kearah Jeno.

"kenapa? membutuhkan sesuatu?" ucapnya ringan

"a.. aku ingin.. pulang.."

"baiklah, kemasi barangmu nanti kubantu, aku akan memanggil perawat untuk membawakan sarapanmu lebih awal" Jeno berdiri, namun suara Jaemin mencegahnya.

"tidak usah! er.. aku tidak ingin sarapan" Jaemin memilin ujung baju rumah sakitnya. Jeno meggedik acuh.

"bukan tugasku menuruti semua permintaanmu, aku pergi, 5 menit aku akan kembali" Jeno berlalu dan menutup pintu kamar Jaemin seolah tidak terjadi apa-apa semalam.. well.. memang tidak terjadi apa apa.

"kenapa nono berubah.. ia terlihat acuh terhadapku.. aku tidak suka nono yang begitu" satu bulir kristal bening mengalir di pipi kanannya, Jaemin mendongakkan kepalanya dan menghapus airmatanya, menepuk halus dada sebelah kirinya agar tak terbawa suasana.

rringg.. rriingg..

apa itu? tentu ponsel Jaemin, ckck bagaimana sih. Jaemin mengalihkan atensinya ke benda persegi panjang itu, terpampang jelas sebuah nama "TYJ CEO" , Jaemin segera mengangkatnya.

"halo.." Jaemin memulai.

"halo! selamat pagi nak, aku taeyong"

"iya tuan.. saya tauu"

"baiklah, aku hanya ingin memberi tahu kepadamu, tawaran wendy casting masih berlaku, datanglah jika ingin, tapi.. tenang saja aku tidak akan memaksa"

Jaemin nampak berpikir ulang, ia memikirkan haruskah ia mengikuti casting tersebut atau tidak, ia berpikir cukup lama.

"hallo nak.. apa kau mendengar?"

"saya ikut"

"benarkah~~ aku sangat senang mendengarnya, baiklah aku akan tutup telfonnya, nikmati sarapanmu pagi ini manis~" nada di seberang nampak bahagia, setelah itu nada sambungan terputus.

"berbicara dengan siapa? terlihat serius" who? tentu Jeno, ia membawa nampan dan puding coklat berbentuk kura-kura ditangannya, mata Jaemin berbinar melihat puding yang yang bergerak tuing tuing di tangan kiri Jeno.

"ada apa denganmu? jawab pertanyaanku tadi" Jeno menaikkan sebelah alisnya, lalu menatap tangan kirinya yang terus dipandangi oleh Jaemin dengan tatapan berbinar.

"dasar bocah" Jeno tersenyum kecil setelahnya.

Menetralkan wajahnya, ia kembali menatap serius Jaemin "jadi, kau berbicara dengan siapa" Jaemin berdecak sebal.

"ck! sabar! nanti akan kujawab, aku akan mengikuti wendy casting, sudahlah! Jangan banyak bertanya kau mukidin, berikan saja pudingnya~" Jeno menjauhkan pudingnya dari hadapan Jaemin.

"makan dulu buburmu bujang" seketika bibir Jaemin mengerucut lucu, ia mengaduk aduk tanpa minat buburnya, Jeno memijit pangkal hidungnya lelah.

"kau habiskan satu mangkok buburmu, nanti akan kuberikan dua puding" wajah Jaemin berseri-seri, ia mengangguk dengan semangat, melahap rakus buburnya seakan itu makanan paling enak di dunia.

Lama? tentu tidak, Jaemin sangat sangat cepat menghabiskan buburnya sampai mangkok buburnya terlihat seperti sehabis dicuci, kinclong.

"kau makan dulu yang itu, nanti akan kuambilkan lagi" Jaemin menahan tangan Jeno, menatap wajah Jeno.

"bagaimana kau akan memintanya jeno.." tanya Jaemin ragu.

"tentu aku akan bilang kalau pudingmu terjatuh."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
To Be Continue..

Catatan penulis:

Halo... masih ada yang nunggu work ini??
im so sorry.. gabisa update cepet iy..
mohon dukungannya pren, nnti kuusahain update lebih cepet, gaenak juga si update sebulan sekali mehhh

oke say good bye dulu! bye💚!

Friday, 30 july 2021
19.26

(im)perfect | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang