27. |N| Wahana bermain

185 17 0
                                    

Happy Reading 💚

Rania sekarang duduk di tempat tidur, sambil memikirkan tidur mereka nanti yang akan satu ranjang.

Bagaimana jika nanti aku lasak? Dan tak sengaja menendang Angga, atau mungkin nanti aku memeluknya karena mengira dia guling? Dan bagaimana nanti jika iler ku keluar, walaupun biasanya tidak seperti itu.

Pikiran-pikiran buruk mulai menghantui Rania.

Hingga suara pintu kamar mandi, membuat Rania langsung menoleh dan tersenyum.

"Kenapa senyum?"

"Ha?" kaget Rania sedikit gelalapan. "Enggak papa!"

Tanpa aba-aba Angga langsung menghamburkan dirinya di tempat tidur dengan cukup sarkas.

Bagaimana tidak, Angga menelentangkan dirinya di tengah-tengah kasur dengan kaki dan tangan terbuka lebar serta mata terpejam.

Rania mencolek lengan Angga pelan, namun orang tersebut tak menggubris, dan ia mencoba dengan menepuk-nepuk agar Angga merespon nya.

"Kak,"

"Hmm."

"Aku tidur dimana?" tanya Rania bingung.

"Sini bobok!" ucap Angga sembari menepuk lengannya sebelah, bermaksud untuk menyuruh Rania agar tidur di sampingnya dengan berbantalkan lengannya.

Rania yang tak pernah mendapatkan hal seperti itu, seketika langsung tegang, benarkah Angga berbicara seperti itu? Atau Angga cuman bergurau?

"Kaaakk, aku serius tau!!" kesal Rania karena merasa Angga hanya bercanda.

Angga akhirnya membukakan matanya dan memiringkan tubuhnya kearah Rania.

"Ya aku lebih serius, emang kenapa? Sah-sah aja kan, gak ada yang larang, udah gitu dapat pahala, emang gak mau dapat pahala bereng suami?" tukas Angga dengan senyum mengembang.

Rania masih ragu, apakah dia sedang mimpi Angga berbicara seperti ini. Tapi, apa yang dikatakan Angga semuanya benar, toh mereka udah suami istri, lalu apa yang perlu dikhawatirkan dari mereka berdua.

Dengan pelan-pelan Rania mengikuti perintah Angga, ia naik ketempat tidur dan hendak menjadikan tangan Angga sebagai bantal.

Namun, sedikit lagi kepala Rania menyentuh lengan Angga, suara bisikan itu menghentikan gerakannya.

"Kamu serius mau tidur posisi seperti ini? Padahal tadi aku cuman bercanda lo!" bisik Angga dengan raut dramatis.

Rania spontan langsung gelagapan dan mendudukkan dirinya dengan posisi tegak, ingin rasanya Rania menjerit sekeras mungkin sekarang meluapkan kekesalannya pada Angga yang tak henti-hentinya jahil.

"Dasar serangga, sudah diangkat di jatuhkan pulak, sudah berbunga malah di layukan. Anggaaaa, awas aja lo, gue kesellll sama lo, pokoknya gue kesellll banget." umpat Rania dalam hati, dengan wajah yang sedikit malu dengan tingkahnya tadi.

Tawa Angga merekah memenuhi kamar, sikap usilnya menimbulkan rasa malu yang amat berat bagi Rania.

Karena Rania tak mau Angga melihat wajah merahnya, dia pun langsung menidurkan dirinya dengan wajah ditutupin selimut.

"Rania," panggil Angga, namun tak ada sahutan.

"Jangan marah dong!"

"Rania," panggil Angga lagi, dengan menarik-narik pelan selimut Rania.

"Dia beneran tidur?" monolog Angga saat tak mendapat respon apapun.

Angga memerhatikan Rania yang tampak tenang di dalam selimut, dia menghembuskan nafas kasar, niat hati memang serius, tapi entah kenapa spontan mulut jahilnya berbicara seperti itu tadi pada Rania.

KETIKA TAKDIR MENOLAK PERGI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang