Sepulang dari Amsterdam, Boruto dilarikan ke Rumah Sakit Turin karena kondisinya yang serius. Tsunade melakukan pemeriksaan dan mendapati Boruto tengah mengalami stres berat sehingga ia mengalami sakit kepala disertai mimisan.
"Aku hanya bisa bilang kalau kau tengah mengalami stres berat", batin Tsunade lega sembari melihat ke arah wajah Boruto yang tengah terlelap. "Syukurlah kau tidak mengalami gejala yang lebih parah nak". Tsunade lalu keluar dari ruang dokter.Di luar ruang pemeriksaan Tsunade telah ditunggu oleh pelatih Allegri, Chiellini dan Buffon.
"Jadi bagaimana keadaan anak asuhku, Dokter Tsunade?", tanya Allegri.
"Monsieur Boruto dalam keadaan baik - baik saja, ia hanya mengalami stres berat yang saya asumsikan penyebabnya adalah jadwal yang padat dan atau overthinking", jawab Tsunade.
"Syukurlah...", gumam Chiellini, Buffon, dan Allegri lega.
"Apakah boleh kami menjenguknya?", tanya Buffon.
"Sebaiknya jangan dulu karena pasien masih membutuhkan istirahat walau dirawat di ruang rawat biasa".
"Baiklah dok, tidak masalah".
"Kalau begitu saya izin dulu dari bapak - bapak bertiga". Tsunade lalu mulai berjalan menjauhi Allegri, Chiellini, dan Buffon."Ada yang bisa jelaskan pada saya bagaimana bisa Boruto sampai seperti ini?", tanya Allegri. "Padahal jadwal kita tidak padat - padat amat, kita hanya menjalani pertandingan Serie A setiap hari sabtu atau minggu, Coppa Italia juga di hari yang sama dengan jadwal yang selang - seling". Chiellini dan Buffon hanya saling terdiam dengan kepala tertunduk.
"Kenapa tidak menjawab!? Saya hanya bertanya kenapa Boruto sampai seperti ini padahal jadwal Serie A dan Copa Italia selang - seling meski harinya sama yakni Sabtu dan Minggu!?", tanyanya dengan nada marah.
"Itu karena dia memikirkan ibunya, Pelatih!", kata Buffon dengan nada tinggi. "Itu karena dia memikirkan ibunya", kata Buffon pelan dengan amarah yang mereda."M-Maksudmu?". "Jadi saat aku dan Boruto liburan ke Venesia jauh sebelum UEFA Super Cup dimulai, aku sempat menemukannya menangis di kamar hotel. Saat kutanyai kenapa dia menangis, katanya karena ia rindu dengan ibunya karena ibunya juga tengah sakit. Ibunya berkata pada Boruto bahwa ia kurang fit, tetapi Boruto langsung berasumsi bahwa ibunya sakit parah. Oooh ya ampun, mengingatnya membuatku tidak tega", kata Buffon tertunduk dengan berlinang air mata. Allegri hanya ber "o" saja dengan wajah sedih.
"Baiklah, terima kasih penjelasannya, Buffon. Maaf kalau tadi aku sempat memarahimu".
"Tidak apa - apa pelatih. Anda hanya mengkhawatirkannya saja dan saya paham itu".
"Kau juga Chiellini". Chiellini hanya mengangguk saja.
"Sekarang saya mau pergi menyendiri dulu. Kalian berdua temanilah Monsieur Boruto dari luar sini oke?". Buffon dan Chiellini mengangguk kompak.
Buffon dan Chiellini akhirnya bisa menjenguk Boruto. Terlihat Boruto sedang tidur dengan pulasnya.
"Syukuah kau tidak apa - apa Boruto...", gumam Buffon. "Syukurlah kau tidak apa - apa naaak". Buffon lalu memeluk Boruto dalam - dalam dan membiarkan air matanya mengalir di sekitar area wajah Boruto dengan Chiellini yang mengelus - elus punggung rekannya yang berposisi sebagai kiper tersebut.
Boruto lalu secara perlahan membuka matanya dan menoleh ke arah Buffon yang tengah menangisinya. "Papaaaa, aku sudah baik - baik saja, Papa tak perlu menangisiku seperti ini dattebasa", kata Boruto dengan nada lemas dan serak.
Buffon mengangkat kepalanya dari badan Boruto walau air mata masih menghinggapinya. "Apanya yang tidak apa - apa!? Kau nyaris meninggalkan kami semua nak. Duuuh, Papa tidak sanggup kalau harus kehilangan dirimu...".
"Aku sudah tidak apa - apa, Papa. Memangnya apa yang terjadi padaku sehingga aku berakhir disini?",
"Dokter Tsunade bilang kau mengalami stress berat. Asumsinya sih, karena jadwal yang padat dan atau overthinking...", kata Chiellini.
"Memang tak seharusnya aku memaksakan kemampuanku, apalagi sampai membuat tubuhku jadi rusak begini. Aku benar - benar terlalu memaksakan diri pada pertandingan itu", batin Boruto menyesal. "Walaupun setidaknya Juventus berhasil memenangkan Super Cup, tetapi tetap saja aku masih merasa bersalah dattebasa...".
"Sudahlah nak, tidak perlu merasa terlalu bersalah begitu. Tubuhmu hanya masih menyesuaikan dengan padatnya jadwal pertandingan, mengingat umurmu yang masih dalam tahap pertumbuhan".
"Baiklah, Grazie sudah menemaniku Papa... Mr. Chiellini".
"Sama - sama Boruto".Namun di tengah - tengah momen mebahagiakan itu, Sarada mendobrak masuk pintu kamar Boruto.
BRAK! BLETAK!
"Ittaaaaiii!". Boruto meringis kesakitan akibat dijitak oleh Sarada.
"Hei, pelan - pelan dengan anakku gadis nakal!", kata Buffon dengan nada agak marah.
Sarada lalu memeluk Boruto sambil menangis. "Baka! Kau benar - benar membuatku khawatir saja... hiks. Kupikir aku akan kehilanganmu di pertandingan itu Boruto-kun".
"Daijobu yo Sarada, aku sudah baikan dattebasa. Dokter hanya bilang kalau aku mengalami stres berat. Jadi kumohon berhentilah menangis".
"Tapi aku melihatmu sempoyongan, lalu memuntahkan darah dan napasmu tersengal... hiks... aku mengira kau terkena kanker otak atau apalah, Boruto-kun".
"Kan tadi sudah kubilang kalau aku hanya mengalami stres berat karena jadwal padat dan atau overthinking, mengingat ibuku tengah sakit walau aku yakin sekarang ia pasti sudah sembuh. Jadi jangan menangia lagi ya Sara-chan. I'll be alway by your side no matter what".
"No matter what?". "No matter what".
Bonucci dan Perin tengah chattingan dengan Jiraiya untuk pembuatan Icha - Icha Sporty.
Bonucci: Jadi progresnya sudah sampai mana, Jiraiya-san?
Perin: Iya nih, aku udah penasaran banget.
Jiraiya: Bukunya masih belum selesai. Namun kalau buku ini sudah terbit, berikan saja ke Buffon. Dijamin deh dia bakal kembali muda 😁
Jiraiya: Kalian ini, padahal aku sudah bersedia berkolaborasi dengan kalian masa tidak ada yang mau memberikanku inspirasi?
Bonucci: Kami masih berusaha mencarinya, Jiraiya-san. Saranku taruh saja foto pesepakbola wanita berbodi seksi.
Perin: Dan mungkin beberapa foto wanita yang tengah joging sambil mengenakan sport b*a.
Jiraiya: Uwooooooh, itu inspirasi yang bagus sekali Mr. Bonucci🤩 Baiklah akan kugunakan saranmu. Meskipun sebaiknya kirimkan saja foto olahraga para gadis remaja.
Perin: Itu sudah pasti Jiraiya-san, makin muda umurn modelnya maka akan semakin bikin nagih.
Jiraiya: Baiklah, sampai disini dulu perbincangan kita. Kalian sudah dapat gambarnya maka jangan lupa kirimkan padaku dan selamat "mencari inspirasi"."Mencari... inspirasi?", ujar Perin bingung. "Apa maksudnya?".
"Kalau kupikir - pikir tadinya kita menyarankan Jiraiya-san agar menaruh foto pesepakbola wanita berbodi seksi dan foto para wanita yang tengah berjoging dan mengenakan b*a olahraga", kata Bonucci.
"Dan lebih baik modelnya adalah gadis remaja. Coba lihat, apakah ada remaja perempuan di sekitar sini, Mr. Bonucci. Yaah, untuk model kasar saja".
"Enak saja kau ini, Jiraiya-san memercayakan kita berdua maka kita harus bersama - sama mencarinya dan jangan sampai ketahuan Buffon atau pun Boruto".
"Baiklah ya sudah.. mari kita mengintipi beberapa gadis remaja". Bonucci mengangguk lalu mulai pergi bersama Perin untuk melakukan kegiatan "mencari inspirasi".TBC...
Vote and Comment, Please!
KAMU SEDANG MEMBACA
Goalkeeper's Story
Fiksi PenggemarBoruto ditinggal di depan rumah Historia karena Hinata (ibunya) sudah meninggal setelah melahirkannya dan Naruto (ayahnya) tidak mampu membesarkannya seorang diri. Ia diberi nama Boruto Armando Reiss oleh ibu barunya. Sekarang Boruto menjadi kiper d...