1' Takdir Mempertemukan Mereka

22.1K 753 24
                                    

"Nana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nana. Eomma harus bekerja di mansion besar di ujung jalan itu..." ucap Irene-ibu dari Jaemin.

"Tapi Nana mau ikut eomma... Nana tak mau sendirian l," ucap sang anak yang masih berusia tujuh tahun.

"Tapi sayang... Eomma juga tak mau meninggalkanmu di sini sendirian... Tapi... " Irene merasa bersalah pada anak manisnya.

Hidup itu berat. Selalu berat di awal, kepergian suaminya, Jinyoung membuat Irene harus bekerja kerasa. Tidak, da tak boleh terus-terusan larut dalam kesedihan kan? Tidak... Dia harus berjuang untuk anaknya... Jaemin.

"Nana janji tak akan mengganggu eomma, Nana juga akan bantu eomma bekerja.." ucap Jaemin dengan yakin.

"Baiklah, tapi Nana jangan nakal ya nanti..." ucap Irene pada akhirnya.

Segera setelah itu mereka berdua berjalan kaki untuk sampai di mansion yang Irene maksud. Irene diberi tahu salah seorang pelayan disana jika di mansion itu membutuhkan tukang kebun. Ya... Walau Irene wanita tapi ia sangat menyayangi bunga dan tanaman, ia juga mahir dalam merawat bunga dan brragam tanaman.

"Wah! Besar sekali Eomma.. " ucap Jaemin terkagum, mereka berada tepat di depan pagar tinggi menjulang mansion itu.

"Iya sayang.." ucap Irene lirih.

"Eh? Kau tukang kebun baru itu kah?" tanya si penjaga gerbang.

"Ah.. ? Nde... Saya Irene, tukang kebun baru disini.."

"Ah.. Baiklah.. Ayo masuk. Nyonya menunggumu di dalam" lalu mereka masuk, menemui nyonya pemilik mansion ini.

Sungguh. Ini mansion yang sangat besar, tamannya sangat luas dengan air mancur indah di bagian selatan.

Jaemin bahkan sedari tadi mengaggumi keindahan itu semua.

"Permisi nyonya.. Ini tukang kebun baru nya sudah datang" ucap si penjaga gerbang pada seorang wanita dengan gaun berwarna tosca yang berdiri membelakangi mereka.

"Ah? Baiklah... Tunggu sebentar aku harus menyelesaikan rajutanku dulu" ucap si nyonya dengan suaranya yang sangat lembut.

Sepertinya ia seusia dengan Irene.

Irene masih menggengam tangan anaknya dan menunggu si nyonya selesai dari kegiatannya.

Hingga...

"Ah... Maaf... Apa aku menyelesaikan rajutanku terlalu lama ? Ah... Kau tulang kebun baru itu kau--"

"Irene?!" si nyonya terkaget saat menyadari wajah tukang kebun barunya itu.

Irene pun sama terkejutnya. Ia tak menyangka nyonya itu adalah temanya semasa sekolah dulu.

"Sana..." ucap Irene lirih.

"Astaga.." Sana langsung menghampiri dan memeluk Irene.

Jaemin yang binggung melihat segalanya hanya terdiam. Ia melihat bagaimana si nyonya dan ibunya seerti saling melepas rindu.

Prison Of Twinflame Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang