5. Penyesalan

389 46 2
                                    

"Mengapa penyesalan datangnya di akhir? Kalau di awal itu namanya pertemuan bukan penyesalan. Penyesalan adalah hal yang paling menyakitkan karena disaat itu kita tak bisa mengubah segalanya. Yang bisa di lakukan adalah mengambil hikmahnya dan menjadikan pelajaran yang pastinya akan berguna di masa depan."

                    -Agaraya-

Raya jengah menatap Bintang. Entah apa permintaan Bintang semoga saja tidak berhubungan dengan Aga. Jikalau itu terjadi pasti hidup Raya akan hancur berantakan.

Bagaimana nasib Hiraya Armana? Gadis badgirl, tomboy, ketua tim basket kalau disandinhkan dengan Aga? Si cowok cupu dan culun. Pastinya citranya di mata teman-temannya akan hancur lebur.

Aga dan Raya adalah sosok yang berkebalikan. Ibaratnya bumi dan langit tidak akan bersatu. Raya tomboy dan jutek sementara Aga cupu dan pemalu.

Mungkin ada satu orang yang akan menerima itu adalah Rain, sahabatnya sendiri karena Rain ga mungkin ninggalin Raya.

"Apa Tang permintaan elo?" Raya menatap Bintang dengan tatapan datar.

Bintang berfikir sejenak apa yang akan ia minta pada Raya. Pastinya adalah hal yang sangat dibenci oleh Raya. Itulah yang akan membuat Bintang senang.

"Permintaan gue ada 2." Bintang tersenyum dengan sombongnya karena setelah berkali-kali dikalahkan oleh Raya kini kemenangan berpihak padanya.

"Apa? Ga usah kode-kode to the poin aja." Raya memanyunkan bibirnya karena kesal pada Bintang. Daripada tadi hanya kode-kode an saja udah tahu sekarang Raya lagi bete dan badmood malahan sifat Bintang begitu.

"Tenang Ray. Sabar! Orang sabar di sayang Allah," Rain menepuk pundak Raya dan mengingatkannya jangan emosi lagi karena emosi dapat mengacaukan segalanya.

Raya hanya mengangguk dan menghembuskan napasnya perlahan supaya hati dan pikirannya lebih tenang.

"Rain, elo kok mau sih sahabatan sama Raya? Setara 'kan Raya badgirl, tomboy. Apa elo ga jenuh ya? Tiap hari liat perlakuan Raya yang begitu ...." Bintang tidak melanjutkan ucapannya. Mendengar hal itu ingin sekali Raya meninju Bintang. Tapi Raya sadar untuk apa melakukan hal itu justru nanti akan berujung dengan masalah.

'Sabar Ray, anggap aja Bintang itu sebagai ujicoba elo untuk nahan amarah' batin Raya.

"Kalau elo memandang Raya dari satu sisi memang begitu .... Tapi kalau elo memandangnya disisi lain pasti tahu alasan gue begitu."

Rain menuturkan segalanya. Ia tak terima sahabatnya dihina oleh Bintang Yeraham. Padahal Bintang sendiri tidak mengaca dia juga seorang badboy, suka jahil, suka bolos dan tindakannya melebihi Raya.

"Kalau mau menilai seseorang itu liat dulu elo udah bener apa kagak? Jangan sok jadi yang paling bener padahal kenyataannya sebaliknya."

Rain terpaksa mengatakan hal itu pada Bintang karena ia sudah tak tahan lagi dengan perlakuan Bintang pada Raya.

"Bagus Ren salut gue sama elo. Emang sefrekuensi sama gue." Raya mengacungkan jempolnya dalam artian setuju dengan pendapat Rain.

Bintang malah hanya diam.  Bisa-bisanya kalah telak dengan Rain dalam hal adu mulut.

"Tang permintaan elo apa? Cepetan ngomong kalau ga jadi Its okey."

Agaraya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang