4

121 35 24
                                    

Kali ini Kajeendra memilih duduk dibawah pohon yang tepat menghadap dengan lapangan basket. Matanya menatap sekumpulan siswa yang sedang bermain basket dengan segerombolan siswi disekitar mereka yang berteriak heboh.

Mau dimanapun ternyata akan selalu ditemukan pemandangan seperti ini. Melihat mereka membuat gadis itu jadi memikirkan tentang teman-teman bermainnya di Amerika. Kira-kira apa yang sedang di lakukan Grace dengan yang lainnya, ya?

Ia bertaruh pasti gadis barbar itu sedang mengumpatinya saat tahu tak mendapati Kajeendra dimanapun. Ia sengaja sih pergi ke Indonesia tanpa memberitahukan anak itu, karena pasti akan diikuti.

Ngomong-ngomong ini jam istirahat dan Kajeendra sedang tidak berminat kekantin lalu bertemu dengan manusia-manusia menyebalkan seperti kemarin. Ia membiarkan Kayra yang pergi kekantin untuk membeli cemilan. Sekarang ia harus berfikir lagi bagaimana caranya untuk mengetahui apa yang terjadi pada Kahindra.

Apa ia harus menginterogasi gadis yang kemarin?

Dilihat dari perangainya, gadis itu sepertinya memang ada hubungannya dengan kasus Kahindra.

Ah, ini menyebalkan.

"Kahin, sorry lama. Antri sih," ucap Kayra yang baru saja kembali dengan membawa banyak cemilan. Saking banyaknya sampai hampir menutupi separuh wajahnya. Membuat Kajeendra jadi menatap gadis itu sejenak.

"Apa?" Tanya Kayra yang merasa diperhatikan.

"Lo hobby makan ya?"

Kayra nyengir, "Iya, hari ini lagi pengen ngemil juga, sih. Lo gak lapar?"

"Gak."

Gadis dengan kacamata diwajahnya itu mengangguk dan mengambil tempat disebelah Kajeendra, membuka salah satu cemilan dan mulai memakannya.

"Lo juga dulu gak hobby ngemil, mana makan lo sedikit pula. Kadang gue cemas sama lambung lo.."

Yah, bukan hal yang baru sih. Kajeendra tahu kalau kembarannya itu memang tidak terlalu senang makan apalagi ngemil. Makanya badan anak itu kurus sekali, berbanding terbalik dengan dirinya yang memiliki proposi badan yang pas.

Kajeendra juga tidak hobby makan serta ngemil tapi setidaknya anak itu tidak pernah melewatkan waktu makan. Bagaimana mau lewat kalau setiap saat ada Daffin yang akan selalu memastikan ia makan tepat waktu. Sudah begitu ia pun senang Work Out sebenarnya, makanya kalau diperhatikan ada sedikit otot perut yang menonjol dengan khas ditubuhnya.

"Lo belum cerita soal Meridian dan gengnya," kata Kajeendra tiba-tiba dan membuat Kayra menoleh ragu. Ia takut kalau menceritakan lagi akan membuat gadis itu jadi mengingat kenangan buruk itu kembali.

"Lo yakin?"

"Cerita aja."

Kayra menghela nafas dan langsung duduk menghadap Kajeendra, "Oke.bGue gak tau mesti mulai darimana tapi semua berawal dari beberapa bulan yang lalu. Lo tiba-tiba jadi berubah, lo sering ketakutan bahkan jadi jarang mengikuti kelas. Gue sering nanya sebenarnya lo kenapa tapi lo cuma diam. Lo sering dijemput sama Meridian dan gengnya lalu gak balik sampe pulang sekolah," ucapnya.

Sesekali melirik Kajeendra untuk melihat raut wajah anak itu tapi hanya raut datar yang ia dapat.

"Gue sampe beberapa kali bilang ke lo supaya berhenti bergaul dengan mereka, karena sumpah lo jadi berubah. Nilai lo jadi anjlok semua, Kahin. Dan gue cemas sama lo. Tapi gue gak bisa ngelakuin apapun karena gue gak seberani itu untuk nantangin Meridian dan gengnya. Maaf," lanjutnya dengan lirihan di akhir. Ia merasa benar-benar menyesal karena tidak bisa menolong sahabatnya.

"Dan gak lama, gue dengar kabar lo lompat dari gedung gak kepakai di belakang sekolah. Gue tau lo gak mungkin lakuin itu tapi gue gak punya bukti apapun tentang hal itu juga. Maaf gue gak ngelakuin apa-apa buat bantu lo," lanjutnya lagi dengan suara yang benar-benar pelan seperti akan menangis.

K for KajeendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang