𝙒𝙖𝙧𝙣𝙞𝙣𝙜!!
𝘿𝙞 𝙥𝙖𝙧𝙩 𝙞𝙣𝙞 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙗𝙖𝙣𝙮𝙖𝙠 𝙣𝙖𝙧𝙖𝙨𝙞
𝙏𝙚𝙩𝙖𝙥 𝙚𝙣𝙟𝙤𝙮 𝙮𝙖😉𝘼𝙞𝙯𝙖 𝙥𝙤𝙫
Seperti yang direncanakan kemarin, aku dan ummah akan pergi ke toko kue keluarga kita. Pagi-pagi sekali aku sudah siap untuk pergi kesana bersama abbah dan ummah tanpa supir pribadi. Jika weekend seperti ini mang Dadang akan beralih profesi menjadi satpam penjaga gerbang hehe.
Setiap abbah libur kerja kita memanfaatkan waktu seperti ini untuk quality time keluarga. Kita kesana bukan untuk bekerja.
Sekarang aku sudah berada didalam mobil bersama ummah sedangkan abbah masih berada didalam rumah. Tadi abbah bilang ada barang yang ketinggalan dikamar jadilah kita disuruh duluan dan menunggu dimobil saja.
"Gimana bah, ada barangnya? " Tanyaku saat abbah sudah kembali dan duduk dikursi kemudi.
Jadi formasi kita itu seperti ini : Abah mengemudi, ummah duduk dibangku depan samping abbah dan aku duduk dibelakang ummah. Selalu seperti ini jika kita pergi bertiga.
"Ada, ini. " Abbah menunjukkan sebuah kamera yang menggantung di lehernya kemudian ditaruh diatas dashboard mobil.
Ummah mengernyit kan dahinya "Kamera buat apa? "
"Buat dokumentasi! "
"Ini kan weekend nah, kok masih aja kerja. " Sungut ummah tak terima.
Dulu abbah adalah seorang fotografer, ia bekerja di sebuah perusahaan fotografi dan perfilman. Sekarang abbah sudah menjadi seorang sutradara yang cukup terkenal. Sudah banyak project film yang ia kerjakan dan sudah menghasilkan banyak artis papan atas.
"Nggak ummah. Ini abbah bawa soalnya tadi teman abbah nelpon, dia bilang kameranya rusak jadi minjem kamera punya abbah. Lagian kamera ini juga udah lama gak abbah pake. "
Ummah hanya membulatkan mulutnya membentuk huruf O. Setelah itu abbah pun menghidupkan mobil dan melajukannya dengan kecepatan sedang.
Tadinya perjalan cukup lancar tapi tiba-tiba saja semua pengendara didepan berhenti, ternyata didepan sana ada gerombolan siswa yang sedang tawuran dan untungnya sudah diamankan oleh polisi yang berjaga. Jadi tidak mengakibatkan macet yang berkepanjangan.
Setelah mobil melaju kembali, aku menoleh kesamping jendela kaca dan tidak sengaja melihat seorang lelaki yang tengah dibawa oleh dua orang polisi. Sepertinya aku pernah melihat lelaki itu.
"Ah sudahlah, mungkin hanya perasaanku saja. " Aku bergumam sendiri.
Setelah melakukan perjalanan yang cukup memakan waktu kami pun sampai di parkiran toko. Dari sini sudah terlihat sebuah bangunan berlantai 2 dengan tulisan 𝙈𝙖𝙍𝙖'𝙨 𝘽𝙖𝙠𝙚𝙧𝙮 diatas pintu masuk. Itu adalah toko milik keluarga kami lebih tepatnya toko abbah dan ummah.
Nama toko ini diambil dari singkatan nama abbah dan ummah, MaRa artinya Maulana dan Ara.
Toko ini memiliki sejarah yang cukup panjang. Dulu ummah pernah menceritakannya padaku dan aku sangat takjub mendengar ceritanya. Aku jadi ingin mempunyai hubungan seperti abbah dan ummah.
Toko ini sudah dibangun jauh sebelum aku dilahirkan. Pertama kali berdiri MaRa's Bakery hanya bangunan kecil 1 lantai yang menjual dan menerima pesanan kue basah.
Ummah dan abbah mendirikan toko ini atas gagasan dari ummah dan tentu saja abbah setuju. Selain karena ummah yang hobby memasak terutama membuat kue, dengan sibuk ditoko umah jadi tidak kesepian ketika ditinggal abbah bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVITASI CINTA
SpiritualIni bukan cerita tentang seorang CEO muda yang jatuh cinta pada seorang gadis biasa. Bukan juga tentang perjodohan anak SMA. Apalagi kisah cinta dalam diam layaknya Fatimah Az-zahra. Ini adalah sebuah kisah GRAVITASI CINTA antara Aiza dan Abqa. Sem...