awal

277 57 14
                                    




***







"kamu yang di sana, berhenti!" seruan seorang guru wanita di pagar belakang sebuah sekolah, sontak membuat seorang gadis berpakaian seragam SMA memberhentikan langkah kakinya.

"ngapain kamu disini?" tanya guru tersebut saat gadis itu membalikkan badannya

"eum, a-anu buk"

"kamu manjat pagar ya?!" belum selesai gadis itu menjawab guru tersebut sudah mengetahuinya

"e-engga buk" elak gadis tersebut

"ga usah bohong kamu, ayo ikut saya kamu harus di kasih hukuman. cewe kok manjat pagar" ujar sang guru dan langsung menarik lengan gadis tersebut

Guru wanita tersebut membawa gadis itu ke tempat barisan murid-murid yang terlambat. ya hari ini adalah hari senin, hari dimana semua murid sekolah akan melaksanakan kegiatan upacara.

"asa ini satu lagi. ketauan di pagar belakang, habis naik pagar dia ini" ujar guru tersebut kepada seorang gadis yang tengah menulis di sebuah buku. gadis itu sedang menulis nama murid-murid yang terlambat.

gadis yang di panggil asa itu menoleh ke arah guru tersebut, dia melirik gadis yang di berada di samping guru tersebut.

"iya buk, bentar asa catat" jawab asa

"ya udah saya pergi dulu ya sa, kamu harus catat semua nama murid-murid yang terlambat ini. kalau sudah nanti kasih kertasnya ke ibuk" ujar sang guru

"iya buk siap" ujar asa sambil meberikan hormat, yang membuat guru tersebut tersenyum kecil lalu pergi dari sana

"bagus ya, baru beberapa minggu sekolah di sini kamu udah buat ulah" ujar asa kepada gadis yang dibawa guru wanita tadi.

gadis itu hanya tersenyum kikuk

"kamu kapan sih berubahnya ra, udah SMA loh ini. masih aja suka buat ulah" ujar asa

"rora ga buat ulah kok kak, tadi tuh rora cuma itu.. eum apa ya" gadis bernama rora itu mencoba mencari alasan apa yang harus dia katakan ke asa

"cuma apa? cuma terlambat, terus kamu mau ngahindar dari hukuman makanya kamu manjat pagar, tapi sayangnya ketauan sama guru, itu ga buat ulah hm?" ujar asa yang membuat rora hanya nyengir tidak merasa berdosa

"padahal kamu tuh cewe loh ra, suka banget bikin ulah" sambung asa, rora yang mendengar itu hanya diam tak tau harus mengatakan apa.

"udah sana kamu berdiri yang benar, ikutin upacara sampai selesai!.
nama kamu udh kaka catat. nanti pulang sekolah kaka aduin kamu ke mami" rora yang mendengar itu langsung menahan tangan asa

"kak plis jangan kasih tau mami ya? plissss banget" ujar rora memohon agar asa tak memberitahu kan hal ini ke mami. karena ia takut, ia takut akan mendapatkan ceramah yang panjang dari sang mami

"manjat pagar yang tinggi kamu ga takut, giliran di aduin ke mami kamu takut" ujar asa

"ya itu beda, manjat pagar mah gampang. tapi kalau ngadepin ceramah mami itu haduhh bikin pusing rora" asa yang mendengar itu hanya memutar matanya malas. Dia sudah sering menasehati rora, tapi tetap saja rora tidak pernah berubah.

The Only Exception Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang