Sorry for typo ~
☆☆☆☆☆
Chanhee tidak menyangka jika hubungannya dan Younghoon akan mengalami alur rumit seperti saat ini.
Satu hari Younghoon akan baik, lalu di hari berikutnya pemuda tampan itu seakan mendorongnya menjauh sejauh-jauhnya.
Tapi sekarang lebih banyak momen dimana kakak tingkatnya tersebut mendorongnya untuk pergi.
Chanhee dibuat bingung, apa karena dia bersikap dingin di awal pertemuan mereka?
Tapi Chanhee sudah menjelaskan alasannya dan Younghoon sempat memahami hal tersebut. Lalu kenapa kini seakan kembali ke awal, saat Younghoon memilih pergi tanpa ucapan selamat tinggal.
Namun ini jauh lebih rumit untuk dia pahami daripada alasan Younghoon pergi meninggalkannya dulu.
"Ada yang gue lewati? Ada salah yang gak gue ketahui, ya?" Tanya Chanhee pada Younghoon sore itu di saat kelas sudah usai.
Keduanya berdiri di lapangan basket indoor yang kosong, karena anggota basket hari ini libur latihan. Jadi ruangan itu tidak ada orang selain mereka.
Tadi siang Chanhee meminta Younghoon untuk berbicara empat mata dengannya disana setelah kelas usai. Younghoon memenuhi permintaan itu.
"Gak ada." Jawab Younghoon datar.
"Terus kok lo ngedorong gue pergi? Gue annoying, ya?"
"Iya." Jawab pemuda tampan yang berdiri satu meter di depan Chanhee.
"Kenapa? Dulu gue juga sering nempelin lo kemana-mana, tapi gak pernah protes. Gak kayak sekarang." Tutur pemuda manis itu sendu. Air bening sudah berkumpul di pelupuk matanya, sekali dia berkedip, maka akan segera tumpah.
"Chanhee, dulu itu dulu. Sekarang ya sekarang. Orang bisa berubah. Begitu juga gue. Dulu gue mungkin terbiasa, tapi sekarang gue risih." Jelas Younghoon.
Tes..
Tes...
Tes..
Akhirnya cairan itu jatuh juga sekeras apapun ia tahan daritadi.
Younghoon sekali lagi menggores luka di hatinya. Namun Chanhee tidak bisa berbuat apa-apa. Dia tidak bisa membenci pemuda tampan yang kini menatapnya tanpa ekspresi.
"Maaf."
"Kenapa di awal lo deketin gue? Kalo lo gak niat temenan lagi?" Tanya Chanhee di sela isaknya.
"Lo ngasih gue harapan, terus lo hancurin gitu aja. Lo brengsek!" Teriak Chanhee dengan air membasahi pipi gembilnya.
"Maaf."
"Gue cuma main-main. Gue kira lo gak akan luluh, ternyata gampang bikin lo jatuh." Ujarnya tanpa ragu
Plak
Sebuah tamparan mendarat di pipi kanan Younghoon..
Chanhee menangis di dada pemuda tampan itu dan memukul bahunya; melampiaskan kemarahannya.
"Lo brengsek, Kim Younghoon!" Teriak pemuda manis itu di depan wajah yang lebih tinggi.
"I know. Tapi lo tetep suka sama gue, Choi Chanhee." Ucapnya dengan tersenyum miring.
"Bajingan!" Chanhee mendorong tubuh tinggi itu menjauh lalu menatapnya lurus ke manik sekelam malam milik Younghoon.
Ia menyeka air mata yang masih turun membasahi pipi gembilnya dengan kasar lalu berbalik dan berjalan keluar dari lapangan indoor tersebut.
Meninggalkan Younghoom sendirian disana.
"Maaf udah bikin luka di hati lo semakin parah. Lo gak akan kuat kalo bareng gue, Chanhee. Gue cuma beban dan orang brengsek yang cuma bisa gores luka di hati lo nantinya. Lo pantes dapat yang lebih baik dari gue." Gumamnya setelah punggung sempit milik Chanhee menghilang dari sana.
☆☆☆
Changmin menatap heran pada pacar manisnya yang sejak tadi hanya diam dan menatap kosong ke jendela kelasnya.
Kedatangannya pun Changmin yakin jika tidak disadari oleh Chanhee.
Sudah sepuluh menit dia perhatikan dari meja sebelah yang kosong (karena jam istirahat, jadi kelas itu hanya dihuni Chanhee) dan Chanhee masih seperti itu, jangankan untuk menyapa menoleh ke arahnya pun tidak.
"Ekhem. Mau sampai kapan ngeliatin jendela itu?" Tanya Changmin membuat Chanhee terkejut dan menoleh padanya seperti baru saja melihat setan.
"Changmin! Kenapa gak bilang kalo kesini?" Pekik Chanhee karena kaget.
"Udah. Tapi kamu gak bales pesan aku, Hee. Jadi aku kesini. Ternyata kamu beneran lagi gak baik-baik saja setelah aku perhatiin dari tadi."
Chanhee menunduk.
"Maaf. Kepalaku agak pusing, jadi gak konsen dan gak liat hape." Kilahnya.
"Kalo belum bisa cerita gak apa-apa. Tapi jangan lupa ya, aku selalu disini kalo kamu butuh sandaran dan tempat berkeluh kesah." Changmin duduk di samping Chanhee lalu membawa tubuh mungil itu ke dalam pelukannya. Mengusap punggungnya pelan, agar pacarnya itu tenang dan merasa tidak sendirian.
"Changmin, kenapa kamu terlalu baik?" Chanhee menatap mata Changmin lekat.
"Kamu mau aku jadi jahat?"
"Ih, gak gitu maksudnya." Rengut Chanhee. Changmin terkekeh mendengar rengutan itu.
"Karena aku sayang sama kamu, masa aku jahatin? Gak mungkin, kan?" Pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban itu ia lontarkan. Membuat Chanhee semakin merada bersalah.
Kenapa hatinya harus memilih Younghoon, pemuda brengsek yang selalu menyakitinya.
Kenapa Tuhan tidak membuatnya jatuh ke Changmin saja.
Ternyata serumit itu. Chanhee rasanya ingin memarahi siapapun selain Changmin.
Yang tidak Chanhee ketahui, Younghoon juga sama jatuhnya kepada pemuda manis itu. Jauh sebelum hari ini.
Namun dia harus mengenyahkan perasaan itu dan menyakiti orang yang dia sayangi.
Entah untuk alasan apa. Nanti akan dia ceritakan jika sudah waktunya.
Tbc
Sulit dipahami gak ya alurnya? 🙈
☆
Stay safe ya guys 💕💕

KAMU SEDANG MEMBACA
INSANITY || BBANGNYU [Completed]
FanfictionOut of no where, he's comeback into my life and ruined my day. Also, my heart. And then, gone (again). >>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> ⚠️ YANG GAK SUKA, JAUH - JAUH PLEASE! MY BOOK MY RULES. 😌⚠️ <<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<...