• Mantap-mantap? •

132K 795 10
                                    

^ Happy reading ^

• Sebelum baca rate & vote dulu ya •

"Jian, ini gede banget. Apa muat di mulut aku?"

"Muat Lia. Udah buruan lo pegang."

Lia memegang junior Jian. Dirinya mengusap lembut kedua bola-bola yang menggantung di sekitar junior Jian. Membuat Jian merasa frustasi menahan kenikmatan yang Lia berikan.

"Argh... Liah... Enakh... Ah... Shith..."

Lia yang mendengar desahan Jian entah mengapa merasakan gejolak panas yang ada dalam dirinya.

Lia memasukkan benda tumpul itu ke mulutnya. Perlahan ia melilit junior Jian. Mempraktekkan apa yang selama ini ia tonton dalam film dewasa.

"Engh... Lebih dalamh lagih ah..."

Jian semakin kelimpungan menikmati kelihaian lidah Lia. Ia tidak menyangka jika Lia yang selama ini tidak pernah mau berbicara atau membahas hal yang berbau dewasa malah menjadi ahli.

Jian menekan kepala Lia agar juniornya lebih dalam masuk ke dalam mulut Lia.

Lia menyudahi aksinya. Dia beralih untuk mengelus junior Jian. Lia juga mengocoknya perlahan. Berharap agar Jian cepat mengalami pelepasannya.

Jian yang memang keluar lama masih menikmati perlakuan Lia terhadap junior miliknya. 30 menit kemudian , Jian belum juga keluar. Lia sudah merasa lemas menjilati, mengocok dan melumat junior Jian.

"Argh... Liah..."

Lia merasa junior yang ia pegang membesar. Jika dilihat dari pengalaman menonton film dewasanya itu pertanda jika ada sesuatu yang akan keluar dari benda tumpul itu.

"Liah... Buka mulut lo."

Lia hanya pasrah. Dirinya membuka mulutnya. Jian mengambil alih junior miliknya dan mengocoknya sebentar. Jian memasukkan juniornya ke mulut Lia.

Crot...

Crot...

Crot...

Cairan itu berhasil masuk kedalam mulut Lia. Sangat banyak. Hingga meluber ke leher Lia. Jian masih menengadahkan kepalanya menikmati sisa pelepasannya.

"Telen lia!"

"Asin Jian. Lo lama banget keluarnya. Gue gak bisa bayangin suatu saat kalo lo punya istri. Pasti istri lo setiap malem tepar."

Lia mengambil tissu yang ada di dalam tasnya dan membersihkan leher dan juga mukanya yang terkena cairan Jian.

"Itu mah pasti. Eh iya, ternyata lo gak sepolos yang gue kira anjir. Belajar dari mana lo hal beginian?"

Jian memasukkan junior miliknya ke dalam celanannya. Dia melepas jaket miliknya dan memberikannya kepada Lia karena baju Lia habis di sobekknya.

"Hehe, nonton film dewasa lah. Gue kan harus belajar juga haha."

"Kalo lo pacar gue udah gue perkosa lo tadi!"

"Ha? Gimana?"

Lia hanya pura-pura tak mendengar perkataan Jian. Tapi, sebenarnya dia sangat jelas mendengar apa yang Jian katakan.

"Gpp, buruan pake tuh jaket. Lo ada kuliah pagi kan?"

"Gak jadi. Udah jam berapa ini?. Gue udah telat kali. Dan ini semua gara-gara lo yang keluar lama!"

"Lah, lo yang godain gue duluan. Ngapain lo minta gue kenyotin susu lo?"

"Jian!"

Lia mencubit perut Jian. Membuat Jian mengaduh kesakitan.

"Apasih Lia?"

"Kalo ngomong suka gak di saring ya. Bahasa lo yaampun."

"Halah! Sok-sokan polos. Ternyata mah aggresif juga. Mana lo tadi juga keenakan kan gue kenyotin?"

"Sekali lagi lo ngomong kayak gitu, gue tendang tuh burung kesayangan lo! Biar gak bisa berdiri lagi!"

"Kejam amat lo. Eh btw, kalo lo gak jadi ngampus. Mending kita lanjutin mantap-mantap."

Lia mendelik tajam. Bagaimana bisa sahabatnya itu mengajak dirinya melakukan hal gila seperti itu?

^ Thank you for reading ^

• Sorry for typo •

my boyfriend is a pervertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang