7

844 75 6
                                    

"Mommy" Leon memeluk nyaman pada Phuwin, lelaki kecil itu memejamkan mata.

"Kenapa sayang, humm?"

"Aku mau tidur dengan mommy dan Daddy, kenapa Daddy selalu pulang pagi? lalu pergi kerja lagi, kapan Daddy berhenti bekerja?"

"Akhir-akhir ini Leon jadi banyak maunya, yah..."

"Maafkan Leon.."

phuwin tersenyum gemas, dia memeluk anaknya sangat sayang. "Tidak apa.., Mommy hanya tak mau Leon kecewa"

"Kenapa Leon harus kecewa?"

"Yah mungkin saja Leon kecewa karena Daddy tak bisa melakukannya"

Bocah itu memejamkan mata, Phuwin jelas tau lelaki kecilnya sedang bersedih. namun ia sendiri tak bisa melakukan apapun selain menenangkan, terlalu berlebihan jika dia meminta Pond datang kemari menemani mereka, itu sudah melewati batas, dia tak akan melakukan itu.

Clek...

Suara kenop pintu terdengar, Phuwin menatap kearah sana memperlihatkan Pond dengan seragam acak-acakan. Lelaki tegap itu berjalan mendekat, sontak saja Phuwin duduk di pinggiran ranjang dan menatap sosok itu. lelaki tan nampak melepas jas, menyisakan kemeja putih yang pada akhirnya ia lepas juga.

Terpampang Lah tubuh kekar berotot, Phuwin belum berhenti syok saat Pond melanjutkan berjalan lunglai ke ranjang. Bahkan membaringkan tubuh disamping kanan Leon, lalu memeluk anak itu dari samping sembari memejamkan mata dengan nyaman.

Phuwin hanya terpaku, perkiraannya lelaki itu pasti sedang mabuk dan tak sadar ada disini. tapi ntahlah Phuwin tak ingin berfikiran macam-macam, dengan siapa Pond minum dan sebagainya itu urusan Pond sendiri. dia tak ada hak sama sekali untuk melarang atau sebagainya.

Phuwin memutuskan ikut berbaring, memeluk Leon juga hingga tangannya dan tangan Pond bersentuhan. dirasakan lah lelaki itu menautkan jemari mereka, semakin menyamankan pelukan intens itu.

Pond menghela nafas, Sepertinya hari ini sudah cukup membuat pusing dengan hatinya. dia benar-benar tak tau akan memberikan Maggie posisi apa?,sedangkan dia sendiri merasa sudah memiliki keluarga kecil yang manis.

Terlintas lagi di pikirannya saat tadi Maggie memaksa untuk berhubungan badan namun dia mati-matian menolak dengan alasan tak ingin menghancurkan masa depan wanita itu.

Namun sebenarnya disisi lain, hati Pond bersikeras mengatakan tidak entah karena apa, Dia tak paham. dia tak bisa memberikan sentuhan yang menggairahkan, rasanya benar-benar frustasi.

.
.
.
.
.

Pond duduk lalu bersandar pada kepala ranjang, terlihat jam di nakas menunjukkan pukul 2 pagi. dia tersenyum hangat, menatap kedua malaikat kesayangannya sedang terlelap, di usaplah kepala Leon perlahan tak lupa pada pipi Phuwin juga hingga ia merasakan pergerakan dari lelaki manis.

Mata lentik terbuka, Pond masih mengusap pipi gembilnya. Nampak Phuwin cukup kaget namun ekspresinya datar saja seperti biasa. Pond berdehem pelan menyaksikan sosok manis itu ikut duduk, netra mereka saling menatap dalam bingung.

"Kenapa kau tak tidur?"

"Ak-aku akan pergi, maaf aku sedikit mabuk tadi" Pond tersenyum kikuk, lalu bersiap untuk berdiri sebelum Phuwin menarik tangannya menatap teduh.

"Tidurlah disini, didekat Leon, aku yang akan pindah kamar"

Feeling apa ini, Phuwin sendiri merasa Pond tak suka berduaan dengannya hingga lelaki itu benar-benar tak nyaman. Dia sendiri yang memutuskan untuk pindah kamar, jadi tanpa menunggu lama segera berjalan ke pintu bersiap untuk keluar dari ruangan itu.

Namun belum sempat memutar kenop pintu, terasa sekali Pond memeluknya sangat erat dari belakang.

"Phu... Disini saja"

Nafas hangat menerpa tengkuknya, phuwin merinding luar biasa. namun lagi dan lagi ia harus menormalkan detak jantung, bukan hal yang lucu saat Pond mendapatinya tersipu.

Dirasa lelaki tampan itu membalikkan badannya, mereka berhadapan dengan lampu remang-remang menghiasi kamar, demi apapun kesan indah di wajah Phuwin tak terelakkan.

"kenapa?" Phuwin berdehem pelan menatap datar lelaki tan yang akhirnya menjatuhkan kepala dibahunya "kau baik-baik saja?"

"Humm" Hanya sahutan singkat, dan dia menyimpulkan ini bukan hal yang baik "aku lelah"

"lelah dengan apa? pekerjaan kah?"

Pond menggeleng "dengan perasaanku, aku lelah"

"Perasaanmu?, perasaanmu kenapa?"

Tak ada jawaban, Pond terus menatap netra kelamnya tak berkedip sekalipun seakan menelisik jauh lebih dalam. mereka terus diam dalam posisi yang sama "maafkan perasaanku" Pond berjalan menuju kearah bajunya yang berserakan di lantai dan memakainya, lelaki itu tak berbicara lagi. ia segera menenteng jas dan membuka pintu kamar, segera berlalu dari sana menyisakan Phuwin yang masih diam dengan beribu pertanyaan dikepala.

"apa yang terjadi?" Tak bisa ditolerir lelaki itu membuatnya hampir gila dengan jawaban dari pertanyaan tadi, dibukanya pintu kamar, dengan langkah tergesa-gesa ia melihat Pond yang agak jauh darinya hendak keluar di pintu utama, ditarik lah tangan lelaki itu sangat kuat.

"Akhhh" Ringis Pond, wajahnya syok "apa yang kau lakukan?" Terlebih Phuwin menyeretnya kembali ke dalam kamar.

Suara pintu kamar ditutup dengan keras, namun untunglah Leon sama sekali tak terganggu.

"Jelaskan padaku" Tuntut Phuwin

"Apa?"

"Jangan berpura-pura bodoh"

"Aku hanya minta maaf tentang perasaanku"

"Iya, lalu perasaanmu kenapa?, kenapa kau minta maaf, kau tak suka di dekatku? kau risih denganku? kau lelah? kalau begitu kenapa kau masih terlihat bahagia? atau semua hanya sandiwara, kau bahkan mphhhh-

Pond melumat pelan bibir manis itu, menekan leher Phuwin dengan penuh kelembutan. Ia bahkan sudah memejamkan mata terlebih saat Phuwin mulai membalas lumatan bibir mereka.

Satu hal di pikirannya, apakah dia benar-benar jatuh cinta? kenapa jantungnya berdebar tak karuan? kenapa seperti ada kupu-kupu yang beterbangan dihatinya, apakah ini normal?

Ciuman itu berlangsung sekitar dua menit, dengan Phuwin yang juga antusias membalas lumatan basah itu. apa itu artinya phuwin juga mencintainya? atau hanya sekedar membalas tanpa alasan?

Sontak saja Pond melepaskan ciuman diantara mereka, menatap Phuwin dengan nafas terengah-engah. matanya sayu dan lelah "apa ini? apa aku boleh berharap kau juga mencintaiku?"

Phuwin menunduk, memeluk Pond dan menyamankan kepala didada bidang lelaki tan itu "kupikir hanya aku yang mencintaimu"

.
.
.
.
.
.
.

To be continued

Jangan lupa follow vote dan komen ya gess💙💙💙

Wishes And Dreams [Pondphuwin]18+[END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang