Pagi telah tiba, hari liburku telah habis termakan oleh waktu. Pertanda pagi ini ku harus memulai lembaran baru, semoga Allah membantu, agar terlaksana dengan baik selalu.
Perkenalkan aku nunja, anak kedua dari 2 bersaudara, ayahku kerja di perusahaan swasta dan ibuku ibu rumah tangga, adikku masih kelas 1 smp dan aku kelas 12 SMA. Kami tinggal di Kota Perjuangan, tapi bukan perjuanganku menghalalkanmu ya :)
Dan hari ini adalah hari pertama di semester dua aku menjalani murid SMA di Tahun ajaran baru. Senang itu pasti karena aku masih di beri kesempatan untuk bisa mengenyam pendidikan di sekolah. Dan syukur alhamdulillah juga kepada Allah karena masih memberiku umur panjang.
"Bismillah semoga lancar" gumamku. Dengan sudah memakai seragam lengkap.
Ketukan pintu mulai terdengar samar -samar. Pertanda bahwa aku sudah di suruh turun oleh ibuku untuk makan.
Setelah sampai di meja makan, aku mulai mengambil lauk yang ku mau. "Bu kenapa adik belum turun?" Tanyaku
"Adikmu sakit, semalam dia demam," Jawab Ibuku, tangannya masih sibuk memasukkan bekal Ayahku.
"Ooh, pantas gak ngerecokin aku"
"Sudah - sudah lanjutkan makanmu, keburu siang loh" titah Ayahku.
Tanganku menyalami tangan kanan kedua orangtuaku sebelum berangkat sekolah, menjadi hal biasa di pagi harinya.
"Ibu, ayah nunja pamit pergi ke sekolah, Asslaamualaikum" Ucapku setelah menyalami mereka."Iya, hati - hati di jalan, jangan ngebut bawa motornya" Jawab Ayahku, tangannya sudah nangkring aaja di puncak kepalaku, dan mengusapnya dengan lembut.
"Iya yah, esok anterin ya" Ucapku, di tambah cengiran khas gayaku.
"Hmm iya, kalau ayah gak sibuk,"
"Nih bekalnya jangan di tinggal," Timpal ibuku mmeberikan sekotak bekal berisi lauk dan buah, di tambah sebotol susu hangat, plus air putih.
"Baik bu,"
...
Sesampainya di sekolah, aku langsung memarkirkan motor dan tak lupa menaruh helm di jok motor, tak lama kemudian datanglah Gita dan jodi, dan beberapa siswa yang lain."Hai nja" sapa gita yang baru saja turun dari motor metic miliknya
"Hayy git, tumben dateng awal" jawabku.
"Iya nih maklum habis ini ada urusan di Kantor OSIS" jawab gita yang keliatan sibuk dari 2 hari lalu. Memang sih beberapa hari ini sekolah banyak sekali kegiatan yang memerlukan anggota OSIS, apalagi sebentar lagi bulan bahasa.
Aku saja hari ini masih dispensasi atau yang sering di singkat dispen, yaitu pembebasan waktu karena ada suatu hal atau mengikuti acara even di sekolah. Ya tak banyak sih yang dispen tapi tetap saja tertinggal beberapa pelajaran.
Aku berjalan santai menuju kelas, dengan sesekali melirik jam dari benda pipih yang bernama gawai.
"Assalamualaikum" Ucapku setelah memasuki kelas yang masih sepi, tidak ada siapapun.
"Masya allah kelasnya sangat bagus, lebih bersih dari kemarin" gumamku menatap beberapa bangku yang tak lurus, terdapat sampah di meja dan beberapa barang berceceran.
"Assalamualaikum ya ahli kubur" Ucap Alim secara tiba - tiba mengagetkanku yang sedang menata bangku dan kursi tempat ku duduk.
"Waalaikumussalam, " jawabku dengan muka jutek.
"Napa tuh muka di tekuk?" Tanya Arif yang sudah duduk di depanku.
"Ngagetin aja, eh nanti kita dispen ya" Ucapku menatapnya sembari duduk di kursi yang sudah bersih dari sampah.
"Yoi.. jam kedua, bebas pelajaran matematika" jawabnya dengan anda santai.
"Alhamdulillah, lepas dari matematika umum" timpalku.
"Hemm berdua mulu" celetuk siska teman se bangku.
"Bertiga noh di pojokan ada diva" jawabku menunjuk diva yang masih terlelap dalam tidurnya.
"Lah tumben dia dateng awal"
"Gak tau"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
Teen FictionMendoakannya di sepertiga malam, berharap di satukan dalam pelaminan. Kata-kata yang sering di jumpai oleh para jomblowan, juga para santiwati dan santriwan, kenapa aku bilang gitu karena jarang banget orang awam yg mau terikat oleh cinta dalam diam...