Beberapa jam kemudian seorang laki-laki berjanggut dan berambut merah memasuki ruang tamu rumah makan Lembu Emas. Ia berpakaian sederhana seperti orang-orang di daerah itu, akan tetapi kita tidak mendapat kesan ia seorang pekerja biasa. Ia memberi isyarat kepada pemilik rumah makan untuk mengikutinya dan mereka berdua bersembunyi di balik pintu ruang bawah tanah yang sedang terbuka.
"Apakah kehendak Tuan?" tanya pemilik rumah makan.
"Orang asing !" bisiknya.
"Astaga!! Anda dapat menjelma demikian rupa, sehingga menjadi sulit sekali menerkanya." kata Binder keheran-heranan, "Akan tetapi anda datang tepat pada waktunya. Saya ada kabar yang penting bagi anda !"
"Benarkah? Begitu cepatnya? Kawan semacam itulah yang berguna bagi saya. Ada apa?"
"Satu jam yang lalu duduklah di sini dua orang yang belum pernah ke mari. Berkat peringatan-peringatan yang anda berikan kepada saya, maka saya menjadi curiga. Saya membiarkan mereka duduk sendiri, akan tetapi saya berusaha mendengarkan percakapan mereka dari belakang pintu. Mereka berbicara berbisik-bisik dan saya hanya dapat menangkap pembicaraan mereka tentang sebatang pohon eik yang besar, tempat mereka dapat menemukan pesan-pesan dari pimpinannya. Kira-kira setengah jam yang lalu mereka pergi lagi."
"Tiga puluh menit yang lalu?"
"Maka jangan buang-buang waktu lagi !"
"Berjalan kaki memakan waktu terlalu lama. Dapatkah saya menyewa seekor kuda di sekitar sini?"
"Hhhmmm.... Saya dapat meminjamkan anda seekor kuda yang sudah agak tua. Dapatkah anda naik kuda?"
"Dapat. Akan tetapi saya lupa. Agak berbahaya juga."
"Kuda itu sudah selama satu tahun tidak pernah ditunggangi orang."
"Tidak apa. Saya rasa akan dapat juga menungganginya. Saya harus cepat-cepat ke situ, tak peduli bagaimana caranya. Besok saya kembalikan atau saya suruh kembalikan lagi kuda itu."
"Beres !" kata pemilik rumah makan, lalu bergegas-gegas ke kandang kuda.
Beberapa menit kemudian Arnold memacu kudanya pada senja hari ke luar kota. Ketika ia sampai ke Hohenthal, ia menyimpang darijalan biasa. Ia tidak mau dilihat orang supaya jangan menjadi bahan tontonan. Tak lama kemudian ia membelok lagi ke arah, yang menuju ke rumah penjaga hutan. Di situ dilihatnya di hadapannya sedang berjalan seseorang yang segera dikejarnya. Dihentikannya kudanya.
"Hai, andakah itu? Selamat sore!"
Edward Hauser memandangi orang yang berkuda itu keheran-heranan.
"Selamat sore!" jawabnya, "Apa kehendak anda?"
"He, mengapa begitu? Ahhh... benar juga, anda tidak mengenali saya." Arnold memegang berturut-turut telinga kiri dan telinga kanannya, "Saya adalah........"
"Wah, saya benar-benar tidak dapat mengenali anda. Untunglah saya bertemu dengan anda. Sebab saya memang sedang dalam perjalanan ke tempat anda."
"Ke tempat saya? Apakah anda telah menemukan sesuatu?"
Anak muda itu mengangguk.
"Penting tidaknya tidak saya ketahui dengan pasti akan tetapi saya kira, telah menemukan sesuatu yang penting, bahwa........"
Arnold memotong perkataannya, "Tunggu dulu! Saya kira keterangan anda itu tidak dapat selesai dengan sepatah dua patah kata saja. Sebenarnya saya tak ada banyak waktu, karena saya harus cepat-cepat pulang. Akan tetapi saya akan turun dahulu dan......"
Sekarang giliran Edward yang memotong perkataan Arnold itu, "Jangan, jangan! Anda berkuda perlahan saja. Bahkan boleh anda larikan kuda anda lebih kencang sedikit. Saya masih muda dan sehat. Saya dapat mengikuti anda. Dengan demikian anda tidak membuang-buang waktu dan sekaligus dapat mendengar ceritera saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
HANTU HUTAN DI PERBATASAN
AventuraSebuah terjemahan dari buku tua berbahasa Jerman berjudul Das Buschgespenst karya Karl May. Karl Friedrich May (lahir di Hohenstein-Ernstthal, Chemnitzer Land, 25 Februari 1842 - meninggal karena sakit paru-paru di Radebeul, Meissen, 30 Maret 1912...