[ 42 ] Cara Terbaik Mencintai Seseorang

2.5K 433 93
                                    

Vote and comments will make me very happy <3333

-

Jika manusia bisa menjalani hari-harinya dalam mode autopilot, maka itulah yang persisnya sedang Adara lakukan. Suatu hari, ia pulang ke rumah tanpa ponsel dan hati yang patah. Keesokan harinya, ia menghabiskan waktu di hadapan komputer jadul milik Bu Haji. Tangannya meggoreskan pena di atas buku catatan, menuliskan semua rencana hidupnya dalam satu tahun mendatang. Salah satu yang terpenting bagi Adara adalah mendapatkan uang yang cukup untuk membeli laptop. Selain itu, ia harus meraih beberapa prestasi supaya kesempatannya mendapat undangan ke perguruan tinggi negeri meningkat. Yang terakhir ini sudah sempat disampaikan Bu Aimee, tapi Adara terlalu terlena dengan kegiatan organisasinya sampai belum mengusahakan apapun untuk mendapat piagam.

Kini, sebuah tekad yang membara membakar batinnya. Adara ingin membuktikan ke dunia, bahwa ia bisa berdiri di kaki sendiri, menuju kehidupan yang lebih baik. Ia tidak lemah. Ia bukan lagi gadis sepuluh tahun yang diam saja ketika disakiti. Adara mulai memahami bakat yang ia miliki, dan ia berjanji akan mengasahnya lebih keras lagi.

Untungnya, Adara tidak perlu memikirkan perasaan dan segala yang berhubungan dengan drama percintaan remaja. Emang lebih baik begini, kan, ucap Adara dalam hati.

"Ra, Ibu ada pisang goreng, nih, kalau mau."

Suara Rusmi dari dapur beriringan dengan bau sedap yang menembus kamar Adara.

"Iya Bu, bentar." Adara meletakkan pensilnya. Ia memijat-mijat jemari tangannya yang mulai terasa pegal akibat terlalu banyak menulis. Sudah ada tiga artikel yang Adara selesaikan seminggu belakangan. Dua akan ia ikutkan lomba, dan satu lagi akan coba ia masukkan ke sebuah majalah.

"Habis ini mau pake komputer lagi ke Panti?" tanya Rusmi pada Adara yang sedang meraih sepotong pisang, lalu duduk di kursi rotan di ruang tamu sambil mengunyah.

"Iya. Masih ada artikel yang mau Adara ketik, terus nyari bahan buat artikel lain juga."

"Dulu kamu ngerjain tugas sering di hape yang bagus itu, kan? Apa nggak apa-apa sekarang makin repot gini?"

Adara menghentikan kunyahannya. Potongan pisang yang tertinggal di mulutnya tiba-tiba terasa pahit. Ibunya memang sudah mengetahui Adara tidak lagi memiliki ponsel, tapi alasan yang ia sampaikan saat itu adalah karena ia tidak enak menggunakan ponsel mahal dari seseorang yang baru saja menghabiskan banyak biaya perawatan di rumah sakit. Tidak ada cerita tentang hubungan yang putus atau kenyataan yang begitu menyedihkan.

"Emang agak repot, sih, Bu. Makanya Adara lagi nyoba ikut banyak lomba nulis dan ngirim-ngirimin artikel ke media. Tapi bukan buat beli hape. Adara lagi nabung beli laptop. Hapenya nggak apa-apa pakai yang lama ini aja," jawab Adara.

"Anak Ibu sholehah banget, ya. Ibu sampai kadang mikir, baik banget Allah nitipin kamu ke Ibu."

Adara berusaha tersenyum. Ia sepenuhnya sadar, belum lama ini mungkin dia telah menyakiti hati seseorang untuk selama-lamanya. Adara nggak sebaik yang ibu kira, Bu.

-


Bagaimana Adara harus menghadapi Melisa? Adara memikirkannya selama dua minggu libur sekolah. Sebentar lagi, tahun ajaran baru tiba, dan Adara pasti tidak bisa lagi menghindari gadis yang merupakan alasan utama Lionel mengenal Amora itu.

"Dulu aku bisa segampang itu bilang ke Melisa kalau yang terpenting adalah dia menyesal dan berusaha memperbaiki kesalahannya. Tapi ketika kesalahan Melisa ternyata melibatkan aku lebih banyak ... nggak gampang buat jadi legowo," ujar Adara pada dirinya. Belakangan, ia sering bercakap-cakap sendirian seperti ini. Ternyata, ini cara yang ampuh baginya untuk mengolah ide yang terlintas di otak menjadi kalimat demi kalimat di kertas.

A Mismatch So Perfect [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang