4

1.8K 313 33
                                    

"Haechan turun, makan malam, ajak pacarmu juga" Suara Ibu dari lantai satu tedengar nyaring hingga ke kamar Haechan.

Dua manusia yang sedang berguling di kasur terkejut mendengar ucapan Ibu. Mereka belum resmi berpacaran, Haechan bahkan belum mengungkapkan isi hatinya pada Renjun.

"Ayo" Haechan keluar lebih dulu meninggalkan Renjun yang sepertinya malas bergerak, ia masih berguling guling di kasur akibat ucapan Ibu Haechan, ia takut berhadapan dengan beliau di meja makan.

"Renjun" Haechan muncul dari balik pintu.

"Apa?"

"Jalan sendiri atau aku gendong?"

"Nanti Ibumu mengira aku benar-benar kekasihmu" Renjun melenggang begitu saja, melewati Haechan yang masih berdiri disana.

"Kalau begitu jadi pacarku" Haechan mengangkat tubuh mungil Renjun untuk ia bawa dalam gendongannya.

Satu jam berlalu, keduanya sudah ada di dalam selimut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu jam berlalu, keduanya sudah ada di dalam selimut. Hujan di luar masih terus berlanjut, hembusan angin terdengar sayup-sayup di telinga, bahkan dinginnya terasa menusuk kulit.

"Chan matiin lampunya aku gak bisa tidur" Renjun sudah siap untuk tidur dengan baju kebesaran milik Haechan tentunya.

"Malas, kamu aja yang matiin lampu aku udah ngantuk" Haechan menarik selimut dan menutupinya hingga sebatas dada.

"Anak ini gak bisa diandalkan sekali" Renjun menggerutu sambil berjalan mendekati saklar.

"Kapan kamu akan suka padaku?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Haechan saat Renjun sudah kembali masuk dalam selimut.

"Entahlah aku belum mencobanya"

"Mau coba sekarang?"

"Hm?" Renjun menatap laki-laki di sampingnya, kamar ini gelap hanya cahaya lampu tidur yang redup di atas nakas yang menerangi.

Haechan mengusap pelan pipi tirus milik Renjun. "Boleh gak?" Renjun mengangkat sebelah alisnya bingung.

Haechan mendekatkan wajahnya, makin mendekatkan diri pada si mungil. Waktu terasa berhenti dan entah mengapa Renjun menutup matanya.

"Kenapa tutup mata?"

Renjun mengehela napas, merutuki pikiran nakalnya, aish apa yang ia pikirkan. Matanya mengerjap langsung bertemu dengan manik Haechan. Dengan jarak yang terlampau sempit Haechan dengan mudah mempertemukam bibir miliknya dan milik Renjun. Renjun membelalakan matanya, kali ini ia bahkan tidak mampu menutup mata.

Sialan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bus [HyuckRen] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang