1| Masih sama

334 20 6
                                    

Ruka

Hari ini, gue pulang ke Indonesia. Lega akhirnya, karena perjuangan gue untuk menjalankan pengobatan selama dua tahun belakangan ini nggak sia-sia. Gue bener-bener dinyatakan sembuh dari penyakit gagal ginjal, setelah mendapatkan donor dari seseorang.

Dada gue bergemuruh hebat bersamaan dengan pesawat yang akan landing di Bandara Soekarno-Hatta. Seneng,terharu, dan rindu, itu yang gue rasain.  Gue seneng karena gue pulang dengan keadaan baik, setelah ngilang gitu aja didalam circle pertemanan gue. Yang tanpa mereka tau, gue lagi berjuang untuk sembuh. Karena, emang nggak ada satupun orang yang tau tentang penyakit ini. Sekalipun itu orang terdekat gue. Gue tau ini emang salah, dengan munafiknya gue nggak bilang apa-apa ke mereka. Karena takut kalau misalnya mereka bakal pergi setelah tau kekurangan gue. Yang sebenernya gue tau, mereka nggak bakal ninggalin gue sekalipun itu kekurangan gue.

Sahabat sahabat gue...

Adi, Dhanu

Dan,

Naya.

Mereka semua nggak bakal ninggalin gue.

Lamunan gue buyar, ketika handphone gue bunyi.

Om Eza is calling...

Ah om Eza

"Iya,Om?"

"Pesawat kamu udah landing?"

"Udah om, ini Yasa nyariin om."

"Om masih di jalan, Sa. Kejebak macet."

"Iya Om gak papa, Yasa juga mau beli kopi dulu."

"Iya,Om. Hati-hati di jalannya."

"Kamu juga disana hati-hati, awas di culik sama Tante tante."

"Ck. Om bisa aja."

"Hehehehehehehe."

"Eh iya Btw tadi kamu dapet salam."

"Dari siapa?"

"Malaikat maut."

"Om!"

"Hahhahhaa becanda, Sa. Yaudah om matiin teleponnya. Udah lampu ijo."

"Hmm."

Om Eza emang manggil gue Yasa, nggak seperti orang lain, yang manggil gue Ruka. Pas ditanya kenapa dia manggil Yasa terus, padahal gue lebih suka dipanggil Ruka. Dia malah jawab "biar beda sama yang lain. Anggap aja Yasa itu panggilan sayang dari Om. Kamu kan satu-satunya cucu Cowok dari keluarga kita. Jadi Om paling sayang sama kamu"

Awalnya gue nggak suka sama nama panggilan tersebut. Tapi... Setelah ada seseorang yang manggil gue Yasa selain Om Eza. Entah kenapa gue jadi seneng sama panggilan itu.

Ah ya, btw gue emang cucu Cowok satu-satunya dikeluarga papa. Gue 3 bersaudara, dua kakak perempuan dan si bungsu laki-laki yaitu gue. Jadi enggak heran gue diperlakukan sangat begitu istimewa sama mereka semua. Ya karena, emang gue satu-satunya orang yang diharapkan untuk melanjutkan bisnis keluarga.

Sambil menunggu Om Eza, gue memutusakan buat mampir disalah satu gerai kopi dekat ruang tunggu Bandara Soetta. Dulu, Gue adalah tipikal manusia yang akan menyempatkan ngopi di manapun dan bagaimana pun keadaannya. Karena nggak tau kenapa, saat gue minum kopi,perasaan gue jauh lebih tenang dan rileks. Walaupun terlalu banyak minum kopi juga nggak sehat buat tubuh. Tapi sekarang gue udah menerapkan pola hidup sehat. Ya meskipun sekarang masih suka minum kopi, tapi nggak se-sering dulu.

CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang