Ketika petunjuk itu datang.

1.2K 99 6
                                    

Yura berjalan dengan pelan. Badannya ditekuk begai ada beban berat yang menimpanya. Tiba -tiba Dino datang menyergap Yura.

Yura ditarik tangannya hanya berjalan dengan setengah berenergi.

"Ayo cepat sinihhhh, kamu lamban sekali Yura," kata Dino yang tiba-tiba menarik tangan Yura kesebuah tempat.

"Aku lemas, aku sedang tak enak badan Dinoooo," kata Yura lemas. Dino berhenti dan menatap wajah Yura.

"Ya benar, kamu pucat yurr, aku antarkan kamu ke UKS yaa?" tanya Dino.

Yura hanya menggeleng tanda tidak mampu lagi mengurusi. Dino tau jika Yura tidak ingin dibawa ke UKS, tapi Dino memaksa, dia tetap menarik tangan Yura dan membawanya ke UKS.

"Kau mau ku tunggu atau ku tinggal?" tanya Dino.

Pandangan Yura kosong, ia panik dengan keadaan Yura.

"Mungkin kau perlu sendiri, akan ku tinggal. Jaga dirimu. Kata ibuku, Black Magis terus saja mengganggumu Yura," katanya sambil mengelus rambut Yura.

Dino pun keluar UKS dengan perlahan, karena ia masih ragu meninggalkan Yura sendirian.

"Black Magis membuatku gila," gumam Yura.

Yura memperjelas penglihatannya, ia melihat keseluruh arah, ia kaget ketika diujung pintu UKS yang semula memiliki cahaya dari luar, tiba-tiba tertutup oleh wanita agak tinggi, dengan jubah hitam dan matanya hitam pekat dengan tiga goresan beserta darah dipipi kanan dan bagian dibawah mata yang berwarna ungu seperti sehabis ditonjok ribuan kali.

Wanita itu tersenyum cantik pada Yura seakan-akan ia meminta bantuan. Tapi Yura hanya diam menyaksikan wanita yang berdiri disitu.

"Seperti wanita yang berdiri dekat pohon kemarin, sepertinya aku mengenalnya, tapi itu siapa?" pikirnya.

Secepat kilat tiba-tiba ada wanita lain dengan jubah yang sama tapi bedanya, wanita yang mendekati Yura agak tua, setiap keriputnya ada setetes darah, matanya penuh kebencian. Geraknya membuat Yura ingin menutup mulut lebih rapat walau rasanya Ia ingin membentak wanita itu untuk pergi dari situ. Wanita itu tersenyum menyeringai.

"KAU TIDAK AKAN BISA MEMBANTUNYA, DAN KAU TIDAK BOLEH MEMBANTUNYA, INGAT!!!" kata wanita tua itu menunjuk wanita yang berada didepan pintu, dan kemudian ia mencekik leher Yura.

"Ahgtttt.. Siapapun disana, tolong aku," teriak Yura. Tiba-tiba mata Yura gelap, tapi ia masih bisa mendengar apa yang ada disekelilingnya.

"DINO!! TOLONG AKU!!" teriak Yura lagi.

"Tenang, ada aku disini Yura. Mereka sudah pergi," tiba-tiba Dino datang berlari dan mengenggam tangan Yura dengan kencang untuk memastikannya.

"Mataku," kata Yura pelan sambil menujuk matanya.

"Pejamkan matamu, dan buka kembali. Cobalah," kata Dino.

Yura mengikuti perintah Dino dan berhasil, Yura dapat melihat seperti biasa.

"Kau mencium sesuatu?" terka Dino.

"Ya, bau darah itu lagi."

"Kau mengerti maksut dari semua ini?"

"Tidak tau, yang kutau ada wanita Black Magis, wanita yang meminta pertolongan. Dan bau darah itu."

"Yaampun Yura, jadi kau belum mengerti juga? Ahgt.. jadi ada wanita muda yang meminta bantuan kita, sepertinya wanita itu terjerat pada wanita tua Black Magis itu. Makanya ia meminta kita untuk membantunya."

"Tapi kenapa dia meminta bantuan kita, kenapa tidak yang lain?" kata Yura dengan nada tinggi.

"Karena ini ada hubungannya dengan Dream Catcher itu!!" jawab Dino tegas. Yura menunduk.

"Dari pada kita berdebat seperti ini, ayo ikuti bau darah ini, sebelum kita kehilangan jejak," ajak Dino.

Yura mengangguk penuh arti. Seketika perdebadatan tadi hilang menjadi sebuah pencarian hebat.

Dino dan Yura terus mengikuti, berjalan melewati lorong lorong kelas. Tidak peduli teman-teman mereka yang melihat gerak-gerik aneh mereka. Hanya satu yang ada dipikiran mereka 'Memecahkan masalah aneh Dream Catcher' itu.

Mereka berjalan dan berhenti disebuah ruangan. Ya itu ruangan wakil kepala sekolah. Dan seketika bau darah itu menghilang.

"Kenapa tidak tercium lagi?" celetuk Yura kesal.

"Ini dia," tegas Dino.

"Apanya?" kata Yura sambil menoleh kearah Dino.

Kringggggg..........

"Ayo kembali ke kelas. Akan kuceritakan nanti dirumah ku," kata Dino sambil menunjukan senyum kepuasan.

Sedangkan Yura masih bingung dengan kata-kata Dino.

"Jadi nanti aku kerumah mu?" kata Yura lagi.

"Iya bawel..." kata Dino sambil menjulurkan lidah.

Sepertinya Dino sangat puas dengan apa yang ia temukan, walau ini masih menjadi rahasianya.

Black Dream CatcherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang