CHAPTER 16

1.2K 107 9
                                    

Hening, sepi, dan sunyi. Tiga kata itu dapat menyatakan sebuah tempat yang sedang ia datangi. Walaupun ini memang bukan kali pertama, namun susananya masih sama. Masih terlihat damai dan tentram. Meskipun dari luar tampak menyeramkan, karena mungkin tempatnya jauh dari pusat kota. Sebuah bangunan yang bisa disebut lumayan besar dan luas, dengan berciri khas warna gelap perpaduan antara warna hitam dan abu-abu. Saat memasuki ruangan berpintu besar itu seketika semua yang tadi tampak menyeramkan dari luar yang kelihatan sunyi, sepi kini terbalaskan dengan susana yang begitu indah. Banyak orang di dalam rumah ini, eh tapi buka rumah. Lebih tepatnya ini adalah Markas Vagos.

Saat ini Natasha, Nathan dan para anggota Vagos baru saja memasuki pintu utama markas Vagos. Para anggota yang dari tadi menunggu kedatangan mereka bersiap dan menyambut mereka dengan perasaan yang bahagia tidak cemas lagi, terlebih melihat sang Queen sekarang baik-baik saja.

"Selamat datang Queen" Ujar mereka serentak.

"Queen gak papa kan?"

"Ada yang luka?"

"Kalo di macem-macemin sama si Galih odeng bilang kita"

"Iya biar kita sikat"

"Quee--"

Begitulah ke cemasan mereka semua kepada queen yang saat ini memang seharusnya mereka jaga dan lindungi. Saat salah satu anggota juga ingin kembali bertanya tiba-tiba terpotong karena tatapan tajam dari Nathan. Semuanya langsung diam dan menunduk. Natasha yang melihat sikap Nathan, ia memberitahu Nathan agar jangan begitu kepada para anggotanya.

"Issh,, jangan galak-galak kak. kasihan mereka di tatap terus kayak gitu"

"Udah. jangan gitu" Kata Natasha sambil menepuk tangan cowok tersebut dengan pelan, sebagai candaan tentunya mana berani serius.

"Hm"

"Kakak-kakak semua, aku gak kenapa- kenapa kok. jangan khawatir lagi ya"

"Syukurlah buk ketua gak papa"

Beberapa dari mereka menarik pelan tangan Natasha untuk menuju ke sebuah sofa yang ada di sana. Tentunya kejadian itu di lihat langsung oleh Nathan. Tetapi ia tersenyum kecil saat melihat para anggotanya ingin dekat dan akrab dengan queen mereka. Bukan masalah sih bagi Nathan, ia akan membiarkan semua anggota Vagos akrab dengan Nathan tapi cukup hanya sebatas wajar saja. 

Sekarang semuanya berkumpul dan duduk di dekat Natasha, mereka mengobrol satu sama lain. Dan tak lupa pula mereka satu-satu memperkenalkan diri mereka, banyak pertanyaan yang ditanyakan sehingga membuat Natasha tersenyum dan kebingungan juga mau menjawab yang mana dulu. Kalian bayangkan saja ini jumlahnya hanya sekitar 130 orang saja sudah pusing seperti ini, belum lagi jika berkumpul semuanya.

"Buk ketua suka makanan apa?"

"Buk ketua suka binatang apa?"

"Buk ketua gimana sama kita, senang gak?"

"Buk ketua.."

"Buk ketua.."

Melihat Natasha yang kebingungan Nathan akhirnya turun tangan, mengapa sikap para anggotanya ini berubah. Norak sekali mereka seperti orang yang baru memiliki queen saja. Eh, tapi memang benar sih ini pertama kalinya Vagos memiliki queen. Dan lebih tepatnya pertama dan terakhir.

"BRISIKKK!!. Lo semua buat dia bingung" Tegas Nathan.

"Lo sih.."

"Lo kali.."

"Jadi di marahin kita sama pak ketua"

"SEMUA SALAH" Sambung Nathan lagi sambil berteriak.

NATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang