"Tidak apa melakukan kesalahan yang penting mau berubah menjadi lebih baik lagi meskipun terlambat daripada tidak sama sekali."
-Agaraya-
Mentari telah tiba menyinari dunia tanpa ada kata lelah.
Pagi hari di kediaman keluarga Armana. Raya turun dari tangganya dengan seragam lengkap dan rambut di kuncir kuda. Hari ini awal dari semuanya. Awal dari hal-hal yang dibenci oleh Raya.
Hari dimana ia harus berpenampilan sebagai gadis biasa bukan lagi gadis badgirl dan tomboy. Entah itu sulit atau mudah Raya mau tidak mau harus melakukannya.
Awal dari kehidupan Raya yang berbeda dari sebelumnya. Hanya ada satu harapan bagi Raya, semoga hari-hari yang tidak dirinya sukai akan terjadi. Satu kata untuk hari ini,
awal dari semuanya.Raya langsung mengambil sepotong roti yang di olesi selai stroberi. Selepas itu Raya langsung berangkat sekolah dengan motor sportnya.
Jangan tanyakan dimana kedua orangtuanya karena mereka berdua sibuk bekerja di luar kota. Gadis itu di rumah sendirian bahkan tidak ada pembantu/sopir yang kerja di rumahnya karena memang itu permintaan Raya sendiri.
Gadis itu memang hidup dari keluarga berada namun itu semuanya hanya kepalsuan. Hidupnya hanya bergelimang harta tapi haus akan kasih sayang.
Jadi jangan heran Raya tumbuh menjadi gadis badgirl dan tomboy itu semua adalah imbas dari perilaku kedua orangtuanya. Memang dengan uang Raya bisa bahagia? Padahal hal yang paling gadis itu inginkan hanyalah kasih sayang dan perhatian.
Bahkan saat ada penerimaan raport sering kali ortunya tidak mau mengambilnya karena sibuk. Tapi nanti setelah pulang dan tahu nilai Raya yang menurun bisa-bisanya mereka berdua memarahinya.
Mungkin jikalau dirinya hidup seperti teman-temannya disayang kedua orangnya dan tidak mementingkan pekerjaan dibanding dirinya Raya bisa berubah menjadi lebih baik. Namun semuanya sudah terjadi dirinya hanya bisa menerimanya meskipun rasanya sulit.
Sesampainya di sekolah
Raya langsung memarkirkan motornya. Semua murid di SMA Demantara menatapnya ada yang suka ada juga yang tidak suka.
"Raya kok sekarang berubah."
"Beda dari biasanya 'kan biasanya rambutnya di gerai panjang."
"Palingan itu gara-gara dia kalah taruhan sama Bintang."
"Raya sekarang kena batunya."
Banyak sekali celotehan dari temen-temennya namun Raya tidak membalas satupun perkataan mereka. Dirinya lebih fokus untuk menjalankan semua misinya bersama Aga. Lagipula celotehan itu tak akan berdampak sekalipun baginya karena hatinya sudah kebal dengan kata-kata pedas ataupun kata-kata pujian.
Raya berjalan menuju kelasnya melewati tangga.
"Pagi Ray." Seseorang menepuk bahu Raya dari belakang.
"Pagi." Raya membalikkan badannya dan melihat ternyata yang menyapa adalah seorang gadis.
"Ray elo kok berubah?" tanya gadis itu.
"Hmm .... Ren, elo lupa ya?" Raya sengaja tidak memberi tahu jawabannya biar Rain bisa berfikir sendiri.
"Eh iya, ini 'kan sesuai isi perjanjian kemarin." Rain menyengir kuda.
"Kebiasaan elo sih suka lupa," celetuk Raya sambil tersenyum tipis.
"Hehe gpp lah yang penting gue ga lupa sama elo." Rain membalasnya dengan senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agaraya [END]
Teen Fiction"𝙺𝚒𝚝𝚊 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚙𝚊𝚜𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚗𝚜𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚞𝚔𝚒𝚛 𝚕𝚞𝚔𝚊 𝚍𝚒 𝚊𝚝𝚊𝚜 𝚍𝚞𝚔𝚊." ㅡ𝙰𝚐𝚊𝚜𝚊 𝙷𝚊𝚛𝚢𝚖𝚞𝚛𝚝𝚒ㅡ Aga dan Raya tidak salah hanya ingin saling menjaga justru berujung kesalahfahaman karena yang salah adala...