5. ALPHA SEAN FERNANDITO

32 12 0
                                    

Badanku meneggang kala bunda berjalan cepat ke arahku. Perlahan aku mulai memahaminya. Semua menjadi semakin jelas kala om Andreas dengan tergesa memasuki ruang ICU.

Aku tidak tahu harus apa. Sakit memang menerima kenyataan. Semuanya terjadi begitu cepat. Bahkan menangis pun rasanya tak sanggup aku lakukan.

"Ta. Alpha teman kecil kamu koma"

Bunda memeluku erat, sedangkan aku hanya mampu diam mematung. Dapat kulihat juga ayah dengan tergesa ikut masuk menghampiri om Andreas didalam.

"Bunda. Dia Alpha? Teman kecilku?"

Dengan pikiran kosong aku bertanya kepada bunda. Bunda hanya terdiam dan mempererat pelukannya pada tubuhku. Perlahan ku lepaskan pelukan bunda dan menatap kosong pintu didepanku.

"Gimana yah?"

Tanya bunda kala ayah dan om Andreas keluar dari ruangan. Dapat terlihat jelas rasa khawatir yang tercetak diwajah om Andreas.

"Kondisinya stabil, kita tunggu saja. Semoga lekas siuman dan membaik"

"Amin yah"

Dengan mantap aku mulai melangkah memasuki ruang ICU. Perlahan aku berjalan ke arah teman kecilku itu dan duduk tepat disamping ranjangnya.

"Hai Al. Apa kabar?"

"Aku Beta, teman kecilmu. Kamu masih inget?"

"Kamu banyak berubah ya. Dulu kamu gendut dan pendek. Bahkan lebih pendek dari aku. Sekarang udah tinggi"

Hening. Hanya ada suara detik jam dan alat monitor jantung Alpha yang saling beradu.

Air mataku mulai turun perlahan. Masih tak menyangka bahwa tuhan mempertemukan dengan cara ini.

"Apa aku egois? Kalau aku minta kamu bangun sekarang juga"

"Aku benci sama kamu Al. Kamu ninggalin aku gitu aja waktu kita kecil. Tapi aku bakal lebih benci lagi, kalau kamu enggak segera bangun. Jadi aku mohon cepat bangun ya"

Air mataku mulai menderas. Alpha sama sekali tidak bergerak. Tubuh dan wajahnya terlihat sangat tenang. Tanganya pun juga hangat. Berbeda dengan tubuhku yang mulai mendingin.

"Ada banyak pertanyaan dan ceita yang mau aku sampaikan"

"Al, aku harap setelah ini kita bisa bertemu lagi ya"

Aku berjalan keluar meninggalkan ruangan. Hari ini, adalah hari yang sangat luar biasa. Hari dimana aku bertemu dengan teman kecilku dengan kondisi yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Bahkan bertemu lagi dengannya saja, rasanya susah.

Tuhan jika engkau bisa mendengarku, aku ingin meminta. Izinkan aku menatap matanya dan berbagi cerita dengannya.

~•~•~•~

Hari ini, sudah terhitung satu minggu lebih aku belum bertemu lagi dengan Alpha. Aku juga mendapat kabar bahwa dia telah sadar setelah aku pulang dari rumah sakit hari itu.

Tentu aku sangat senang. Namun aku belum bisa bertemu dengannya. Aku masih takut, bagaimana jika dia melupakanku? Bahkan aku hanya seperti seorang pengecut. Yang meminta kepada tuhan agar aku bisa menatap matanya kembali. Tetapi aku sendiri malah lari dari permohananku itu.

Pagi pukul 05.26 aku telah tiba di lorong sekolah. Sebenarnya masih mengantuk, tetapi ayahku ada rapat pagi dengan klien. Yang mau tak mau aku harus berangkat lebih awal.

Aku berjalan di lorong yang masih sangat sepi. Bahkan hanya ada satu dua orang saja yang telah hadir disekolah.

Karena masih mengantuk, aku memilih tidur sejenak dibangkuku. Mumpung masih sepi dan udara juga masih fresh, cocok sekali bukan untuk rebahan?

ALPHA   BETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang