"ya udah, Mama mau beres-beres dulu" ujar Ria sambil berjalan ke kamarnya.
"Gimana nih? Huhh...ya udah lah liat nanti aja gimana jadinya. Kan ada Rendi juga" Langit pun melangkahkan kakinya menuju kamar nya.
👻👻👻
Sorenya.....
"Lang, Papa sama Mama berangkat dulu ya. Gak bakalan lama kok, jaga diri baik-baik. Rumah juga di jaga, jangan sampai kemalingan" ujar Raga, Papanya Langit.
"Langit jangan telat makan ya. O iya, Mama udah hubungin Rendi. Katanya, dia bisa datangnya besok, gak papa kan" ujar Ria.
"Iya Ma, Pa, gak papa kok. Langit bakal jaga diri dan makan teratur juga" ujar Langit sambil salim ke kedua orang tua nya.
Ria dan Raga memasuki mobil, dan tak lama mobil pun berjalan meninggalkan halaman rumah Langit yang lumayan luas itu.Langit masuk ke dalam rumahnya. Jam sudah menunjukkan pukul 16:45. Hahh...udah mulai gelap.
"Permisi den Langit, makanannya sudah bibi siapkan" ucap bi Ina, asisten rumah tangga Langit.
"Iya bi, makasih" ujar Langit sambil melangkah menuju meja makan.
"Iya, kalo gitu bibi pulang dulu ya den" ujar bi Ina.
Langkah Langit terhenti, ia berbalik menghadap ke bi Ina.
"Kok pulang bi? Bukannya bibi di sini sampai pagi ya? Sampai Langit pergi sekolah" ujar Langit memastikan."Enggak den, bibi bekerja di sini cuman sampai sore aja. Setelah menyiapkan makan malam, biasanya bibi pulang ke rumah" jelas bi Ina.
Langit selama ini memang tidak tau menahu tentang waktu bekerja bi Ina. Dan tidak pernah menanyakannya. Karna menurutnya tidak penting, tapi untuk saat ini, itu sangat penting.
"Terus, yang jagain rumah ini siapa bi, Langit juga gak berani sendirian di rumah" ujar Langit khawatir.
Langit memang sudah biasa di tinggal sendirian di rumah, dan itu bukan pertama kalinya dia di tinggal sendirian. Tapi, itu dulu, di rumah nya yang berada di Bandung.
"Kata nyonya, ada sepupunya den Langit yang bakal datang ke sini. Namanya.... Rendi" ujar bi Ina seolah sedang berpikir.
Langit terdiam, memikirkan nasibnya ke depan.
"Kalo gitu, bibi pulang dulu ya den" bi Ina pun langsung pergi meninggalkan Langit sendirian di rumah nya.
"Tapi bi.." Langit tidak bisa membantah lagi, bi Ina sudah bergegas ke luar rumah.
'teganya, Rendi kan datang nya besok. Wahh...salah informasi nih bi Ina' batin Langit.
Karena sudah terlanjur begini, Langit pun bergegas menelepon Mamanya.
Langit merogoh ponsel nya di saku celananya dan mengutak-atik nya, mencari nomor Mamanya."Halo Ma"
"Halo Langit, ada apa? Baru juga Mama sama Papa berangkat, kok udah nelpon?" Suara di seberang sana.
"kok bi Ina kerjanya cuman sampai sore sih Ma? Terus yang jagain rumah sama nemenin Langit siapa?"
"Bi Ina emang cuman sampai sore kerjanya. Soalnya anaknya masih kecil, jadi dia gak bisa sampai malam, dia harus jaga anaknya juga dong. Kamu juga, kamu kan udah gede Langit,
Masa penakut sih" jelas Ria panjang lebar."Bukannya gitu Ma.."
"Udah....tenang aja ya. Gak bakalan ada sesuatu kok yang terjadi di rumah"
"Ya udah, Mama sampai kapan disana?"
"Mmmm... kira-kira satu Minggu"
'what? Satu Minggu?, Bisa banyak yang terjadi nih sama gue kalo seminggu sendirian di rumah' batin Langit.
"Ohh gitu. Ya udah deh Ma"
Langit pun menutup sambungan telepon nya. Sejujurnya Langit agak takut, tapi dia lebih mengiyakan
Dulu kata-kata Mamanya, dia tidak mau Mamanya khawatir.Langit pun berjalan menuju meja makan. Selesai makan, Langit naik ke atas, ke kamarnya.
Langit merebahkan tubuh nya di atas ranjang. Masih jam tujuh tapi dirinya sudah sangat mengantuk. Langit pun berniat memejamkan matanya, lebih baik dia tidur, agar ketakutan nya berkurang.Saat matanya sudah mulai terpejam, Langit merasakan udara sejuk di sekitar wajahnya.
Sontak Langit pun terkejut, dan beranjak duduk, memastikan apa yang ada di dekatnya."Senja?! Lo ngapain di sini?" Tanya Langit kaget. Ya, dia adalah Senja, yang sudah berada di dalam kamar Langit.
"Loh? Kok Langit kaget sih, kan Senja udah bilang tadi mau datang ke rumah Langit" jelas Senja.
Ahh.. Langit mengingatnya, tadi siang Senja mengatakan dia ingin datang ke rumah Langit.
"Ta,tapi gak sekarang juga kali" ucap Langit sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Kenapa? Langit marah? Langit gak suka kalo senja datang?" Ujar Senja. Langit pun menoleh ke arah senja, raut wajah Senja tiba-tiba berubah sedih.
"Eh, bukan gitu, gue gak marah, cuman kaget aja. Lagian ini kan udah malam" jawab Langit yang sebenarnya agak takut akan kehadiran Senja, apalagi sekarang rumah lagi kosong, Mama dan Papanya tidak ada di rumah. Tidak mungkin kan dia di rumah bareng hantu.
"Mm Langit. Senja di sini ya sampai besok pagi" ujar Senja.
"Kok di sini, Lo balik aja ke rumah Lo sana" ujar Langit asal.
"Tapi... Senja kan gak punya rumah, Senja selama ini sendirian di tepi danau. Cuman Langit teman Senja satu-satunya. Boleh ya?" Ucap Senja sambil memelas, Langit menatap Senja.
"Iya deh, boleh. Tapi Lo jangan sampai macem-macem ya, awas aja kalo Lo sampai cekik gue pas gue tidur, bakalan gue usir" ujar Langit sedikit bercanda.
"Iya, iya. Makasih Langit" ucap Senja senang.
Langit pun terdiam. Sebenarnya dia masih bingung, kenapa dia bisa melihat dan berbicara dengan hantu seperti senja. Seingatnya dia tidak punya bakat spesial, seperti indigo atau mata batin.
Langit tidak mau ambil pusing, dia kembali membaringkan badannya, dan mulai terlelap, membiarkan Senja yang masih menatapnya dari tadi.
👻👻👻
Paginya........
Semalaman Langit tidak bisa tidur nyenyak.
Dia sudah memakai selimut, tapi masih merasa kedinginan. Seperti....ada angin yang mondar-mandir di sebelah tempat tidurnya.Langit pun beranjak dari tempat tidurnya, dan tidak mendapati Senja di sekitar tempat tidurnya.
'kemana dia?' batin Langit.
Langit pun mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar.
"Haha, ngapain dia di situ? Ada ada aja" Ucap Langit tertawa pelan.
"Ehm, gue kagetin aja kali ya"Langit mendekati lemari pakaiannya, Langit mengambil kursi dan menaikinya, karna lemarinya yang lumayan tinggi. Langit dapat melihat dengan jelas, Senja yang sedang tertidur di atas lemari itu.
Langit menatap Senja yang sedang memejamkan matanya, seulas senyum tipis terukir di wajah Langit.
'haha gemes banget sih' batin Langit.
'ok
1
2
3'
"BANGU...AAKKHH"
BRUKK!!
Langit terjatuh dari kursi yang di pijakinya, pasalnya Senja yang tiba-tiba membuka matanya sebelum dikagetkan oleh Langit. Langit terkejut melihat mata Senja yang menghitam seluruh nya.
TBC
Jangan lupa vote
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Senja
Teen FictionTangan Langit terangkat untuk menghapus jejak air mata Senja yang masih menetes. Tapi tangannya menembus kepala Senja. "Eh, gak bisa ya" ujar Langit terkekeh sambil menarik tangannya dan menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal. "Lupa kalo Lo ha...