2022
"Halo, sayang."
Yuda berjongkok, pemuda itu membawa sebuket tulip putih yang sengaja diletakkannya di belakang tubuhnya.
"Gue mau nepatin janji gue untuk datang ke sini lagi." Pemuda itu mulai mencabuti rumput-rumput liar yang tumbuh di makam gadis itu, kemudian mengambil buket bunga tulip putih yang tadi dibawanya untuk diletakkan di samping nisan bertuliskan 'Karina Samira Hawa' itu.
"Gue tau lo bakal suka ini, Rin." Yuda tersenyum. "Tulip putih, spesial buat lo."
Yuda menghela napasnya berat. Lagi-lagi, rasa kehilangan itu muncul dan seakan memaksanya untuk mengeluarkan air mata. Namun pemuda itu tetap berusaha setengah mati menahannya.
Setidaknya, jangan menangis lagi di depan makam itu.
"Rin, it's been a long time, huh?" ucap Yuda, menatap nanar nisan yang warna tulisannya sudah sedikit memudar itu. "Gak kerasa, ya. Sudah satu tahun lo gak pernah jalan-jalan sama gue. Lo juga sudah gak nelpon gue lagi. Gak pernah chat gue lagi."
"Dan lo sudah gak pernah ketawa-ketawa bareng gue lagi, ya?"
Yuda mengulas senyum patetik. "Enak gak di sana?" tanyanya, berharap gadis itu datang dan memeluknya kali ini. "Jawab dong, Karina?"
Tidak.
Tidak ada lagi alasan untuk menahan air matanya agar tidak jatuh membasahi pipi. Pemuda itu beralih memeluk nisan milik gadis yang sangat ia rindukan kehadirannya sejak hari pertama ia harus merelakan kepergian Karina. Sejak saat itu, Yuda tidak tahu lagi harus kemana ia bersandar ketika ia sedang merasakan 'ketidakadilan' Tuhan yang seringkali gadis itu bicarakan semasa hidupnya.
Tanpa gadis itu, ia merasa hidupnya sudah tak ada gunanya lagi.
"Rin, ingat gak dulu gue pernah bilang, kalau cuma lo yang gue punya?" Pemuda itu bertanya dengan nada bergetar. "Ayah dan Bunda gue sudah gak ada. Terus gue balik lagi ke kota ini. Kakak gue jarang pulang. Sekalinya pulang, dia selalu bawa masalah dan mabuk."
"Sekarang, ketika lo sudah gak ada, gue gak tau untuk apa gue hidup. Apa gunanya gue napas ketika gak ada yang bisa gue lakuin selain menderita kaya gini." Yuda mengusap wajahnya kasar. "Gue kacau banget, Rin."
Pemuda itu kembali terisak. "Gue dramatis, ya? Lo bisa pukul gue sekenceng-kencengnya sekarang. Lo boleh pukul gue!"
"Karina, maaf." isaknya. Sedetik kemudian, Yuda terdiam. Benar-benar sunyi hingga ia kembali meracau. "Gue gak berguna, kan? Gue pantas mati, kan?"
Pemuda itu jatuh terduduk di tanah. Menjambak rambutnya kencang tanpa peduli sudah seberapa kotor pakaiannya kini.
"Shit!" Yuda menenggelamkan kepalanya diantara lipatan kedua tangannya, berusaha menghiraukan betapa sesak dadanya sekarang. Suara gemuruh mulai terdengar.
"Hai, cantik." Yuda berbaring di samping makam Karina, mengusap-usap nisan milik gadis itu. "Lo tau, gak? Dada gue rasanya sakit banget sekarang. Gue gak bisa napas, rasanya gue sudah deket banget sama kematian."
"But I won't take my medicines." Yuda mengulas senyum tipisnya. "Gue tau lo pasti sekarang ngetawain gue karena lo tau gue takut mati." Pemuda itu terkekeh pelan. "But I'm going to meet you, beautiful."
Tiga menit kemudian, hujan mulai turun dengan derasnya. Suara gemuruh terdengar lebih keras. Angin berhembus dengan kencang.
Sedangkan satu menit sebelumnya, tangan pemuda itu sudah berhenti mengusap nisan. Matanya sudah tertutup sempurna dengan senyum yang masih terukir indah di wajahnya.
Yuda benar-benar merasa bahagia bersama Karina, bahkan ketika ia menghembuskan napas terakhirnya di sana, di makam gadis yang disayanginya.
"Hello, it's been a long time."
holaaa, manteman sayang! ^^
Nuraga sudah tamat 🎉
terima kasih banyak untuk kalian semua yang telah memberikan dukungan dan semangat untuk saya, terima kasih banyak juga untuk kalian semua yang sudah membaca dan memberikan komentarnya di buku ini 😭💙
saya ingatkan lagi, ini cuma cerita fiksi. jangan dibawa ke real life! jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan idol atau bias kalian, oke! mohon pengertiannya :D
maaf, kalo buku ini masih ada yang janggal atau terasa aneh tapi inilah akhir dari buku ini. maaf juga, kalau buku ini enggak sesuai sama ekspektasi kalian. sisanya, saya serahin sama kalian, hehe.
saya sendiri pun masih harus banyak belajar soal kepenulisan :')
kalian boleh kasih kesan & pesan, kritik juga saran tentang buku "Nuraga" ini ^_^
kesan & pesan
➡kritik & saran
➡boleh juga kalo ada yang mau disampaikan buat saya,
disini ➡SAYANG KALEAN SEMUA 😭💙
selalu jaga kesehatan! jangan lupa ibadah! jangan telat makan! banyak banyak minum air putih! jangan sering begadang! <3
semangat belajar, yaa! semangat sekolahnya! semangat kuliahnya!semangat kerjanya! semangat apapun itu! kalau capek, istirahat dulu wokeh! jangan dipaksakan, yaa~ <3
tetap dukung treasure dan aespa juga, yaa! mereka semua keren bgt dan personality mereka luar biasa baik 😭💙❤
stay safe and keep healthy, yaa! <3
terima kasih banyak yaa <3
luv luv!
salam hangat,
rahmaPalangka Raya, 31 Juli 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Nuraga [✔]
FanficYuda selalu mendedikasikan dirinya, untuk mencintai Karina. Copyright © tulipflowerbby, 2021