Part 42~Sikap Manis~

2K 178 13
                                    

Hai semua🤗

Aku up, ada yang nungguin?

Apa kabar?

Maaf baru bisa update, soalnya kemarin kurang enak badan.

Komen yang banyak ya, biar aku semangat lanjut.

|Happy reading|

•••
Kuakui hatiku telah jatuh padamu. Jatuh pada pesonamu yang lain. Sikap menyebalkan serta manis secara bersama, semakin membuat rasa ini menguar seperti bunga rose.
~alukalkenzia~

Cittttt

"Arghhhhh-" mata Aluka terpejam sempurna dengan tangan yang melindungi dirinya.

"Woy, kalau nyebrang liat-liat goblok!"  teriak pengemudi dengan memicing ke arah Aluka yang masih syok.

"M-maaf," lirih gadis itu dengan bibir bergetar.

"Minggir!"

"I-iya." Aluka berjalan menepi dengan tertatih dan menatap pengemudi tadi dengan takut.

"Dasar gila." Mobil pria tadi melesat pergi meninggalkan Aluka yang kini tengah ditatap horor oleh orang-orang.

"Bodoh," cibir Aluka dengan memukul kepalanya sendiri. Gadis itu duduk di trotoar dengan memeluk lututnya yang tertekuk. Menertawakan nasibnya yang sangat jauh dari kata baik, dipukuli, dirampok, dan hampir saja ditabrak.

Aluka menatap ke arah orang yang berlalu lalang di depannya, bahkan tidak sedikit pula terdapat dua sejoli yang sedang bermesraan. Jujur dia iri, bisa bergandengan tangan untuk membantunya berdiri dari keterpurukan ini. Memberinya dekapan hangat dari berbagai rasa sakit yang ia derita. Tertawa lepas meninggalkan semua beban dan sesak yang mencekiknya sepersekian detiknya.

Klutik...

Seseorang melempar beberapa uang logam tepat pada Aluka, membuat gadis itu mendongak.

"Kasihan ya, mana masih muda."

Aluka menatap nanar uang logam yang berada di depannya dan memungutnya. Setetes liquid bening luruh di pipi tirus gadis itu, menertawakan nasibnya yang terlalu miris untuk menjadi kisah nyata.

Gadis itu bangkit dengan tertatih, sudah cukup untuk berdiam diri seperti orang gila. Ia harus mencari kendaraan untuk pulang ke rumahnya, karena raganya juga perlu untuk istirahat.

Baru berjalan sekitar 10 meter, mata gadis itu berbinar tatkala melihat segerombolan tukang ojek. Dengan langkah semangat, Aluka menghampiri pangkalan ojek itu.

"Pak bisa anterin saya ke komplek mewah yang ada di sini, nanti saya kasih tahu tepatnya."

"Bisa, tapi kamu nggak apa-apa neng?" Tukang ojek menatap Aluka dengan raut khawatir yang ketara.

"Nggak papa Pak," jawab Aluka dengan tersenyum.

"Ini neng helmnya." Tukang ojek menyodorkan helm pada Aluka dan gadis itu terima.

Sedari perjalanan Aluka hanya diam saja menahan segala rasa sakit dalam hatinya, luka fisiknya memang sakit, akan tetapi hatinya lebih terluka dan sakit.

Aluka (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang