Bagian 26

4.2K 503 56
                                    

Perjalanan itu akhirnya berakhir ketika mereka berhenti disebuah rumah mewah yang berada sedikit jauh dari hiruk pikuk kota, tetapi masih berada di lingkungan perumahan kecil yang asri, memang hanya ada beberapa rumah warga sih, tetapi warga disana ramah dan tidak membedakan sesama tetangga.

Jenny berada dalam gendongan Jeno, mereka berjalan masuk ke dalam rumah mewah itu bersama. Ten yang memencet bel, baru kemudian pintu besar itu terbuka dan disambut beberapa maid.

"Selamat datang Tuan Seo," sapa salah seorang pegawai,

"Dimana Ryujin?" Tanya Ten.

"Dia ada dibelakang, seperti biasa di jam ini dia menghabiskan waktu di gazebo belakang," jawabnya. Ten menganggukkan kepalanya kemudian pegawai itu membiarkan Ten, Johnny, Jeno dan Jenny menuju ke halaman belakang menghampiri Ryujin.

Shin Ryujin, siswi nakal itu kini telah menjadi seorang model cantik sekaligus pemilik brand fashion yang lumayan terkenal dan sedang menanjak ke ranah internasional.

Mendengar suara langkah kaki masuk, Ryujin menoleh kebelakang dan tersenyum ketika melihat kedatangan keluarga Johnny.
"Eh ada Jeje," sapa Ryujin ketika melihat Jenny. Jeno terdiam di belakang sana, dengan Jenny yang sudah meronta untuk dilepaskan ketika melihat seseorang dibalik kursi roda itu berbalik.

"Papa!"

Lee Haechan.

Sosok yang terlihat duduk di kursi roda itu langsung memeluk Jenny yang berlari kearahnya dan berakhir berpelukan.

Jeno masih mematung, mencerna apa yang sedang dia lihat.

"Nggak mau nyamperin istri lo Jen? Gue embat nih," suara Ryujin membuat Jeno sadar dari lamunannya. Pria itu melirik Ryujin sekilas kemudian kembali menatap Haechan.

"Tapi-"

"Maaf yah, Papa cuman mau Haechan selamet jadi Papa ngambil tindakan buat matiin jantung Haechan sementara waktu itu," ucap Johnny sembari menepuk bahu Jeno dan menjelaskan.

"Emang rada bahaya sih, tapi itu keputusan yang paling baik buat mastiin keadaan aman," tambah Ten.

"Terus yang dikubur kemaren?" Tanya Jeno sembari menatap Johnny dan Ten untuk kembali meminta penjelasan.

"Waktu mau dibawa ke rumah kita tuker," jawab Johnny.

"Jadi.." Jeno kembali menatap Haechan yang kini tengah memangku Jenny.

"Gue kira gue udah koid beneran, mana udah melayang rasanya," ucap Haechan, niatnya ingin melawak dan mencairkan suasana, tetapi Jeno menghampiri Haechan dan memeluknya erat, menciumi setiap inchi wajah Haechan untuk memastikan semua ini bukan mimpi.

"Aku nggak lagi mimpi kan? Atau ngigo?" Tanya Jeno.

"Mau gue tending nggak Jen? Biar sadar," balas Ryujin,

Jeno terkekeh, ia kemudian kembali memeluk Haechan. Dia kira dia benar-benar kehilangan Haechan saat itu, dia kira tidak akan bisa kembali bertemu Haechan. Astaga, Jeno benar-benar merasa kehilangan dan tak ingin merasakannya lagi, dia akan menjaga Haechannya dengan baik kali ini.

"Dadd-! Papa-! Jeje nda bica nafas-!" suara Jenny yang ada ditengah-tengah keduanya lantas membuat Jeno melepaskan pelukannya,

"Maaf maaf Dad lupa ada kamu disini dek," kekeh Jeno kemudian mengusap kepala Jenny dengan lembut.

"Keadaan kamu gimana? Masih sakit?" Tanya Jeno.

Haechan menggelengkan kepalanya,

"Nggak terlalu, tapi kalo buat jalan masih proses, sakit banget punggung. Katanya bakal ada terapi abis ini, nunggu kalo udah bener-bener siap tulangnya," jelas Haechan.

LOVE HOLIC (NOHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang