18. Keputusanmu sudah tepat✓

2.2K 130 2
                                    

Ketuk Vote dulu sebelum meluncur baca. Yuk jangan malas yuk sekalian komennya.

Happy reading

***********

Selesai pulang dari kampus Jisoo langsung berkunjung ke taman yang waktu itu ia kunjungi. Karena siang hari, taman itu tampak sepi. Jisoo tak sendiri ke sana, tapi bersama Irene.

Jisoo menceritakan pada Irene apa yang terjadi, di sana Irene yang mendengarnya tentu sangat terkejut namun ia tetap mendengarkan cerita Jisoo hingga selesai. Jisoo bercerita dengan air mata yang tak berhenti mengalir.

Runtuh sudah pertahanan Jisoo yang dari semalam ia selalu berusaha tegar. Jisoo juga menceritakan apa yang di alaminya dengan Jin dan keputusannya yang akan ia ambil untuk menceraikan Jin.

Irene menatap iba sahabatnya, namun ia senang. Akhirnya Jisoo mengambil keputusan yang selama ini ia nantikan. Irene pun memeluk Jisoo, Jisoo menangis sesenggukan di pelukannya. Tanpa bisa ia tahan, air mata Irene juga keluar.

Irene melepaskan pelukannya pada Jisoo lalu menatap Jisoo, " Jis, keputusanmu sekarang aku mohon jangan pernah berubah. Aku yakin kau akan bahagia setelah ini " ucap Irene memberi semangat pada Jisoo. Ia benar benar membenci seorang Kim Seok-jin, lelaki bodoh itu bahkan tak mengerti perasaan tulus sahabatnya ini.

" Rasa sakit yang kau rasakan saat ini memang harus kau rasain Jis. Tapi ingat, kau kuat, jadi jangan pernah nyerah. Karena kebahagiaan sudah menantimu di depan sana " Irene benar benar tak habis fikir, Jin menjambak sahabatnya, apa dia seorang banci? mengapa menjambak seorang wanita. Benar benar keterlaluan.

" Hiks Rene, aku bener bener sakit di sini " Jisoo berbicara sambil sesenggukan dan menunjuk dadanya. Irene kembali memeluk Jisoo.

" Anggap aja ini adalah karma yang harus kau jalankan. Gimana pun yang kau lakukan di masa lalu bukan hal yang benar. Kau harus berjanji Jisoo, setelah ini jangan lakukan hal bodoh lagi. Kau harus janji hmm " ucap Irene memperingati. Jisoo pun tertawa sebentar di sela sela tangisnya. Mana mungkin ia akan melakukannya lagi, sekarang saja ia sudah sangat menyesal.

" Walaupun aku bodoh, tapi aku bukan tipe orang yang mau masuk ke neraka lagi haa, apalagi neraka yang sama. Aku janji padamu, setelah ini hanya ada Jisoo yang ceria seperti dulu. " Jisoo berkata dengan semangat pada sahabatnya itu. Meski mata dan hidungnya memerah.

" Cih aku masih saja kesal dengan si badebah Jin itu. Jangan sampai ia muncul di hadapanku sekarang, aku akan benar benar menjambak rambutnya hingga rontok " Irene tampak berapi api saat ini. Jisoo hanya tertawa di sana. Lihatlah, dia tadi memang sangat sedih namun karena tingkah gesrek temannya yang satu ini membuat ia tertawa.

" Kau memang pandai ya menghibur ku, mengapa kau tak ikut kontes sebagai pelawak saja Rene ? " Tanya Jisoo sembari membuang ingus yang ada di hidungnya dengan tisu, karena ia menangis tadi hidungnya jadi mengeluarkan lendir menjijikkan ini.

" Ih, tolong lah ya. Muka sepertiku ini jadi pelawak? Kau bercanda? Yang ada ntar bukannya ketawa tuh penonton malah pada mengheningkan cipta karena kagum sama wajahku yang cantik paripurna ini " Balas Irene dengan tingkat ke pd-an setinggi langit. Jisoo pun hanya mendelik kesal.

Mau di bantah tapi emang kenyataan.

" Gue jadi pengen deh jenguk kakak lo, yuk lah ke rumah sakit "

If I Leave You✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang