04 - Girls Talk

293 43 9
                                    

~ Enjoy Reading, All!! ~
⚠️Hard Words⚠️

Jamkos berkedok pelajaran, apa lagi kalo bukan pelajarana Olahraga. Pelajarannya hanya sebentar sisanya bebas.

Waktu-waktu dimana para murid laki-laki menjadi atlet dadakan, entah memang berniat olahraga atau hanya sekedar caper. Sementara itu para murid perempuan saling bertukar 'informasi' sembari duduk melingkar di pinggir lapangan.

" Please don't lie! He's a good boy, May. Lo jangan ngadi-ngadi deh! " tanya Wilona dengan mulut agak penuh dengan makanan.

" My eyes! Gue liat ndiri. Ya begitulah tipu daya anak ambis, " ucap yang namanya May itu. " Terus Mbak siapa itu gue lupa namanya, yang itu yang biasa suka caper ama circlenya itu lo, nah gue liat sama om-om pas lagi di Bali minggu lalu. "

" Gak kaget sih, gayanya kek lonthay begitu. Tapi bisa sih dijadiin panutan, " ucap Jane dengan mata agak berbinar. Gak lama setelah itu digeplak sama yang bernama Luna. " Sakit, lun. "

" Lu sih lagian. "

" Noh liat, Lun kelakuan temen lo tuh! " Wilona menunjuk orang yang dimaksud dengan tatapannya.

" She's not my friend! "

" Haii bestie, wedeh konferensi meja bundar gak ngajak-ngajak nih, " ucap orang yang dimaksud sambil ikutan gabung. " Nih titipan lo, Lun. "

" Thanks, Jeje. "

" Bahas apaan nich... Keknya gue ketinggalan banyak deh, " ucap yang baru dateng—Jeje namanya.

" Banyak. Kek si Jane mau nyari om-om, terus Luna yang mau jadi simpenan, sama si Wilona yang habis godain Pak Satya, " ucap mulut kuranf ajar May sambil makan gorengan.

Tiga orang yang disebut tadi langsung  ngegeplak May berbarengan.

" Ampun! Ampun! "

Yang baru dateng ketawa aja melihatnya. " Oh iya, tadi gue denger Pak Theo mau bikin test wawancara. "

" Oh shit, benci banget mapelnya but no Pak Theonya, " ucap Jane.

" Me too! Ganteng-ganteng sades kalo ngasih pertanyaan, " tambah Luna.

" Katanya Pak Theo mau nikah bulan depan ga sih? Tadi gue liat igsnya adiknya, " ucap si Jeje.

Keempat gadis itu langsung menampakkan raut wajah kecewa.

" Gak papa, asal belum empat kan gak papa, " ucap Luna yang diangguki oleh Jane.

Tiba-tiba, Wilona teringat sesuatu, " Luna, Jane kalian berdua inget gak habis ini ngapain? "

Jane sama Luna masih mikir.

" PKN? Iya kan pelajaran PKN, " ucap Luna.

" Oh iya ujian. HAH? UJIAN? LAH ANJIR HARI INI? BUKANNYA MINGDEP? ANJ, GUE BELOM BELAJAR!!! " ucap Jane heboh.

" Nah loh, soalnya dikit tapi beranak. So, fighting guys!! " ucap Jeje sambil mengangkat kepalan tangannya.

Mereka bertiga, Luna, Wilona, sama Jane langsung balik ke kelas mereka. Setelah mengganti pakaian dan bersiap sedikit mereka membuka-buka buku catatan mereka guna mempelajari mana saja yang akan diujikan.

Ditengah Wilona membuka-buka catatannya, netranya menangkap Haris yang baru saja balik dari lapangan. Dengan masih memakai baju olahraga dan minuman dingin di tangannya. Cowok itu bergerak mendekat ke arahnya.

" Tumben lo belajar? Biasanya masih bikin perkumpulan di lapangan kalo gak kantin, " tanya Haris sambil duduk di depan Wilona.

" Shut up, Haris! Habis ini ujian PKN dan gue lupa belajar, " jawab Wilona tanpa mengalihkan pandangannya dari buku. " Lo ga belajar gitu? "

[✓] Bukan Teman BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang