~ Enjoy Reading, All!! ~
⚠️Hard Words⚠️Jamkos berkedok pelajaran, apa lagi kalo bukan pelajarana Olahraga. Pelajarannya hanya sebentar sisanya bebas.
Waktu-waktu dimana para murid laki-laki menjadi atlet dadakan, entah memang berniat olahraga atau hanya sekedar caper. Sementara itu para murid perempuan saling bertukar 'informasi' sembari duduk melingkar di pinggir lapangan.
" Please don't lie! He's a good boy, May. Lo jangan ngadi-ngadi deh! " tanya Wilona dengan mulut agak penuh dengan makanan.
" My eyes! Gue liat ndiri. Ya begitulah tipu daya anak ambis, " ucap yang namanya May itu. " Terus Mbak siapa itu gue lupa namanya, yang itu yang biasa suka caper ama circlenya itu lo, nah gue liat sama om-om pas lagi di Bali minggu lalu. "
" Gak kaget sih, gayanya kek lonthay begitu. Tapi bisa sih dijadiin panutan, " ucap Jane dengan mata agak berbinar. Gak lama setelah itu digeplak sama yang bernama Luna. " Sakit, lun. "
" Lu sih lagian. "
" Noh liat, Lun kelakuan temen lo tuh! " Wilona menunjuk orang yang dimaksud dengan tatapannya.
" She's not my friend! "
" Haii bestie, wedeh konferensi meja bundar gak ngajak-ngajak nih, " ucap orang yang dimaksud sambil ikutan gabung. " Nih titipan lo, Lun. "
" Thanks, Jeje. "
" Bahas apaan nich... Keknya gue ketinggalan banyak deh, " ucap yang baru dateng—Jeje namanya.
" Banyak. Kek si Jane mau nyari om-om, terus Luna yang mau jadi simpenan, sama si Wilona yang habis godain Pak Satya, " ucap mulut kuranf ajar May sambil makan gorengan.
Tiga orang yang disebut tadi langsung ngegeplak May berbarengan.
" Ampun! Ampun! "
Yang baru dateng ketawa aja melihatnya. " Oh iya, tadi gue denger Pak Theo mau bikin test wawancara. "
" Oh shit, benci banget mapelnya but no Pak Theonya, " ucap Jane.
" Me too! Ganteng-ganteng sades kalo ngasih pertanyaan, " tambah Luna.
" Katanya Pak Theo mau nikah bulan depan ga sih? Tadi gue liat igsnya adiknya, " ucap si Jeje.
Keempat gadis itu langsung menampakkan raut wajah kecewa.
" Gak papa, asal belum empat kan gak papa, " ucap Luna yang diangguki oleh Jane.
Tiba-tiba, Wilona teringat sesuatu, " Luna, Jane kalian berdua inget gak habis ini ngapain? "
Jane sama Luna masih mikir.
" PKN? Iya kan pelajaran PKN, " ucap Luna.
" Oh iya ujian. HAH? UJIAN? LAH ANJIR HARI INI? BUKANNYA MINGDEP? ANJ, GUE BELOM BELAJAR!!! " ucap Jane heboh.
" Nah loh, soalnya dikit tapi beranak. So, fighting guys!! " ucap Jeje sambil mengangkat kepalan tangannya.
Mereka bertiga, Luna, Wilona, sama Jane langsung balik ke kelas mereka. Setelah mengganti pakaian dan bersiap sedikit mereka membuka-buka buku catatan mereka guna mempelajari mana saja yang akan diujikan.
Ditengah Wilona membuka-buka catatannya, netranya menangkap Haris yang baru saja balik dari lapangan. Dengan masih memakai baju olahraga dan minuman dingin di tangannya. Cowok itu bergerak mendekat ke arahnya.
" Tumben lo belajar? Biasanya masih bikin perkumpulan di lapangan kalo gak kantin, " tanya Haris sambil duduk di depan Wilona.
" Shut up, Haris! Habis ini ujian PKN dan gue lupa belajar, " jawab Wilona tanpa mengalihkan pandangannya dari buku. " Lo ga belajar gitu? "
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Bukan Teman Biasa
أدب المراهقين[SELESAI] Mereka itu temenan. Temen jalan, temen nongkrong, temen ngambis, temen ngegabut. Tapi yakin cuman temen? Kalo salah satunya ada rasa lebih dari temen gimana? start: 11/07/2021 end: 16/01/2022