" Gue ke kamar mandi dulu, ya. "
Kini tinggal Jane seorang di meja ini. Tadi Jihan mengajaknya untuk sekedar mengerjakan tugas di perpustakaan berdua selepas sekolah. Jane mengiyakan karena setidaknya kalau ia kesulitan, masih ada yang membantunya.
Cewek itu masih fokus dengan buku yang ada di depannya itu. Ia membaca buku mengenai Sejarah Indonesia.
Sampai tanpa sadar, di depannya seorang cowok menghampirinya.
" Jihan mana? " tanya cowok itu.
Jane mendongak. " Jevan? Oh ke toilet tadi anaknya. "
Tau gak sih satu meja bareng doi itu kayak apa? Ya gitu lah deg-degan parah. Tapi masalahnya itu orang yang di depannya itu milik orang lain. Berasa campur aduk rasanya.
Rasanya jadi agak canggung gitu. Apa lagi berasa cuman Jane sama Jevan di perpustakaan itu. Ada sih beberapa anak sama penjaganya, tapi ya sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
" Tugas Sejindo? " tanya Jevan.
Jane mengangguk sambil tetap membaca bukunya walau tidak terlalu fokus karena Jevan di depannya.
" Ha-Haris mana, Jev? Biasanya lo bareng ama dia, " tanya Jane sambil menuliskan sesuatu di bukunya.
" Baru aja balik bareng Wilona, " jawab Jevan. " Emang mereka itu ga mau dibilang pacaran tapi kelakuan kek rang pacaran. Temen tapi kok gak kek temen. "
Jane hanya menertawai dalam diam ucapan Jevan barusan.
" Jev! "
Shit! Jane mengumpat dalam hati. Situasi yang benar-benar tidak ia harapkan. Situasi dimana saat ia harus berhadapan dengan Jihan dan Jevan sekaligus.
" Sayang! "
" Stop call me sayang! Aku gak suka! "
Jihan kini duduk pas banget di depan Jevan atau disebelahnya.
" Udah? " Jihan nanya ke Jane.
" Hah? Oh belum tinggal dikit lagi, " jawab Jane sambil tersenyum canggung. Setelah itu, ia melirik sekilas Jevan yang ada pas di depan Jihan.
Ibarat kata garis diagonal, ia harus sedikit memiringkan kepala untuk melihat Jevan. Hanya saja tiap melihat cowok itu dadanya selalu terasa sesak mengingat bagaimana status cowok itu.
Jane menghembuskan nafasnya dengan berat. " Jihan, keknya gue mau balik duluan deh. Entar gue lanjut di rumah aja. "
" Loh kenapa? " tanya Jihan.
Gak mungkin kan bilang ada Jevan, yang ada malah muncul pertanyaan baru.
" Eh, Mami ngechat suruh balik cepet. Biasa lagi rempong di dapur, lo tau kam Mami gue modelannya kek apa, " jawab Jane berbohong.
" Oh oke. "
Jane buru-buru membereskan buku-bukunya.
" Duluan ya... "
Di luar perpustakaan ia menghela nafasnya lagi. Sedikit terasa lega usai meninggalkan perpustakaan tadi. Jane lalu mulai berjalan menjauh dari perpustakaan.
Waktu yang sudah menjelang malam, sekolah mulai berangsur sepi. Hanya ada beberapa anak yang mengikuti ekstrakurikuler dan beberapa anak yang memang berniat untuk pulang telat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Bukan Teman Biasa
Fiksi Remaja[SELESAI] Mereka itu temenan. Temen jalan, temen nongkrong, temen ngambis, temen ngegabut. Tapi yakin cuman temen? Kalo salah satunya ada rasa lebih dari temen gimana? start: 11/07/2021 end: 16/01/2022