22 - Seperti Dulu Lagi

142 32 3
                                    

~ Happy Reading!! ~

" Gue pengen kita kayak dulu lagi. "

Ucap Haris tepat sebelum Wilona meninggalkan Haris guna pulang ke rumah saat Haris dirawat. Sekarang sang perempuan berusaha agar ia benar-benar kembali seperti dulu lagi. Dimana ia menatap Haris sebagai seorang teman pada umumnya seperti Jevan, Wildan, Jane, atau Jihan.

Berhasil?

Sedikit berhasil selebihnya tidak. Nyatanya Wilona tetap melihat Haris sebagai teman yang spesial.

Hari ini pertengahan bulan ramadhan. Tadi sepulang sekolah Haris ngajakin buat cari takjil bareng sore ini. Wilona mengiyakan ajakan sahabatnya itu.

Jam empat sore Haris datang. Cowok itu datang dengan mobil yang kala itu ia gunakan untuk pergi malam-malam bersama Wilona. Usai diizinkan oleh Evve yang kebetulan ada di rumah, mereka lalu pergi.

" Tumben lo bawa mobil? " tanya Wilona disela-sela perjalanan.

" Ga papa sih, pengen aja, " jawab Haris sambil ia nyetir mobil.

Haris membawa mobilnya ke salah satu kawasan yang memang terkenal cukup ramai dengan orang jualan terutama menjelang waktu buka puasa. Ia memarkirkan mobilnya di salah satu mini market dekat sana. Setelah itu ia dan Wilona sama-sama turun buat berburu.

" Gorengan! "

" Es buah dong! "

" Beli itu enak keknya! "

Kalap banget! Apalagi yang namanya Wilona. Kalo sudah begini emang gak kekontrol.

" Ini udah banyak, mau nambah apa? " ucap Haris.

" Udah banyak? Yaudah yuk balik aja. Sekalian kasih ke orang gitu sebagian, " balas Wilona.

Haris menyetujuinya. Mereka kembali ke dalam mobil guna keliling-keliling sebentar. Sekarang jam lima lebih, harusnya sih sekitar satu jam lagi.

Ya sesuai dengan yang Wilona ucap tadi, ia ngasih makanan yang ia beli ke sebagian orang. Khususnya yang berusia lanjut atau anak-anak. Kadang Wilona suka kasihan ngelihat orang-orang yang sudah lanjut tapi masih ada di jalanan, suka bertanya-tanya di mana keluarganya.

" Udah tuh kayaknya. Mau lanjut jalan apa balik? " tanya Haris.

" Jalan aja yuk, sekalian pergi ke mana gitu, " balas Wilona.

Haris mengiyakan. Kapan lagi coba jalan bareng kayak gini. Kalo dipikir-pikir emang sudah lama. Pokoknya semenjak kejadian pas itu ia jarang jalan bareng karena masih dilarang buat bawa motor sama orang tuanya.

Mereka muter lagu dari radio. Sambil keliling-keliling sambil nyanyi-nyanyi. Ya seenak mereka aja mo kek gimana nyanyinya. Mau meleset nadanya, mau sumbang, mau bagus, terserah.

" Udah weh, serak suara gue, " ujar Wilona yang diketawain Haris.

" Entar gak sengaja minum habis itu, " balas Haris.

DAN BENERAN! Botolnya sudah ke buka tinggal diminum aja. Untung Haris ngomong kayak gitu tadi.

" Kan... "

Habis itu masuk waktu. Mereka ngebatalin dulu pake air putih habis itu makan dikit baru nyari masjid buat ibadah dulu. Beres ibadah, lanjut ngabisin makanan yang tadi dibeli. Gak habis semua sih, toh masih bisa dikasih ke orang rumah.

" Lo nyadar gak sih kalo kita udah lama gak jalan bareng gini? " tanya Haris pas otw balik ke rumah Wilona.

Wilona menoleh. " Lah, iya juga. Sejak lo keluar rs kan gak dibolehin bawa motor dulu. "

[✓] Bukan Teman BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang