Extra: Arisa's Free Time

10 1 0
                                    

Apa yang kira-kira Arisa lakukan jika terdapat satu hari saja untuk bersantai?

Seharusnya sudah jelas. Ia akan melakukan riset tentang es krim yang sedang tren dan menuju ke tempat-tempat di mana es krim itu berada. Bisa jadi, Arisa akan menghabiskan minimal empat jam untuk mencicip seluruh es krim yang ada di suatu cafe dengan santai.

"Mhhmm!"

Otaknya hampir membeku karena ia memasukkan terlalu banyak sesendok es krim. Namun, tubuhnya sudah beradaptasi sejak kecil sehingga kemungkinannya hanya di bawah lima persen untuk gadis itu mengalami brain freeze.

"ini enak sekali!"

"Aku mendengarkan kata itu lebih dari sepuluh kali, Kakak."

"Awh, nggak perlu dingin seperti itu, Vanilla. Ayo, makan ini! Segar rasanya!"

Belum sempat Vanilla memprotes, Arisa sudah memasukkan sendok isi es krim itu ke mulut adik angkatnya.

Karena sang kakak yang memerhatikan dengan penuh harapan, Vanilla tak bisa menolak dan memutuskan untuk mengulum es krim tersebut.

"Bagaimana?"

"...terlalu dingin."

"Namanya sendiri es krim. Hahaha!"

Vanilla hanya menatap sang kakak dengan pandangan datar. Kepalanya masih belum bisa paham mengapa sang kakak angkat bisa kecanduan es krim seperti ini.

Sang adik mencoba es krim rasa lain yang dipesan oleh Arisa dan memakannya dengan pelan kali ini.

"..."

Sekali lagi, ia merasakan dengan betul rasa manis yang begitu dingin di mulutnya. Mungkin Arisa tak tahu. Namun, pandangan Vanilla sedikit melunak begitu ia merasakan bagaimana lezatnya es krim ini.

Kehidupan yang seperti ini tak pernah ia rasakan sebelumnya. Hari-hari di bendungan sebelumnya ibarat sebuah mimpi.

Vanilla bersyukur karena Arisa mau mengadopsinya sebagai adik angkat.

Es Krim Untuk BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang