Sebungkus Kacang

8 1 0
                                    

Beberapa hari ini aku dapat banyak pukulan keras yang buat aku terdiam berpikir dimana salahku.
Akhirnya aku sadar kalo selama ini aku terlalu banyak menginginkan sesuatu yang belum tentu bisa aku berikan pada orang lain.
Aku buntu beberapa saat, akhirnya aku teringat sebuah potongan lagu yang liriknya kurang lebih seperti ini "Jika senang jangan terlalu, jika sedih jangan terlalu".
Dari situ aku sadar nggak mungkin aku bisa punya kehidupan yang senang terus, kejadian yang bikin aku sedih juga bagian dari hidup. Bagian dari hidup yang ada supaya aku bisa lebih menghargai apa yang sudah aku punya dan tidak menangisi apa² saja yang sudah hilang.
Karna terkadang, saat kita senang kita lupa untuk bersyukur.

Tapi tetap, aku nggak bisa langsung aja berlapang dada menerima kejadian dalam waktu yang singkat itu. Aku tetap masih berpikir "Aku sudah berusaha berbuat baik, kenapa aku gak bisa dapat balasan yang baik?"
Satu, aku mulai lagi menginginkan apa yang belum tentu bisa aku berikan ke orang lain.
Akhirnya aku sadar bahwa yang terjadi hanyalah aku kurang bisa menerima dan mengikhlaskan apa saja yang sudah terjadi.

Selalu bergantung pada penilaian orang sudah menjadi keseharianku, berpura² senang untuk sesuatu yang nggak aku suka sudah jadi kebiasaanku. Dan sebelum tidur aku selalu menangis merasa karna merasa sendirian "Yah, ini terlalu alay karna mustahil aku benar² sendirian". Tapi memang itu yang aku rasakan, aku menangis, menangis, dan terus menangis.

Malamnya aku menangis lagi, dan ayahku pulang bekerja. Ia datang ke kamarku dan berkata "Ini kacang, itu di atas lemari"
Aku tidak heran dikarenakan ayahku memang terkadang membeli makanan sepulang ia bekerja. Namun makanan yang ia beli malam ini lebih sedikit dari biasanya, hanya kacang.

Akupun keluar mengambil kacang itu, memakan kacang itu yang sebenarnya tidak pernah aku sukai.
Disaat memakan kacang itu aku menyadari bahwa aku tidak sendirian, masih banyak yang peduli padaku. Aku hanya tidak menyadari. Lewat sebungkus kacang aku sadar kasih sayang orang tua tanpa pamrih selalu ada untukku.

Yah, kasih sayang orang tua hanya sebagian kecil yang bisa kita rasakan. Masih ada kasih sayang antar saudara, sahabat dan pasangan. Dan yang tidak pernah berkesudahan adalah kasih sayang dari Sang Pencipta.

Terkadang kita perlu mengalami hal² menyedihkan agar kita tahu bahwa Tuhan hadir lewat orang² di sekeliling kita.

Aku sekarang berusia 18 tahun, umur yang katanya merupakan peralihan dari remaja menuju dewasa. Bisa dibilang hidupku biasa saja, aku berkuliah, punya orang tua lengkap, punya saudara, punya teman bahkan aku punya pacar. Hehe.

Aku tipe orang yang cepat marah untuk hal sepele, cepat sedih untuk hal sepele, dan aku juga cepat senang karna hal sepele. Begitulah aku, hal² sepele bisa jadi luar biasa untukku.
Aku tipe orang yang jarang bisa berpikir positif. Mungkin itu sebabnya kejadian beberapa hari ini sangat berbekas untukku.

Tapi sekali lagi, lewat sebungkus kacang aku bisa tau, bahwa akan selalu ada orang yang bersamamu disaat² tersulitmu. Kalaupun kamu merasa tidak ada satupun, andalkanlah dirimu sendiri. Karna yang bersamamu sejak lahir yang bisa kamu minta tolong adalah dirimu.

Jangan lupa, serahkan semuanya pada Sang Pencipta karna ialah empunya yang ada di bumi.
Manusia hanya bisa merencanakan, tapi Tuhan menentukan.

Sekian.

Sendawar, 18 Juli 2021

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sebuah Kutipan SederhanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang