1.

30 3 0
                                    

Jeon Jungkook, pemuda yang sedang tersesat di hutan dengan pakaian tebal dan tas besar di punggungnya itu menangis, sudah setengah jam berlalu dan dirinya masih tidak menemukan keberadaan teman temannya yang awalnya memasuki hutan bersama. Sialnya, sinyal hingga saat ini masih hilang membuat Jungkook panik, tidak dapat menghubungi siapapun.

Jungkook berjalan tak tentu, tak tau harus kemana, hingga beberapa menit kemudian, ia menemukan sebuah rumah di tengah hutan. Langkah kaki nya terhenti di depan sebuah rumah yang tampak besar, rumah itu terlihat tua, di lihat dari halaman rumah yang di penuhi rumput ilalang, beberapa kaca jendela yang sudah pecah, dan tanaman liar tumbuh menjalar menutupi atap rumah.

Rumah itu tampak menyeramkan.

Namun hari menjelang malam, Jungkook juga tidak mungkin kembali menyelusuri hutan. Jungkook takut jika makhluk buas menjadikan dirinya santapan makan malam.

Mengumpulkan keberanian yang ada, Jungkook mengetuk pintu rumah tua itu dan membukanya pelan "P-permisi, a-aku izin masuk ya". Rumah itu cukup gelap, Jungkook sedikit terkejut saat lampu hidup secara tiba tiba dan berkedap kedip.

'Apa benar rumah ini berhantu?' 'Bunda, Jungkook takut'

Jungkook berusaha tidak ketakutan, lebih memilih masuk daripada makhluk buas benar benar memakannya.

Jungkook melepas sepatunya, meletakkan sepatu itu di samping pintu, melepas tas besar dari punggungnya dan ia letakkan di sebelah kanannya, setelah itu dirinya duduk bersandar di pojok ruangan, lalu Jungkook mengambil roti dari dalam tas besarnya dan memakannya.

Sesosok makhluk berwujud manusia yang sedari tadi memperhatikan Jungkook, mulai mendekat. Sosok itu melihat Jungkook sudah tertidur.

"Manis" gumam sosok itu, dan mulai menyentuh tubuh Jungkook, mengangkatnya perlahan agar Jungkook tidak terbangun, membawanya menuju kasur empuk dikamar milik sosok itu yang berada dilantai dua.

* * *

Tepat tengah malam, Jungkook terbangun, mengerjapkan matanya pelan, mulai memperhatikan sekelilingnya, rasanya seperti ada yang berbeda.

Jungkook menoleh kearah kiri, ada kehadiran seseorang disana, tampak menutup mata, rambutnya hitam gelap dan kulitnya pucat namun bibirnya berwarna merah darah.

'M-m-mmayaat!?' Batin Jungkook berteriak, dirinya segera bangkit dari kasur dan kembali dibuat terkejut ketika yang ia sebut mayat itu membuka matanya dan menatap Jungkook datar. Seketika tubuh Jungkook menjadi lemas, hampir jatuh namun dengan sigap mayat itu menahan tubuhnya. Jungkook menatap sebentar wajah mayat itu dan menjatuhkan tubuhnya pada dada bidang mayat tersebut, Jungkook pingsan.

* * *

Pagi hari, Jungkook kembali mengerjapkan matanya, melirik kesekitarnya, mayat itu hilang. Tak lagi berada di sampingnya

"Apa tadi mimpi?" Tanya Jungkook pada dirinya sendiri lalu membantahnya "tidak mungkin.."

Jungkook bangkit, mencari sosok mayat tadi, Jungkook tidak menemukannya, entah kenapa perasaan menjadi sedih, mencoba berani Jungkook memanggil "Om? Om mayat dimana?" "Om?"

Ditengah pencarian mencari om mayat , perut Jungkook berbunyi

"Sabar ya perut" gumam Jungkook, hendak berbalik Jungkook terkejut dengan kehadiran om mayat yang sedari tadi ia cari.

"AAA!" Kaget Jungkook "o-om mayat"

"Jangan panggil saya mayat" jawab om om itu, suaranya terdengar berat

"T-tapi, k-kulit om pucat"

"Tapi saya bukan mayat"

Jungkook terdiam 'apa om om ini manusia? terlihat pucat, oh mungkin om om itu sedang sakit'

Pertanyaan dari om om itu membuyarkan lamunan Jungkook "kamu laparkan? Ayo turun kebawah, kalau tidak salah, saya lihat di tas kamu ada roti"

"Eh? O-oh iya om" Jungkook mengikuti om om itu kebawah

:)

Bukannya lanjutin cerita :) malah buat cerita baru 😭🙏 ntaps .. ini dah di simpan beberapa bulan yang lalu(?) Sekarang tanganku gatel pengen publish 🙂

Terima kasih sudah membaca💙

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

E T E R N A L [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang