Doctor Romantic

Chap XVll - Grow of love

Jangan lupa Vote Komen dan Save ya Guys
..

🍁🍁🍁

Hari hari berlalu Elsa dan Dierk pun kini jarang bertemu karena perbedaan waktu, Dierk selalu pulang pagi dan bangun saat sore kemudian kembali ke rumah sakit, entah sepertinya Dierk sedang memiliki banyak tugas dan pasien di rumah sakit, karena itu juga mereka tidak memiliki banyak waktu untuk bertemu atau sekedar untuk makan bersama, terlebih saat ini elsa juha sudah mulai aktif kuliah online. Elsa banyak menghabiskan hari nya di dalam kamar.

Setelah hari itu Elsa jadi banyak mengurung diri di kamar, meski ia tak pernah memasang wajah murung di depan Dierk. Sebisa mungkin Elsa menutupi perasaan dan kesedihannya.

Hari ini adalah hari minggu, tak ada kegiatan apa pun yang bisa Elsa lakukan selain maraton menonton drama. Jujur saja, hal ini memang sangat menjenuhkan. tapi ia juga tidak memiliki pilihan, selain bersabar, tak banyak juga yang bisa Elsa keluhkan karena dierk pun jarang ia lihat.

Hatinya kian sedih saat mengingat kejadian waktu itu, ia sangat penasaran siapa wanita yang memeluk Dierk di rumah sakit.
Tapi ya, elsa masih harus berfikir seribu kali untuk menanyakan hal itu.

Ia tidak ingin merusak perjanjian mereka atau mengganggu privasi Dierk, meski secara sah dirinya bisa saja protes atau marah atau mengajukan keluhan pada dierk sebagai istri yang tidak suka suaminya di sentuh oleh gadis lain.

Pagi ini seperti biasa Elsa baru bangun dan kini ia terlihat sibuk menyiapkan sarapan, beberapa hari lalu elsa akhirnya memutuskan untuk membeli bahan makanan serta sayuran. Ia sudah bosan makan makanan junk food, karena sejak kecil elsa terbiasa makan masakan rumahan yang pelayannya buat di kastil keluarga Gulmando.

Sambil memasak Elsa pun tak lupa mengalunkan lagu lagu bts kesukaannya.

Di tengah itu tiba tiba gerakannya terhenti saat Elsa melihat sosok dierk yang baru saja kembali dari rumah sakit, wajahnya begitu lelah. Elsa mengerti mungkin banyak pasien yang Dierk tangani, terlebih saat ini sedang marak wabah. Pria itu hanya menatap Elsa sebentar sebelum akhirnya terjatuh lemas.

" Christoffer???" Panggil Elsa seraya berlari kearah Dierk.

" Christ badan mu panas sekali " ucap Elsa saat menyentuh dahi Dierk yang sudah terkulai lemas di pelukan Elsa.

" Jangan mendekati ku El, aku takut, aku terkena virus " ucap Dierk pelan seraya menatap wajah Elsa.

" Apa yang kau katakan, kau sedang demam mana bisa aku mengabaikan mu! Ayo, aku akan membawamu kekamar " ajak Elsa seraya memapah tubuh besar suaminya.

Dengan susah payah akhirnya mereka sampai di kamar Dierk, kemudian elsa merebahkan tubuh Dierk lalu menyelimuti pria itu dengan selimut tebal.

" Aku akan mengambil air dan kompresan, kau tidurlah "

Dengan cepat elsa memasukan batu es kedalam kantung untuk mengkompres Dierk, setelah selesai ia pun bergegas mencari pakaian di ruang ganti " mengapa lemari pria saja begitu besar !? " Erang Elsa sebal karena sudah dua kali membuka pintu namun tak kunjung melihat kaus.

" Nah ini dia!! " Ujar Elsa girang saat melihat setumpuk kaus polos beserta celana training panjang senada.

" Um Christ aku ganti pakaian mu " terang Elsa yang mulai membuka kancing kemeja dierk, tangannya bahkan merasa lembab saat menyentuh kulit dierk yang panas akibat demam tinggi.
Wajah elsa memerah saat ia melihat tubuh Dierk yang benar benar sexy dengan otot otot sispack terpampang di perutnya.

" Tahan dirimu Elsa!! Ingat dia sedang sakit " batin Elsa berusaha menahan diri. Kemudian ia pun cepat cepat memakaikan kaus serta celana dan kali ini elsa memilih memakaikannya tanpa membuka selimut.

Dengan sabar Elsa pun terus mengompres kening Dierk, berulang kali ia untuk memastikan suhu panasnya turun, dan setelah seharian akhirnya demam dierk pun mulai turun. pria itu juga kini tertidur dengan lelap di temani elsa di sampingnya yang akhirnya ikut tertidur karena lelah dan kantuk.

Elsa melupakan sarapan atau makanannya karena khawatir dan jujur saja untuk pertama kalinya Elsa merasa sangat cemas saat melihat seseorang sakit. Dahulu ia tidak peduli dengan kesehatan siapa pun termasuk orang tuanya, tapi kali ini Dierk merubah pandangan dinginnya, mungkin ini adalah kekuatan cinta namun sayangnya Elsa tak berani memikirkan perasaannya karena ia takut Dierk akan menjauhinya.

Malam pun tiba, elsa juga sudah bangun dan kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri, ya., seharian ini ia belum mandi, dan elsa tidak ingin saat dierk bangun nanti melihat dirinya yang masih bau dan berantakan karena tak mandi seharian.

Malam ini elsa memutuskan untuk berendam dengan air panas, tak lupa ia menambahkan sebotol ramuan Aroma terapi khusus untuk menyegarkan tubuh.

Sementara Dierk yang merasa kondisinya sudah membaik pun mencoba bangkit dan membuat kompresannya terjatuh. Seketika pria itu menghela nafas lega ia cukup salut dan bersyukur karena Elsa mau merawatnya dengan baik, mengingat bebetapa hari ini mereka jarang berkomunikasi. Dierk juga menyadari bahwa ada yang salah dari sikap Elsa, dan sayangnya ia tidak memiliki waktu untuk menanyakan apa yang tengah gadis itu alami.

Setelah selesai mandi elsa oun kembali turun untuk membuat makanan ia juga memasak sup ayam dengan jahe merah, yap makanan ini ia lihat di menu khas tiongkok, yang mana sup ini katanya sangat bagus untuk mengobati demam atau typus.

Dierk tampak mematung saat melihat Elsa yang masih berkutat dengan panci panci di dapur, seutas senyuman hangat terukir di wajah pucat Dierk saat melihat dapurnya kini terasa hidup. Entah, sudah berapa tahun ia tak pernah melihat rumahnya beraroma masakan.

" Kau sudah bangun? " Tanya Elsa seraya menghampiri Dierk dan memeriksa suhu tubuh pria itu dengan telapak tangannya.

" Haa, sudah tidak panas lagi " senyum elsa lega. Namun saat elsa hendak melepas tangan, dierk malah menahannya. Pria itu kini mulai menatap penuh tanda tanya pada Elsa.

" A- ada apa? Apa kau- masih merasa sakit? " Tanya elsa gugup.

Dierk hanya menggeleng pelan " tidak aku sudah baik baik saja berkatmu " balas Dierk sembari mengusapkan tangan kecil elsa ke pipinya.

" Terimakasih sudah mau merawatku Elsa" 

°°°°°°°