Mungkin kalian belum tahu, kalau sebenarnya dulu Langga itu sering jadi model video klip lagu dangdut era 70-an. Nggak cuma itu, dia juga sering tampil di iklan produk makanan atau minuman pada masanya. Dia terkenal, tapi sejak dia jadi direktur sekolah, reputasinya pudar meski nggak sepenuhnya. Beberapa stasiun televisi sering menyoroti kegiatan Langga. Kayak misalnya dia menyumbang dana untuk acara charity ke panti asuhan, atau dia yang 'hobi' mendirikan Gereja. Buat beberapa orang, kayaknya Langga ini spesial banget.
Maka, gue nggak kaget ketika beberapa reporter udah berbaris memenuhi pagar rumah, ingin bertanya alasan kenapa Langga menjadikan Surya sebagai anak angkatnya. Soalnya sejak tadi malam sosial media gue heboh dengan pertanyaan itu. Penggemar gue masih nggak yakin kalau gue itu baik-baik saja setelah kabar bunuh diri gue gempar dan menimbulkan kontroversi.
Ini yang gue benci. Kehidupan gue jadi sesak, kacau, dan pengap. Kali ini, penyebabnya jelas Surya Pradipta.
Gue sendiri nggak tahu alasan kenapa Surya bisa menggaet Langga dengan gampang atau sebaliknya, tapi yang gue pahami dari dulu bahwa Langga itu sahabat dekat Pradipta. Keduanya jadi teman yang saling dukung satu sama lain di sekolah, menghasilkan beberapa prestasi yang gemilang. Namun, sejak Pradipta menikah dengan Sonya—nyokap Surya yang berasal dari pelosok kampung—kehidupan Pradipta berubah drastis. Pria itu jadi melarat dan sulit mendapatkan pekerjaan. Bahkan sampai sekarang jadi buronan polisi, karena terakhir kali tertangkap telah mengedarkan narkoba ke kota terpencil. Cerita ini gue dapatkan dari Langga yang sering curhat tentang masa lalunya—meski nggak gue tanggapin—setiap makan malam.
Satu lagi, waktu TK, gue sama Surya juga dekat. Gue masih ingat, panggilan gue ke diri gue waktu ngobrol bareng dia itu 'Jeje' sedangkan dia sendiri menamai dengan sebutan 'Yaya'. Cowok itu sering main ke rumah gue, mengerjakan PR bareng gue, bahkan dia sering tinggal di sini beberapa hari cuma karena kedua orangtuanya udah kacau. Hubungan bokap sama nyokap Surya udah nggak sehat dari dulu. Mungkin, itu alasan Langga pada akhirnya mengangkat Surya sebagai anaknya.
"Mas Jay? Sini, makan dulu."
Bu Inah yang menawarkan gue makanan. Satu-satunya pembantu di rumah ini yang selalu jadi teman cerita. Sedang bapak-anak itu masih fokus dengan makanannya sendiri. Gue mendecak, lihatlah betapa nggak peduli mereka sama gue.
"Saya makan di sekolah aja, Bi."
"Heh, tapi Bibi udah bikinin telur dadar campur sosis kesukaannya Mas Jay loh... hayuk sini makan...."
"Duduk sekarang," ucap Langga mendadak dengan nada dingin. Matanya beralih menatap gue. "Hari ini saya yang antar kamu, karena saya ada kunjungan dari Dinas Pendidikan."
Setiap kali ada kunjungan, gue emang harus pergi bareng Langga. Tujuan Langga supaya gue selalu diingat oleh para petinggi yang hadir. Lantas, gue nggak bisa menolak.
"Oke." Gue akhirnya menyerah, memilih duduk di kursi yang kosong. Bukan karena perintah Langga, tapi karena makanan Bi Inah. "Itu di luar lagi pada demo, apa Papa nggak kepikiran buat ngasih penjelasan?"
"Itu bukan urusan kamu."
Gue terkekeh. "Baiklah, selamat makan, Tuan!" seru gue sambil melirik Surya yang sedang menyantap makanan dengan hikmat.
"Makan yang banyak, Sur. Kalau bisa habisin semuanya biar nggak mubazir."
Surya berhenti menyendok makanannya ke mulut, ganti menatap gue dengan ekspresi datar. Tapi, gue tahu, ada dendam yang belum terbalaskan di hatinya.
"Tenang aja, semuanya pasti habis dan nggak akan bersisa kok."
***
"Bening!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari Sebelum Pagi
Подростковая литература🔞(YOUNGADULT - ROMANCE) Jatuh cinta padamu adalah harap yang selama ini kudamba; berada di dasar hati; diselimuti oleh imajinasi liar yang semakin membara. Kita tahu, seharusnya kita saling mencinta dalam diam saja, tapi ternyata kita tak semudah...