🌵wancap🌵

3.6K 249 18
                                    

      Di malam yang larut, jarum jam yang terus berputar menunjukan pukul dua belas malam, tapi lampu di sebuah kamar yang berisikan dua  anak laki-laki itu masih menyala.

Mereka masih sibuk dengan aktivitasnya,satu anak lelaki sedang sibuk dengan buku warnanya, dan yang satu sedang serius mengerjakan tugas sekolahnya.

Lima menit berlalu dari pukul dua belas malam, akhirnya salah satu anak menyelesaikan aktivitasnya,menoleh ke kiri, lalu menepuk pundaknya.

"Echan hyung, ayo tidur! Nana sudah mengantuk," mengusak matanya yang sudah berair karena terus menguap.

"A-aawyo,"ujar yang lebih kecil sambil menarik lengan anak satunya.

"Nana, hyung masih membuat tugas,Nana tidur saja dulu, nanti hyung menyusul,ok,"balas anak lelaki itu dengan pelan dan gerakan tangannya, agar adiknya paham.

Dengan bibir yang mengerucut si bungsupun menuruti perintah hyungnya, anak lelaki yang dipanggil Nana itupun, menaiki kasur king size milik mereka,tapi tak kunjung membaringkan tubuhnya.

Sementara satu anak lagi dengan cepat-cepat menyelesaikan tugasnya, karena dia tahu, adiknya tidak akan tidur jika dia tidak kunjung naik ke tempat tidur.

Sepuluh menit berlalu, tugasnya sudah selesai, menengokan kepalanya untuk melihat sang adik.

Ya adiknya masih terduduk, tapi matanya sudah tertutup.

"Hais, bagaimana bisa, dia tertidur dalam ke adaan duduk seperti itu,"

Anak lelaki yang dipanggil Echan itu segera membereskan semua peralatan sekolahnya, salahnya ia tidak mengerjakan di awal, dan berakhir sampai larut seperti ini, jika Gegenya tahu hal ini, pasti akan di marahi.

Mengelus rambut adiknya, membaringkan tubuhnya dengan perlahan agar tidak terbangun,setelah dipastikan jika adiknya dalam posisi nyaman, Ia pun menarik selimut untuk menutupi tubuh kecil adiknya itu, dan Ia berbaring disampingi adiknya, sambil memeluk adiknya.
.
.
Pintu gerbang mansion besar itu terbuka, tak lama satu mobil masuk ke halaman mansion itu.

"Selamat malam tuan,"salah satu bodyguard disana menyapa tuannya yang baru kembali dari kerjanya.

Anggukan yang orang itu berikan sebagai jawaban dari sapaan itu.

Melangkahkan kaki panjangnya, memasuki mansion yang menjadi tempat istirahatnya sejak ia lahir.

"Sangat sibuk, sampai tidak bisa membalas pesan ku?"Ujar seorang pemuda.

"Ge,maaf tapi aku memang sangat sibuk, bahkan aku tidak memegang hp ku seharian,".

Orang yang dipanggil Gege itu, hanya menatapnya malas.

"Hari minggu kau harus libur,jangan pergi bekerja, aku tidak mau tau,kasian Nana, kita semua sibuk, hanya ada Haechan di rumah,"Pinta pemuda yang lebih tua.

"Tapi Ge, sedikit lagi proyek ku rampung,aku janji hanya sebentar ke kantor dan kembali sebelum mereka bangun,oke"sungguh Jeno sudah lelah sekarang, tapi lelaki mungil yang berstatus Gegenya ini menyambutnya dengan mendebatkan hari libur.

"Tidak dan itu mutlak!"setelah mengatakan itu,lelaki itu menaiki tangga menuju kamarnya.

"Park Renjun, memang menyebalkan, keras kepala, mau nya sendiri, aku kesana bukan buat main tapi bekerja, astaga!"Dengan rasa kesal Jeno terus menggerutu tapi tidak dengan suara keras, dia takut dengan Gegenya  itu.

Jenopun ikut menaiki tangga, tapi baru saja kakinya menapaki satu tangga, sebuah sandal mengenai kepalanya.

"Aku mendengarnya Park Jeno!"terdengar suara Gegenya tapi orangnya sudah tidak ada di atas mungkin sudah masuk kedalam kamarnya.

Sial, kepalanya berdenyut, pasti kepalanya memar.

Jeno melanjutkan langkahnya menaiki tangga, setelah sampai di lantai atas, Jeno berbelok memasuk kamar si kembar.

Melirik jam tangan yang ada di lengannya, menunjukan pukul dua belas tiga puluh menit.

Menghampiri ranjang king size yang ditiduri kedua adiknya,duduk di samping si bungsu, mengelus pucuk kepalanya.

"Sudah sepuluh tahun ya Na, Nana sudah besar ya, maaf hyung selalu sibuk, jadi kalian di rumah hanya berdua,"beralih menatap adik pertamanya.

Mengelus sayang pipinya.

"Haechan sudah jadi  hyung yang hebat, terimakasih sudah menjaga Nana, terimakasih sudah menjadi kuat," diakhiri dengan kecupan di kedua kening adiknya.

Menarik selimut, memakaikannya dengan benar, mengganti lampu, menjadi lampu tidur.

"Tidur nyenyak sayang, tapi jangan lupa bangun besok pagi, ada kami yang menunggu, i love you."

Menutup pintu kamar si kembar dan menuju kamarnya.

.
.
.
.
Ekhemm
Assalamualaikum guys
Enjoy for reading
Sorry kalo aneh atau ada typonya
Jngn lupa vote ya
Komen juga kalau mau di lanjut.
Pai salam Elway.

He's not same with Us!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang