°Gadis Brengsek° [34]

29 6 0
                                    

°••[Menyerah Atau Perjuangkan]••°

"Kamu harus datang juga dong untuk memberi semangat," kata Indria dari seberang telepon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu harus datang juga dong untuk memberi semangat," kata Indria dari seberang telepon.

"Ga mau," tegas Alisha.

"Alisha ayolah! Kamu harus hadir dong, lagi pula 'kan kita bertaruh, lho~" ucap Kirana yang juga turut serta dalam panggilan telepon tersebut.

"Itu 'kan kalian yang bertaruh, bukannya aku!" tegas Alisha sambil memasukkan brownis ke dalam mulutnya.

"Astaga … ni anak." Tanpa dilihat pun, Alisha tahu benar jika Indria menepuk jidatnya saat ini.

"Termsemrah kamliam ndeh. Pomkokmnya agmghu emngak ngingut," ucap Alisha dengan mulut yang di penuhi makanan.

Pagi menjelang. Sinar matahari mulai terbit menampakkan diri. Alisha mengerjapkan mata saat wajahnya di terpa sinar yang muncul malu-malu dari balik gorden. Posisi tidur yang sudah tak berbentuk menjadi keseharian untuk Alisha ketika baru bangkit dari alam mimpi.

"Mata-hari?" batin Alisha yang masih menatap datar langit-langit kamarnya.

"…."

"…."

"…."

"Sial gue telat."

"Akkhh, sial! Gerbangnya udah tutup lagi!" gerutu Alisha yang baru turun dari mobilnya.

"Nona, apa perlu kita pulang?"

"Gapapa Pak. Soal ini biar aku yang urus sendiri. Makasih sudah mengantar, ya," ucap Alisha tersenyum. "Juga, kalo bisa jangan kasih tau Papa Mama, ya?"

Sang supir pun mengangguk patuh. Dengan perasaan tidak enak, orang yang seumuran dengan bi Ijah tersebut berlalu dari tempat meninggalkan Alisha seorang diri.

"Wah~ rasanya jadi balik SD lagi nih," gumam Alisha ketika ia menghampiri dinding yang setinggi tiga meter tersebut.

"Nona BlueBeauty, boleh kami bantu?" suara seseorang menganggetkan Alisha. Gadis itu berbalik dan menatap dua orang pemuda yang sepertinya bukan dari satu sekolahnya.

Gadis Brengsek✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang